(Namakamu) mengerjap.Membiarkan biasan cahaya mentari menerobos masuk kedalam pupilnya.Ia melirik jam dinding sekilas.Dilihatnya jarum jam telah menunjuk pukul 10:56.
"Iqbaal pasti udah berangkat manggung.Emang ya cowok nggak punya otak."gumam (Namakamu).Ia kemudian menyibakkan selimut yang membungkus tubuhnya.Merubah posisinya yang sejak tadi berbaring menjadi duduk.Di raihnya sebuah foto yang terletak di meja dekat kasur.Terpampang foto Iqbaal disana.Ia menghembuskan nafasnya secara kasar.
"Gue awalnya emang sayang sama lo.Tapi lama-lama gue capek Baal.Gue capek ngadepin sikap keterlaluan lo,"tanpa sadar air mata (Namakamu) menetes dengan sendirinya,"Lo boleh benci gue.Lo boleh nggak ngakuin gue,tapi lo harus ngakuin anak ini Baal."lirih (Namakamu) seraya mengusap perut datarnya.
(Namakamu) meletakkan bingkai foto itu kembali ketempatnya.Lalu Ia mengusap kasar air matanya,"mulai hari ini,lo nggak bisa nyakitin gue lagi.Mulai hari ini gue bakalan mengakhiri semuanya.Iya Baal,gue mau mengakhiri semuanya."perlahan air matanya turun kembali,bahkan lebih deras.(Namakamu) menggeleng,lalu menyeka kembali air matanya,"gue nggak boleh nangis.Gue nggak boleh lemah.Kamu tenang sayang.Tanpa ada Papa pun,kamu akan bahagia sama Mama."
*
(Namakamu) menuruni satu-persatu anak tangga.Namun langkahnya terhenti manakala,sesuatu menarik perhatiannya.Dilihatnya tubuh Iqbaal bersandar pada dinding.Matanya terpejam,nafasnya teratur seperti orang yang tengah tertidur lelap.Rambut serta bajunya berantakan.(Namakamu) meringis melihat keadaan suaminya.Sebegitu tidak terimakah Iqbaal dengan kehamilannya?sampai-sampai Iqbaal terlihat sangat kacau seperti itu.
(Namakamu) melangkah mendekat.Tubuhnya ikut meringsut,mensejajarkan posisinya dengan Iqbaal.Tangannya terangkat hendak mengusap lebam pada pipi Iqbaal,bekas perkelahiannya dengan Aldi kemarin.Namun Ia segera menghentikan aktivitasnya.Ditatapnya wajah tenang Iqbaal sekejap.Lalu Ia bangkit dan menjauh dari posisi Iqbaal.Bagaimanapun keadaannya,Ia tak boleh lengah.Ia harus berhenti mencintai Iqbaal.Sebisa mungkin,Ia tak boleh terhasut untuk merelakan kebahagiaannya untuk orang sebiadab Iqbaal Dhiafakhri.
(Namakamu) mendudukan dirinya pada kursi makan.Ia menuangkan segelas air putih,lalu hendak meminumnya.Namun belum sempat air itu melewati tenggorokannya,isi perutnya seakan mendesak untuk keluar.Sesegera mungkin Ia berlari menuju Washtafle dapur.Ia ingin memuntahkan seluruh isi perutnya.Namun tak bisa,hanya cairan bening yang keluar dari mulutnya.Entah mengapa,tiba-tiba tubuhnya sangat lemas.Ia bertumpu pada kursi makan yang tadi sempat Ia duduki.Saat Ia melangkah,tiba-tiba tubuhnya terhuyung kebelakang.Ia hendak jatuh,beruntung seseorang telah lebih dulu menopang tubuhnya.Orang itu kemudian menuntunnya untuk duduk.
"Lo nggak papa?"
Ia menggeleng,tanpa sedikitpun menatap wajah Iqbaal.
"Kedokter yuk?"
Lagi-lagi Ia hanya menggeleng.
"Kenapa nggak mau?kita harus kedokter,kita harus tau seberapa jauh perkembangan anak kita."ucap Iqbaal lembut.
(Namakamu) tersenyum sinis.Ia rasa Indera pendengarannya masih normal,benarkah itu Iqbaal?benarkan seorang Iqbaal Dhiafakhri baru saja mengucapkan kata 'Anak Kita'?
"Nanti gue kedokter,SENDIRI."ucap (Namakamu) sinis seraya menekan kata SENDIRI.
"Maaf,"desis Iqbaal pelan.Namun (Namakamu) masih dapat mendengarnya.
Segampang itukah Iqbaal meminta maaf?
Tidak semudah itu Tuan Dhiafakhri."Lo nggak makan?inikan udah siang,lo mau makan apa?biar gue beliin."
"Gue udah makan."tatapan (Namakamu) masih lurus kedepan.Sama sekali tak ingin melihat wajah biadab Iqbaal.
"Kapan?kok gue nggak liat?"
'Emang lo pernah,secara sengaja ngeliatin gue makan?perhatiin makanan gue sehat apa enggak?pernah baal?'batin (Namakamu).
*
Entah mengapa,semenjak (Namakamu) memberitahukan perihal kehamilannya,sikap Iqbaal mendadak berubah.Iqbaal lebih lembut,Iqbaal tak pernah marah,tak pernah bersikap kasar meskipun (Namakamu) membantah ucapannya,tak pernah pulang larut malam,dan hal-hal lain yang sebelumnya tak pernah Iqbaal lakukan.Namun (Namakamu) tetap kokoh dengan pendiriannya.Ia tak boleh lengah.Ia harus bersikap seolah-olah tak ada lagi Iqbaal dihidupnya.
"(Nam),aku bawain es krim kesukaan kamu nih,"bahkan Iqbaal mengubah kosa katanya menjadi aku-kamu."Kamu makan ya.Biar anak kita sehat juga.Es krim kan banyak vitaminnya."
Nyatanya semua perlakuan Iqbaal hanya untuk darah daging yang tengah (Namakamu) kandung.Bukan sebagai bentuk rasa sayangnya pada (Namakamu),Istri SAH-nya.
(Namakamu) tak merespon.Ia hanya menggonta-ganti channel TV yang saat ini entah bagaimana.Hingga pada akhirnya Ia mematikan siaran TV nya.Lalu bangkit dan meninggalkan Iqbaal seorang diri.Iqbaal menatap punggung (Namakamu) yang ditelan anak tangga.Ditatapnya es krim yang sama sekali tak disentuh oleh istrinya.
"Salah kalo gue mau perbaiki semuanya?gue tau,nggak pantes gue dapet kata maaf dari lo.Tapi apa nggak ada kesempatan kedua buat gue?"desis Iqbaal menatap nanar es krim yang mulai mencair itu,"Seenggaknya,gue berusaha buat lebih baik (Nam).Untuk masalah rasa,harusnya lo tahu,kalo dari dulu gue emang udah naruh rasa lebih ke elo.Cuma bedanya,waktu itu perasaan gue setengah di elo,setengahnya lagi buat Zidny."Iqbaal memutar memory nya saat Ia dan (Namakamu) berada di Pantai(Kalo lupa,baca Part 12).Iqbaal bersungguh-sungguh mengucapkan kata cantik untuk (Namakamu).Namun tak disangka,Zidny tiba-tiba datang dan menghancurkan semuanya.Ia memeluk Iqbaal begitu erat seiring turunnya hujan."Tapi sekarang udah enggak (Nam).Hati gue udah sepenuhnya buat lo.Karena gue udah usir Zidny dari sana."
Air mata Iqbaal mengalir.Seorang Iqbaal Dhiafakhri menangis karena seorang perempuan.Perempuan yang teramat sangat baik,yang selalu Ia hancurkan.Yang pernah Ia sia-siakan.Apa mungkin Iqbaal akan benar-benar berubah,atau hanya karena efek janin yang Istrinya kandung?

KAMU SEDANG MEMBACA
My Idol Is My Husband
Romance[Selesai] Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan.Siapa yang tak mengenal pria ini.Tampan,mapan,pintar dan terkenal.Mungkin semua gadis memimpikan untuk memilikinya walau hanya sesaat. Tapi bagaimana jika ternyata pria ini telah memiliki pelabuhan terakhir.Tempa...