22.Baby

8.2K 540 7
                                    

Hari demi hari,minggu demi minggu,bahkan bulan telah lama berganti.Kini perut datar (Namakamu) telah membuncit.Bahkan gerakan bayi dalam perutnya sudah dapat Ia rasakan.Begitu pula dengan hubungan rumah tangganya.Kini Ia lebih akrab dengan Iqbaal.Secara tidak langsung,Ia telah melupakan semua yang pernah terjadi,meski masih ada sedikit luka disana.

"Duduk dulu yuk."ucap Iqbaal seraya menuntun (Namakamu) untuk duduk dibangku Taman.

Ini adalah hari minggu,hari dimana dia bisa menghabiskan waktunya bersama (Namakamu).Meski hanya sebatas lari pagi dan dilanjutkan menghabiskan waktu di Rumah karena usia kandungan (Namakamu) sudah memasuki usia delapan bulan.

(Namakamu) menghembuskan nafas lelahnya.

"Capek ya?"Iqbaal mengusap puncak kepala (Namakamu) lembut.

(Namakamu) mengangguk,"haus Baal."

"Yaudah bentar ya,aku beli minum dulu."

(Namakamu) tersenyum menatap tubuh Iqbaal yang semakin menjauh.Semenjak Aldi mengatakan bahwa Ia memilih mundur,hubungan Aldi dan Iqbaal mulai membaik.Bahkan Aldi telah memiliki tunangan,Caitlin namanya.

Waktu begitu cepat berlalu.Rasanya ingin sekali (Namakamu) terus seperti ini bersama Iqbaal.Namun sebulan lagi bayi dalam kandungannya akan lahir ke dunia.Ia sudah berjanji akan menceraikan Iqbaal saat anaknya lahir nanti.Terlebih lagi,selama ini Zidny masih sering menelfon Iqbaal.Meski Iqbaal tak pernah menggubris,namun Zidny masih sangat mencintai Iqbaal.Yang (Namakamu) takutkan hanyalah satu.Iqbaal laki-laki,dan laki-laki mudah digoda.Ia takut jika suatu saat nanti Iqbaal akan tergoda dengan Zidny.Gadis itu cantik,berkulit putih,pintar,dan pakaiannya pun terbuka.Ia takut Iqbaal akan berpaling pada Zidny dan berbuat kasar lagi.

Ia mengelus perut buncitnya.Belakangan ini bayinya sangatlah aktif.Hingga terkadang membuat perutnya sedikit sakit.

"Pulang aja yuk."ajak (Namakamu) saat Iqbaal masih berjalan beberapa centi dihadapannya.

"Loh katanya mau ke MiniMarket dulu?"ucap Iqbaal seraya menyodorkan sebotol air mineral yang sudah Ia buka tutupnya terlebih dahulu.

"Nggak jadi,maunya pulang aja."

Iqbaal tersenyum,"yaudah deh,yuk pulang yuk nyonya."

(Namakamu) memukul lengan Iqbaal,sehingga Iqbaal terkekeh.

*

(Namakamu) tak henti merengek dari selepas jogging.Ia meminta Iqbaal mengelus perutnya.Mencium perutnya.Menyanyikan lagu didepan perutnya.Bahkan menyuruh Iqbaal berbicara dengan bayi yang ada dalam perutnya.

"Iqbaal ayo dong bikin baby-nya diem.Perut aku nggak enak tau nggak,kamu enak nggak ngerasain.Shhh..sakit baal."

"Aku udah udah usaha sayang,tapi ya gimana lagi?"

"Aws,"Iqbaal meringis manakala (Namakamu) tiba-tiba menarik rambutnya.

"Baal..perut aku sa..aws..sakit."lirih (Namakamu).

"Hah!sakit?banget?kamu mau kebelakang kali,kan belum waktunya lahir (Nam)."

"Iqbaal bego!ini beneran!sakit baal."rengek (Namakamu).

*

"Kan aku bilang juga apa,belum waktunya dedek bayi buat lahir."

"Ish..tapikan sakit beneran.Lebih sakit daripada liatin kamu digodain Zidny tiap hari."

Iqbaal terkekeh,"kok jadi bawa-bawa dia sih?cemburu ya?"

"Fokus nyetir aja,nggak usah ngajak ribut."ucap (Namakamu) acuh.

Iqbaal kemudian terdiam.Matanya terfokus pada jalanan yang terbilang ramai namun lancar.Setelah dari Rumah Sakit,dan Dokter bilang bahwa (Namakamu) hanya mengalami kontraksi buatan,(Namakamu) jadi lebih sensitif.Hampir semua pembicaraan yang terjadi di dalam mobil,berakhir dengan sindiran (Namakamu) tentang Zidny.

"Aws"lirih (Namakamu).

"Kenapa?kontraksi lagi?"

(Namakamu) menggeleng,"nggak kok,cuma ditendang aja."

Iqbaal mengusap perut (Namakamu),"anak ayah jangan nakal ya,kasian bundanya."

"Iya ayah."jawab (Namakamu) seolah-olah bayi dalam rahimnya yang menjawab ucapan Iqbaal.

My Idol Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang