Epilog

9.7K 498 31
                                        

Iqbaal tersenyum haru.Gadis yang telah menjadi seorang wanita itu sangat cantik.Senyumnya,tatapannya,caranya berjalan,semuanya sama.

Liontin itu.Liontin berbentuk hati yang hendak Iqbaal berikan saat anniversarry pernikahan pertamanya dengan (Namakamu),kini menggantung indah dilehernya.

Wanita dengan senyum manis itu menghampiri Iqbaal.Memeluknya dengan sangat erat.Air mata wanita itu pecah.Pelukannya semakin erat.Iqbaal dengan sejuta cara menahan rasa sakitnya.Air mata bahagia sekaligus sedih menggenang dipelupuk mata.Namun sebisa mungkin Ia menahan air mata itu agar tak lolos.

"Tuhan selalu punya cara untuk membuat hambanya bahagia.Kamu adalah salah satu orang spesial,yang Tuhan pilih untuk merasa disayangi dengan cara yang berbeda."ucap Iqbaal.

Tangan yang tak sekekar dulu mengelus punggung wanita itu."Bunda menyayangi kamu dengan caranya sendiri.Bukan dengan kamu lihat,tapi dengan kamu rasakan."Air mata itu lolos.Pertahanan Iqbaal gagal.Rasanya sangat sakit mengingat kepergian Istrinya.Kepergian yang selama ini tak pernah Ia sadari.Malam itu,setelah kejadian mobil mogok saat hujan.Mereka masih tertawa.Sesekali (Namakamu) menyuapi Iqbaal siomay yang kebetulan lewat.Namun setelah itu berlalu,Tuhan punya jalan lain.Tuhan punya cerita yang lebih indah.(Namakamu) pergi,meninggalkan Iqbaal dan putri kecilnya bukan karena perceraian.Tapi,karena (Namakamu) harus pulang.Pulang ketempat yang tak pernah bisa Iqbaal datangi untuk saat itu.Kemanapun (Namakamu) pergi di Dunia ini,Iqbaal bisa temui.Namun saat itu,Iqbaal tak bisa.

Dokter bilang,(Namakamu) mengalami pendarahan parah usai melahirkan.Belum sempat Ia bertemu putri kecilnya,Ia sudah pergi.Saat itu pula,putri kecilnya menangis dalam gendongan Iqbaal.

Iqbaal merenggangkan pelukannya."Jangan nangis,"Iqbaal mengusap air mata putrinya,"Bunda nggak pernah suka liat kamu nangis.Kamu tau,kenapa dulu Ayah kasih nama kamu Bintang?"

Wanita itu menggeleng,"Karena Bunda yang minta."

Aku mau kamu kasih nama dia Bintang.Karena aku mau,anak kita sekuat Bintang.Nggak peduli dia sendirian atau rame-rame,dia tetap bersinar.Dia tetap jadi pusat bahagia bagi semua manusia.

Iqbaal tersenyum.Kata-kata itu tiba-tiba terlintas dalam benaknya.Saat dimana (Namakamu) benar-benar membuatnya bingung.Saat dimana Ia merasa takut untuk kehilangan (Namakamu).Namun pada akhirnya,ketakutannya terwujud.(Namakamu) benar-benar pergi.

Lagi-lagi Iqbaal tersenyum.Gadis kecilnya telah dewasa.Gadis kecil yang dulu selalu merengek meminta Ice Cream.Sama persis dengan (Namakamu) yang sangat menyukai Ice Cream.Terutama rasa coklat.

"Kok nggak dimakan?nggak suka ya?apa mau pesen lagi aja?"

(Namakamu) menggeleng.Ia malah menatap brownies itu datar.

"Kenapa sih sayang?"Iqbaal memegang kedua pipi (Namakamu).

"Aku suka coklatnya,tapi aku nggak suka keju."

Iqbaal terkekeh.Ia kemudian mengambil piring (Namakamu),lalu mengambil bagian kejunya yang terletak dibagian atas.Lalu Ia melakukan hal yang sama pada browniesnya.

"Nih,kamu makan yang coklat,yang ada kejunya buat aku."

"Makasih."

Iqbaal tersenyum,"jadi,kalo kita makan brownies rasa coklat keju lagi,aku akan makan kejunya,kamu coklatnya.Itu artinya,aku sama kamu itu saling melengkapi.Apa yang nggak kamu suka,nggak akan bikin kamu susah.Aku akan berusaha buat ngilangin rasa nggak suka kamu sama sesuatu dari hadapan kamu.Karena,aku mau jadi pelengkap dihidup kamu mulai sekarang,besok,dan selamanya."

Lagi-lagi pertahanan Iqbaal runtuh.Air matanya kembali menetes.Namun sesegera mungkin Ia mengusapnya.Kemarin,sebelum Akad Nikah,seorang pengantar kue membawa beberapa kotak kue.Namun,gadis itu merengek tak jelas karena restaurant penjual kue itu mengirim kue yang salah.Brownies yang Ia pesan seharusnya bertopping coklat,namun restaurant tersebut memberi sedikit variasi keju.

Iqbaal mengambil bagian atas brownies tersebut.Memakan bagian bertopping keju.Lalu ditatapnya bagian bawah yang masih utuh.

"Haha,kalo gini,yang mau makan bagian coklatnya siapa?aku harus jadi pelengkap buat hidup siapa?hati aku cuma satu,separuhnya udah ada dikamu,dan sekarang,kamu tega biarin aku hidup dengan hati yang nggak utuh."

Iqbaal menaruh browniesnya diatas meja.Mendongakkan kepalanya keatas,agar air matanya tidak tumpah lagi.

Iqbaal tersentak.Sebuah tangan melingkar dipinggangnya.Ia berbalik.

"Bella."

"Are you okay?"

Iqbaal tersenyum,"Vio mana?"

Seorang gadis kecil berjalan sembari memainkan gaun panjangnya.Gaun pink yang memiliki ekor menjuntai kelantai membuat gadis itu terlihat sangat lucu.

"Mama"rengek gadis itu sangat lucu.

Bella kemudian menggendongnya,lalu gadis itu memeluk leher Bella.

"Anak ayah dari mana?"

Ayah?
Ya!
Vionna Putri Dhiafakhri,gadis kecil berumur 5 Tahun itu adalah buah Cinta Iqbaal dan Bella.Setelah Bintang berusia 12 Tahun,Iqbaal memutuskan untuk pergi ke New York.Ia melanjutkan S3 disana.Dan disana pula,Iqbaal bertemu dengan Bella kembali.

Vio,gadis kecil itu merengek tak jelas.Mungkin Ia lelah,karena biasanya ini adalah waktunya untuk tidur siang.

"Vio mau brownies sayang?"

Vio menggeleng."Terus maunya apa dong?"tanya Bella.

Vio malah menenggelamkan kepalanya di dada Bella.

"Kayaknya Vio ngantuk deh,aku tidurin di belakang dulu ya."

"Vio kenapa?"Bintang tiba-tiba muncul dihadapan Iqbaal.

"Biasa,mau bobok dia."

Bintang manggut-manggut,"eh ini punya Ayah?"

"Iya,tadi ayah mau kasih Vio,tapi malah ngantuk dia."

"Ih ayah kok dikasih Vio,Bintang kan juga mau.Lagian yang suka coklat kan Bintang bukan Vio."

"Kamu tuh ya,udah gede masih cemburuan sama adeknya.Nggak boleh gitu ah."

"Hehe..tapi beneran Bintang mau browniesnya Ayah."

"Yaudah deh buat kamu aja,sana makan."

"Nggak mau.Maunya di suapin sama Ayah."

"Duh anak ayah masih manja ya ternyata.Sini-sini,buka mulutnya..aaaa"

Bintang memakan suapan dari Iqbaal.Kemudian mereka sama-sama tertawa.

Takut kehilanganmu adalah bencana terbesar yang pernah ada.Tapi benar-benar kehilanganmu tak lantas membuatku berhenti melanjutkan hidup.Kamu memang pergi,tapi percayalah,separuh hatiku ada dalam hatimu,dan separuh hatimu masih kusimpan rapih.Tak ingin kumembukanya.Karena aku tak mau hati itu hilang.Kehilanganmu bukan berarti harus melupakanmu.Cukup mengenang apa yang pernah terjadi,dan berusaha melanjutkan hidup,tanpa ada hadirmu.Mungkin tak seindah dulu,tapi untuk jadi indah,adalah kewajibanku,sebagai tanda bahwa aku masih mencintaimu.Tak peduli walau raga dan jiwamu telah pergi.Aku tetap mencintaimu-Iqbaal.

Aku mencintaimu.Teramat sangat mencintaimu.Namun,mencintai tak harus selalu bersama kan?maafkan aku yang harus pergi.Tuhan punya alasan mengapa aku harus pergi.Mungkin dengan kepergianku,dapat membuat kamu lebih baik.Kuharap begitu.-(Namakamu).

Bunda,
Terimakasih telah berkorban untukku.Teramat sangat ingin kupeluk Bunda,tapi aku tak bisa.Tapi aku percaya,Bunda selalu ada dalam setiap langkahku.Aku memang tak melihatnya,tapi aku dapat merasakannya.I Love You Bunda-Bintang (Namakamu) Dhiafakhri.

Aku tau,hadirku dalam hidupnya tak membuat semua kembali sempurna.Tapi setidaknya,kamu dapat sedikit merasa lebih baik.Terimakasih (Namakamu),telah membuat Iqbaal lebih baik.Dia sudah menceritakan semuanya.Dan apa kau tau?dia menuruti ucapanmu,dia tak lagi sekasar dulu.Bahkan sekedar membentakpun,aku tak pernah lagi melihatnya.Kau benar (Namakamu),Tuhan selalu punya alasan kenapa harus ada yang pergi.Terkadang,seseorang menjadi lebih baik karena kepergian orang yang Ia sayangi.-Bella.

SELESAI

My Idol Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang