Sial,
Joyana segera mengambil slingbag nya dan keluar dari cafe dengan wajah mengeras. Dia tidak mempedulikan panggilan Taeyong. Tujuannya hanya satu yaitu sekolah Leoni.
Guru kelasnya menghubunginya dan bertanya kenapa dirinya tidak datang. Joyana hanya bisa meminta maaf. Dia merutuki dirinya sendiri karena terlalu percaya pada Sehun. Pria itu bahkan tidak mengangkat telepon darinya.
"Leoni? "
Joyana mengerutkan dahinya saat melihat gadis kecil berjongkok di luar pintu kelas sembari menunduk. Joyana berlari menghampirinya dan membelai rambutnya.
"Maaf aku lupa. "
Leoni mendongakkan kepalanya dan menggeleng, "Bukan salah mama. Aku tau papa yang tidak mengijinkan mama untuk datang. "
"He said he would come for you."
"Tapi dia mengingkarinya. "
Joyana terdiam, dia memilih menarik lengan Leoni dan mengajaknya untuk duduk di dalam kelas.
Ada wali kelasnya yang masih menunggu kedatangan Joyana. Mereka membicarakan hal penting biasanya, mengenai perkembangan Leoni dan lain sebagainya. Sesekali Joyana melirik ke arah Leoni yang tidak jauh darinya.
Setelah selesai dia mengajak Leoni untuk pergi. Dia membawa Leoni ke cafe terdekat dan menyuruhnya untuk memesan makanan. Ini sudah waktunya jam makan siang.
"Kamu menunggu lama tadi? "
Leoni mengendikkan bahunya, "Hanya empat jam, not too long. "
"I am sorry."
"Kenapa harus mama yang minta maaf? "
"Karena mengecewakanmu? "
Leoni menggeleng, "I have never been disappointed in you,ma." Leoni meminum jus yang dipesannya dan menatap Joyana dalam, "Apa kalian akan berpisah nantinya? "
Joyana tau ke arah mana pembicaraan Leoni kali ini. Leoni berbeda, dia terlalu bersikap dewasa yang harusnya tidak perlu jika mengingat umurnya. Sepuluh tahun, dan dia sudah bersikap seperti ini.
"Ya, kami akan berpisah setelah mama asli kamu kembali. "
"I don't want it."
Joyana mengerutkan dahinya bingung, "Kenapa? "
"Dia bukan orang yang harus aku inginkan sekarang."
"Papamu tidak akan menyukai ini Leoni."
"Aku tidak peduli. "
Setelah diam. Joyana memilih diam dan hanya bisa memikirkan banyak kemungkinan kenapa Leoni tidak menginginkan Irene padahal papanya sendiri sangat menginginkan dia kembali padanya.
Joyana menolehkan kepalanya saat mendengar suara denting pintu dan saat itu juga rasanya Joyana ingin menghantam kepala Sehun. Pria itu duduk tidak jauh darinya dengan seorang perempuan yang tidak dikenalnya.
"Tante Nayeon, kekasih papa. "
Joyana segera menatap lamat Leoni, "Bagaimana kamu tau? "
Leoni mengendikkan bahunya, "Dia beberapa kali datang ke rumah before marrying mama."
"Dan mereka masih berhubungan? "
"Aku tidak tau ma. "
Joyana tidak mengerti, sangat tidak mengerti. Jika memang Sehun sudah memiliki kekasih, kenapa dia harus menikah dengannya? Dia bisa menikah dengan kekasihnya itu hanya untuk mendapatkan Irene.
Ting~
Taeyong : Segera kembali atau aku sendiri yang harus menyeretmu kesini?
Joyana : Aku akan kembali, tunggu sebentar.
Joyana menyimpan handphone nya dan menatap Leoni, "Kita harus pulang. Mama harus bekerja sekarang. "
Leoni mengangguk. Dia beranjak dan menggenggam tangan Joyana erat. Selama mereka berjalan menuju pintu cafe, tak ada seorangpun diantara keduanya menoleh ke arah Sehun.
Joyana mengantarkan Leoni terlebih dahulu sebelum pergi menuju cafe.
"Ma? "
"Hmm? "
"Don't go again!"
Joyana mengernyitkan dahinya bingung, "I never left you.."
"..."
"..."
"But you did! "
KAMU SEDANG MEMBACA
FINE
Romance"Jangan mencintai kalo takut sakit hati. Pernah denger kalimat itu kan? tidak masalah kalo lu sakit hati, karena yakinlah nanti juga lu bakal nemuin obat buat sakitnya. " -Joy