"Park Joy"
Joy menoleh pada asal suara dan tersenyum sumringah melihat Wendy yang berjalan cepat ke arahnya. Sedangkan Wendy dengan wajah bule nya terlihat sok angkuh kali ini, ntah apa yang terjadi padanya sehingga bersikap seperti princess menyebalkan yang mendapatkan hadiah tiket liburan dengan paket hot guy.
"Lu tau gak gua dapet apaan pagi ini? "
"Tiket liburan gratis? Hot guy?"
Wendy menggeleng dengan senyum seringainya yang kadang menyebalkan. Joy hanya meringis mendapati sahabatnya yang bertingkah aneh.
"Duduk dulu wen, lu mau bediri sampe gua bisa jawab pertanyaan lu yang menurut gua gak berfaedah itu? "
"Eh iya ya"
Wendy memundurkan kursi di depan joy, dan duduk dengan manis sembari menautkan jari jemarinya. Mencoba memperlihatkan apa yang harus diketahui joy sebentar lagi.
Joy meminum soda gembira di depannya dengan nikmat, tidak dipedulikannya wendy yang menatapnya dengan menunggu. Tunggu, bukannya joy yang menunggu wendy berbicara?
"Wen, cerita gih. Lu kenapa dah jadi cewe najisun gini. "
"Mulut lu itu kalo gak di filter gitu banget yak. Gua itu mau ngasik surprise buat lu. "
Joy menyingkirkan minuman di depannya dengan anggukan patuh. Pertama karena mendengar kata surprise, di depannya hanya terlihat hal yang menyenangkan. Dan itu lah yang ditunggu. Setelah beberapa Bulan yang dihadapinya hanya si kampret sehun.
"Surprise? Apa, apa yang gua dapet? "
Wendy tersenyum dan meletakkan tangan kirinya di depan joy, masih di atas meja. Dan joy tetap menunggu. Joy benar-benar tidak paham atau otaknya yang ketinggalan, wendy jadi gemas sendiri.
"Lihat tangan kiri gua joy! "
"Apa hubungannya tangan kiri ama surprisenya bego. "
Wendy menatap nanar joy. Bisakah ia menendang joy sekarang atau kalau bisa ingin membunuhnya sekarang juga. Tidak, tidak, itu bisa berakibat ke masa depannya. Dimana dia akan menjadi tersangka dan namanya dimuat di surat kabar dengan judul CALON IPAR MEMBUNUH CALON IPARNYA KARENA SEPERTIGA OTAKNYA YANG KETINGGALAN MEMBUATNYA MENJADI OON TIBA-TIBA.
Wendy meringis.
"Gua dilamar joy. "
"Serius lu? Itu laki matanya gak picek kan ampe rela lamar lu? Atau jangan-jangan lu pake pelet ya? "
Wendy menggeplak kepala joy dengan keras. Tidak dipedulikannya tatapan para pengunjung kantin yang menatapnya karena suara geplakan dan teriakan joy yang keras.
"Sapa sih yang lamar lu? "
Joy mengusap kepalanya dengan sayang, dan meringis menahan malu karena sudah jadi tontonan di kantin kantor. Tepatnya kantor dimana wendy bekerja dan tentu saja kantor si kampret sehun. Jangan bertanya bagaimana joy bisa berada disini, tanyakan saja pada wendy yang meneror nya.
"Abang lu. Hehehe.... "
"Serius si ceye lamar lu? "
Wendy mengangguk sedangkan joy menggeleng frustasi. Ini memang surprise, tapi bukan seperti ini surprise yg diinginkannya.
"Napa dah lu? "
"Abang gua itu tipenya kutilang, kurus tinggi langsing. Lah elu jauh dari kutilang, bantet gini. "
"Park joy, mulut lu itu ya, astaga..... "
Joy hanya nyengir dan memilih menandaskan soda gembiranya lalu berlari pergi meninggalkan wendy yang mengumpatnya dengan kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
FINE
Romance"Jangan mencintai kalo takut sakit hati. Pernah denger kalimat itu kan? tidak masalah kalo lu sakit hati, karena yakinlah nanti juga lu bakal nemuin obat buat sakitnya. " -Joy