"Park joy, darimana? Bukannya sudah kita sepakat untuk jam malammu? "
Nah kan, pasti perjanjian lagi. Berasa anak SMA ada jam malam.
Sehun menatap joy dari tangga, mendapati joy yang pulang malam membuatnya mengeraskan rahangnya. Lagi. Dia tidak suka joy pulang larut malam.
Ntah keberapa kalinya sehun melakukannya. Dan ini selalu karena joy.
"Gua abis beli cemilan di indomart, terus ambil kendaraan dulu di alfamart. "
Yah joy salah parkir tadi, ini karena taehyung yang menelponnya ketika menyetir tadi. Memborbardirnya dengan pertanyaan kenapa meninggalkannya ketika pernikahan kemaren, kenapa ganti nomor, kenapa gak bisa dihubungi dan lainnya yang diawali dengan kenapa.
Sehun yang mendengar ucapan joy, sedikit tersenyum. Tapi joy tidak melihatnya karena jarak mereka yang jauh.
"Park joy, bukannya kita sepakat untuk tidak menggunakan panggilan itu? "
Sehun berjalan ke arah joy. Sedangkan joy hanya mengedikkan bahu dan memilih pergi ke arah dapur. Mengambil minuman di kulkas. Dia haus.
Dihhh.... Bodo amat sama itu perjanjian. Ini hidup gua juga.
Sehun yang melihat joy pergi dari hadapannya, memilih mengikuti gadis itu yang menuju dapur.
Sehun mengambil alih minuman botol yang dipegang joy, membukanya dan menyodorkannya pada joy kembali.
"Gua gak bisa, ini hidup gua. Lu gak bisa nyetir hidup gua lagi. Gua tau, gua istri lu yang harus ngikutin apa kata lu. Tapi kalau suaminya aja gak ngehargain istrinya, ya gua jalani sendiri. "
Joy menatap sehun angkuh setelah mengucapkan kalimat itu. Joy yang kalem udah ilang, joy yang di depannya sekarang adalah joy yang dulu.
"Apa yang sudah kamu lakukan sampai aku harus menghargaimu? "
Joy yang mendengarnya mulai meradang. Ingin sekali dia melemparkan botol minuman yang dipegangnya. Membuat sehun gegar otak juga dia tidak peduli.
"Heh lu amnesia apa gak sih? Gak inget kalo gua udah ngelakuin apa yang tertulis di perjanjian sialan itu?"
Sehun mengambil tangan joy dan menariknya ke arah tangga. Joy berusaha melepas cekalan tangan sehun. Tapi sehun tidak peduli dengan joy yang sudah meronta.
Brakkk...
Sehun menutup pintu kamarnya keras, menguncinya dan mendorong joy ke kasur.
Gila, ini kasur empuk banget.
Joy segera menggelengkan kepalanya, mengenyahkan pemikiran absurd tadi. Dan menyumpah serapah pada otaknya yang kadang tidak berjalan normal. Halah dikira kaki kali jalan.
"Ngapain lo? "
Sehun duduk di samping joy tanpa menatapnya. Menyatukan ke dua jemarinya diantara pahanya.
"Siapa yang mengatakan kalau aku akan menikah lagi? "
Sehun menghadap ke joy, menatap tajam mata hazel itu.
Bisa tidak sih, gak usah liatin gitu. Serem tau.
"Ya sekretaris lu tuh, nyebarin info. "
Sehun hanya diam. Sedangkan joy udah kesel karena sehun yang diam. Joy berusaha duduk karena daritadi terkapar tidak elit di kasur sehun.
Sehun yang melihatnya, membantu menarik tangan joy.
"Lu beneran butuh rukiyah deh, sifat lu labil banget. Dulu kacangin gua, dingin banget macem kulkas. Lah sekarang perhatian ke gua. "
Sehun yang mendengar kalimat joy terkekeh kecil, dan joy hanya melongo melihatnya. Ini pertama kalinya sehun melakukannya tapat dihadapannya.
"Lu beneran kesambet ya? Serem tau gak?! "
"Aku tidak akan menikah dengan siapapun lagi. "
Deg
Joy merasa ada yang aneh dengan sehun sekarang. Matanya yang menatapnya tajam tapi tidak seperti biasanya, dan kalimatnya barusan.
"Lalu, kenapa itu cewek kurang bahan ngaku-ngaku? "
Sehun menggeleng karena memang dia tidak tau gosip antara bawahannya. Yang dia tau, dia harus mengurus perusahaannya dan seseorang.
"Nah kan, gak peka sih lu jadi atasan. Digosipin bawahan malah taunya dari gua. "
"Bisa gak, gak usah panggil itu? "
Joy menggeleng. Dia bukan joy yang nurut kayak dulu. Sadar atau tidak, ini pertama kalinya mereka berbicara dengan joy yang cerewet dan sehun yang mulai menanggapinya.
"Dan kenapa lu bawa gua ke sini? "
Joy mengedarkan matanya, menatap kamar sehun lagi. Ini kedua kalinya dia kesini.
"Agar terbiasa. "
Nah kan, sehun mulai....
KAMU SEDANG MEMBACA
FINE
Romance"Jangan mencintai kalo takut sakit hati. Pernah denger kalimat itu kan? tidak masalah kalo lu sakit hati, karena yakinlah nanti juga lu bakal nemuin obat buat sakitnya. " -Joy