"Gimana nih? "
Joy berjalan mondar mandir di halaman belakang rumah, sembari menggigit jari jemarinya. Sesekalinya matanya menatap jina yang sibuk dengan tugas sekolahnya. Yah joy menemani jina.
"Gua harus gimana? Lebih susah daripada makan mie pake sumpit. Karena gua bisa pake garpu. Lah ini gua harus gimana?
Joy diam sebentar memikirkan ide-ide gilanya. Tapi kemudian menggeleng karena idenya yang menurut dia cemerlang malah terkesan bego kalau misal dia cerita ke wendy atau irene.
"Dia datang. "
"Siapa yang datang? "
Joy terlonjak kaget ketika sehun sudah berdiri dibelakang nya, tangan kirinya menarik dasi yang seakan mencekik lehernya itu.
"Itu, kak chan mau ngajak keluar bentar lagi. Jadi, kan chan yang dateng. "
Sehun mengernyit, tidak yakin dengan ucapan joy yang menurutnya tiba-tiba jadi sedikit sopan. Tapi dia hanya mengangguk seakan paham.
Sehun melangkah mendekati joy, dan secepat kilat dia mengecup bibir joy. Jangan tanyakan bagaimana keadaan joy sekarang, karena dia seperti patung Batu.
Sehun hanya tersenyum sekilas dan memilih menatap jina yang sibuk mengerjakan tugas.
"Joy, jina, pangeran datang..... "
Sehun yang mendengar teriakan chanyeol segera menoleh ke belakang. Dan dia menatap joy tajam, meminta penjelasan kenapa chanyeol membawa seungjae juga.
Joy hanya meringis mendapati tatapan sehun. Dan joy menggeleng, karena dia memang tidak tau, kenapa kakaknya membawa sungjae juga.
"Eh hun, tumben udah pulang. Biasanya juga nanti. "
"Pekerjaanku sudah selesai. "
Chanyeol mengangguk dan melirik joy yang hanya diam. Merasa ditatap sama chanyeol, joy segera menegakkan kepalanya yang sedari tadi hanya menunduk.
"Gua ngajak jina dulu. Lu lesehan aja dulu bang, jangan duduk di kursi! "
Joy segera berlalu sebelum mendapati dampratan maut dari chanyeol dan memutuskan persaudaraan, karena joy merasa dirugikan jika itu terjadi, joy tidak akan mendapatkan tiket jalan-jalan gratis ke luar negeri. Dan itu musibah.
"Mau kemana? "
"Makan malam. "
"Dengan manusia ikan itu? "
Sehun menunjuk sungjae yang tengah mengikuti mulut ikan, mirip ikan koi yang lagi nafas, monyong-monyong menggemaskan tapi menjijikkan bagi sehun.
Chanyeol tertawa melihat tingkah sungjae yang kadang kelewat batas. Tapi dia malah lebih suka yang begitu, daripada harus berhadapan dengan sehun yang kerjaannya begitu-begitu aja.
"Seenggaknya dia pernah bikin joy bahagia. "
Sehun hanya diam karena memang yang dikatakan chanyeol ada benarnya. Toh dia tidak bisa menampik dan berkelakar bahwa dia akan membahagian joy nanti. Dia tidak ingin memberi janji apapun.
"Hun, kita mau pergi. Lu mau gabung gak? "
Joy mencoba menawari sehun untuk bergabung dengan mereka. Tidak mungkin kan dia langsung pergi tanpa pamitan. Dia seorang istri dan suaminya ada di depannya. Tidak ingin di cap sebagai istri durhaka. Tapi tunggu, sejak kapan joy jadi begini?
"Aku ikut."
***
Chanyeol memarkirkan mobilnya tepat di depan McDonald's, jangan berharap chanyeol akan mentraktir kalian ke restoran mewah yang sudah di reservasi. Karena menurut dia, menghamburkan uang tidak baik bagi dompet.
"Mau mesen apa? "
"Triple cheersburger "
Sehun yang mendengar jawaban joy hanya menatapnya sebentar lalu menggeleng. Karena tanpa melihat menu, dia sudah semangat mengatakan pesanannya.
"Baby, minumnya? "
"Cola"
Sungjae mengangguk dan memberitahukan pesanan joy pada pelayan, setelah semua pesanan di catat barulah si pelayan meninggalkan mereka.
Jina sedari tadi hanya diam dan sibuk melihat ayahnya yang diam juga, tapi matanya menatap joy. Jina menggeleng dan menopang pipinya dengan telapak tangan, lalu berucap pelan. "Papa seperti bocah yang lagi liat permen kapas. "
Joy sebenarnya cukup sadar dengan tatapan sehun tapi dia tidak ingin menoleh dan membalas tatapan sehun. Pertama, karena ciuman panas mereka di kantor. Dan kedua, karena seulgi. Ya, mantan istrinya itu sudah kembali.
"Kamu kenapa? Sakit? "
Sungjae mengecek dahi joy dengan telapak tangannya. Sedangkan sehun mendengus kesal.
"Tidak panas. "
"Karena gua emang gak sakit. "
"Lalu kenapa diam? Si goa lagi kebanjiran?"
Jangan tanya kenapa sungjae bertanya seperti itu, karena joy lah yang mengajarkan kata absurd itu.
"Enggak. Jadwal gua mentruasi kan bukan sekarang. Lu lupa ya? "
Sehun yang mendengarnya semakin menggeram kesal karena sungjae lebih tau banyak tentang joy.
"Kali aja lu telat. "
"Bahas masalah telat, irene udah telat dalam artian udah bunting alias udah hamil. Gila si bogum, langsung jadi."
"Ya kan buatnya berkali-kali. "
"Terus kapan giliran lu hamil? "
Mendengar pertanyaan chanyeol joy hanya diam kaku, sedangkan sehun? Ntah lah.
Untungnya, pesanan mereka sudah datang, jadi joy cepat-cepat menyambar burger nya. Melahapnya dengan cepat dan sesekali meminum cola nya. Tak ada yang lebih nikmat daripada burger dengan isian 3 irisan daging dan 3 irisan keju.
"Gua hamil kalo sehun udah naena ma gua. "
Chanyeol dan sungjae hanya diam dan melirik satu sama lain. Jina? Dia sibuk menikmati makanannya. Sehun?
"Nanti malam. "
Sehun berbisik tepat ditelinga joy.
Double update.
Cieee yang pada bingung karena seulgi gak mati. Dikirain mati ya? 😁
Dosa lu pada ama mbak gigi.
Makasih yg udah voment, serius, gua lebih suka waktu ada komenan yg lucu. Macem gua lucunya. Tapi semuanya lucu2 kok.
KAMU SEDANG MEMBACA
FINE
Romance"Jangan mencintai kalo takut sakit hati. Pernah denger kalimat itu kan? tidak masalah kalo lu sakit hati, karena yakinlah nanti juga lu bakal nemuin obat buat sakitnya. " -Joy