😁

989 173 32
                                    

Joy berjalan cepat meninggalkan sehun dan kantornya. Tidak dipedulikannya tatapan orang-orang yang menilainya. Biarkan saja mereka menilai joy seperti apapun, joy tidak peduli.

Yang diinginkannya hanya satu, pergi ke Irene. Dia butuh Irene, dia ingin mencurahkan semuanya. Dia butuh orang untuk mendengarkan curhatannya.

Joy tau, wendy akan Setia untuk mendengarkannya tapi sayangnya belum tepat sekarang. Dia tidak ingin wendy meninggalkan pekerjaannya dan mendapatkan masalah karenanya.

"Irene, dimana? "

Joy menempelkan handphone yang baru dibelinya tadi. Yah dia langsung membelinya karena butuh. Hanya ada beberapa nomor yang masih disimpan di buku catatan kecilnya.

Dia sempat berpikir, kenapa handphone nya yang jatuh dan rusak, kartu SIM nya juga ikut rusak, terlebih dalam keadaan patah. Ini terlihat disengaja.

Oh sehun, gua yakin dia yang melakukannya. Tapi kenapa?

"Gua kesana. Lu tunggu disitu aja. "

Yah, Irene sedang di rumah sekarang. Dengan cepat joy menghentikan taxi yang sedang lewat. Dan meminta sang sopir untuk mengantarnya ke alamat Irene.

Joy tidak habis pikir dengan kelakuan sehun tadi. Pria itu menciumnya lagi.

"Joy, ada apa? "

Irene membawa joy kedalam pelukannya ketika mendapati sang sahabat terlihat lemah tak bertenaga.

"Gua mau mundur tapi dia menarikku untuk diam di tempat. "

Irene mengangguk paham apa yang sedang dilanda sang sahabat. Tangannya terulur menghapus air mata yang mengalir. Ini bukan pertama kalinya joy menangis padanya. Sudah kesekian kalinya dan tentu karena oh sehun.

"Kita bicarakan di dalam. "

Irene menarik tangan joy, membawanya ke sofa ruang tamu.

"Ceritakan joy. "

"Gua mundur dari perjanjian itu tapi sehun menolaknya. Dia mau nikah sama sekretaris nya irene, gua gak bisa diginiin. Seharusnya dia ngeceraiin gua bukan malah sebaliknya. "

Irene mengangguk paham. Yah irene juga tau isi perjanjian itu. Karena tepat sehari setelah perjanjian itu, joy memberitahukannya. Tanpa sehun ketahui tentunya.

"Lu mau jadi janda? "

"Ya gak lah, gua masih muda masak jadi janda. "

"Pertahanin pernikahan lo. Sekalipun sehun nikah sama cewek lain, buat dia kembali ke lo. Lo rumahnya. Gak ada rumah yang lain. "

"Duh irene, sehun kan kaya, dia pasti punya apartemen juga. Gak hanya rumah, lagian juga gua belum punya rumah. Gimana sih. "

Irene yang mendengar perkataan joy hanya terkekeh. Mendapati sang sahabat yang masih abu-abu tentang Cinta dan pernikahan atau apapun mengenai itu. Yang joy tau hanya dia menikah dengan sehun karena seulgi, dan perjanjian menyebalkan.

Polos?  Memang. Karena dari dulu saat berpacaran saja, sekedar jalan-jalan dan chat. Apalagi pernikahan, yang dia tau hanya mengikuti apa kata suami.

"Otak lu gak nyampe kalo mikir kalimat gua tadi, gak usah dipaksa. "

"Omongan lu tuh yang gak lewat ke otak dulu. "

Irene tertawa mendengar sahutan joy.

"Tumben pake gua-lu, biasanya aku - kamu. Kadang saya-anda. "

Joy nyengir, ntah kenapa masalahnya sedikit menguar karena curhat ke irene.

"Gua bakal balik jadi joy yang dulu."

"Sehun pasti tidak setuju. "

"Ya bodo amat. Bukan urusan gua. "

Irene mengangguk, sejujurnya dia senang dengan kembalinya joy yang dulu. Tapi dia hanya takut, joy akan dimarahi sehun seperti biasanya.

"Jina apa kabar?  Kenapa gak dibawa kesini?"

"Jina baik. Gua paksa sekolah anak itu, kan bukan hari libur sekarang. Gak baik kalo bolos. "

"Lah lu gak ngajar berarti?  Lu ngebolos sekarang? "

"Hari ini doang irene, mumet gua. "

"Guru apaan nih. Hancur nusa bangsa kalo gurunya bolosan kayak lu. "

Joy tau dia salah, tapi hari ini aja,  pemerintah mau memaafkannya. Kalaupun yang harus disalahkan itu sehun bukan dirinya.

"Sehun serius mau nikah sama cewek lain? "

Joy mengangguk malas, tangannya terulur membuka toples makanan di depannya. Dan mencicipinya sedikit sebelum melahapnya langsung.

"Itu buat tamu joy. "

"Ya kan gua tamu. "

"Serah deh. Balik ke topik awal, sehun seriusan? "

"Gua denger dari wendy begitu. Apalagi pas ketemu si cewek, dia juga ngomong gitu. "

"Belum juga lu ena-ena eh malah diambil orang lain. "

"Apaan tuh ena-ena? "

Irene mendengus sebal dengan kepolosan joy.

"Perlu dirukiyah deh gua. "

"Gua ajak sehun deh rene kalo lu mau dirukiyah, biar setannya pada ilang. "





















Yang minta double update, nih gua kasik. 😁

Jangan minta dipanjangin yak, soalnya otak gua gak nyampe. 😳

Btw, kok gua lebih suka joy yang gini ya. Rempong. Daripada yang awal tuh, dingin macem es cendol. Tapi lebih dingin sehun sih. Kulkas sih.

Voment woiii.... 😣

Biar gua seneng update terus. 😄
Eh salah, readers yg seneng. Kan gua mumet bikin ceritanya. 😌

Eh btw, siapa yang di sodorin roti sobek tiap sore ama temen gesrek?

Dosa lu pada kalo sampe ngeces. 😝

FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang