👯

898 161 53
                                    

"Park sooyoung jangan lari! "

"Sooyoung sudah aku bilang jangan lari. "

"Astaga, berhentilah. Sooyoung jangan berlarian sambil makan. "

"PARK SOOYOUNG BERHENTI ATAU KUCIUM DISINI? "

Sooyoung berhenti melangkah dan menoleh ke belakang, memandang sehun dengan ngeri. Lalu melirik jina yang mendengus karena tingkah kekanakannya.

Sooyoung baru pertama kalinya ke taman bermain yang berada di Kanada jadi dia benar-benar bersemangat untuk mengelilinginya sembari menyantap jajanan yang didagangkan. Sooyoung tau kalau sehun sudah berteriak memanggilnya tapi jiwa kanak-kanak nya lebih mendominasi. Dan hanya dengan kalimat terakhir sehun, sooyoung berhenti.

"Ngapain ngancem gitu sih. Ga seru banget. "

"Mau yang lain? " sehun berdiri di depan sooyoung. Merapikan beberapa anak rambut yang berantakan lalu menatap sooyoung, "kapan terakhir keramas? Kok jadi lepek gini? "

Sooyoung menyingkirkan tangan sehun, "satu Bulan yang lalu, why?  Is this problem for you? "

Sehun menggeleng, "aku yang akan memgeramasimu. " dia tersenyum dan mengambil tangan kanan sooyoung untuk digenggam.

Jina memilih menggenggam tangan sehun yang satunya. Dia melirik sooyoung yang menunduk menatap genggaman tangannya.

Sehun berhenti dan menatap sooyoung, "kenapa? "

"Gua pengen lebih. "

~~~

"Ayo. "

"Kemana? "

"Sudah ikut saja. "

"Jina gimana? Serius mau ditinggal? Itu anak kamu - sorry maksud gua lo. "

"Dia sudah tidur, jadi jangan berisik. "

Sehun menarik sooyoung untuk segera menyingkir dari kasur sebelah jina. Sooyoung hanya mengikuti, sesekali melirik ke belakang, khawatir jina akan bangun dan mencari mereka.

Mereka berjalan ke luar area hotel. Menikmati malam mendung dengan beberapa turis juga yang bosan berada di dalam kamar hotel terus.

Sehun membawa sooyoung ke halte bis terdekat, "mau mencoba jalan-jalan naik bis di malam hari? "

"Gua udah biasa naik bis di malam hari, ga ada istimewanya. "

Sehun mendesah kecewa dan sooyoung bisa menangkap itu, "tapi gua ga pernah naik bis kanada, jadi gua mau coba. "

Sehun menatap sooyoung sebentar dan dengan sadar dia mencium kening wanita itu, istrinya.

"Terimakasih. "

Sooyoung mengangguk kaku dan setelahnya dia banyak diam, membiarkan sehun menggenggam jemarinya yang terkadang mencium punggung tangannya.

Sooyoung memerah, menahan rona pipinya yang sudah muncul. Membiarkan sehun yang sesekali menggodanya.

"Gua pikir lo ga bisa romantis. "

Sehun menoleh, "Aku hanya romantis ke satu orang. "

"Liar."

Sehun menghela napas lalu memilih menatap pasangan yang duduk di depan mereka, "Aku hanya melakukannya dengan satu orang, tidak pernah terpikirkan untuk melakukannya dengan orang lain. Itu akan buruk pada pasanganku. I mean, i can't stop this... "

Sehun menatap sooyoung dalam dan mendekatkan dirinya, tidak ada jarak bagi mereka. Sooyoung bisa melihatnya, mata itu. Mata yang pernah dilihatnya.

Sehun melumat bibir sooyoung dengan pelan, membiarkan sang istri untuk mencerna apa yang dilakukannya. "Buka. "

Sooyoung mengikuti perintah sehun, dia membuka mulutnya yang langsung dimanfaatkan sehun untuk menyecap lebih dalam. Membiarkan lidahnya bergerilya mengabsen satu-satu isi mulut sooyoung.

"Eungh... "

Sehun tersenyum mendengar erangan sooyoung. "Kita harus berhenti sekarang atau aku akan menelanjangimu disini. "

Sooyoung mengerjapkan matanya, "lo kok jadi mesum gini? "

"Aku rindu dengan kalimat itu. "

Sooyoung mengernyit, bingung dengan ucapan sehun barusan. "Gua ga paham. Maksud lo apa? "

"Bibirmu bengkak. "

"Ya ini kan hasil eksperimen lo sendiri. Bentar, lo lagi ngehindar dari pertanyaan gua. Jadi, apa maksud ucapan lo barusan? "

"Ayo turun! "

Sooyoung mengikuti sehun, membiarkan pria itu menggenggam tangannya sekali lagi. Mereka berhenti tepat di depan sebuah bangunan tua tak terurus.

Sooyoung menggidik ngeri, mungkin saja ada hantu kanada yang mengganggunya nanti. "Pulang yuk! Serem nih, kalau ada hantunya gimana? "

"Ajakin ngobrol aja. "

"Kalau mereka ngobrolnya pake bahasa inggris gimana? Susah gua, lidah gua keseleo ntar. "

Sehun terkekeh lalu memilih menarik sooyoung yang tetap meronta tidak ingin masuk.

"Ini tempat favoritmu dulu. "












FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang