992 161 48
                                    

Sehun dan sooyoung tepat berada di atas rooftop sebuah bangunan tak terawat. Memandang jalanan dibawah dan bangunan sekitar.

Mereka masih diam, terlebih sooyoung yang masih enggan menoleh ke sampingnya.
"Kamu ingin mengatakan sesuatu kan? "

Sehun mengangguk setelah tersenyum mendengar panggilan sooyoung yang berubah, ntah disadarinya apa tidak.

"Aku mencintai seseorang, lebih ke tidak bisa hidup tanpanya. Klise memang tapi itulah yang kuhadapi. Bagaimana aku menjalani hidup tanpa dia disisiku, susah tapi aku berusaha. I think i can do it. "

"But why? " sooyoung melirih menahan kesal. Kesal ketika pria itu memilih menceritakan tentang lovey dovey nya bersama perempuan lain.

"About aku memilih menikahimu? "

Sooyoung mengangguk, "kamu seharusnya tidak melakukan ini. Menikahiku setelah seulgi. Membuatku terikat dengan kontrak brengsek yang kamu buat. Lalu sekarang bersikap romantis layaknya pria yang mencintaiku. "

"Seulgi yang menyuruhku. "

Sooyoung menahan napas mendengarnya, tangannya mengepal menahan amarah. Dia benci pria di depannya ini. Dia benci ketika matanya terlihat tenang mengatakan kalimat yang paling dibenci olehnya.

"Kamu tau kalau itu menyakitiku kan? "

Sehun mengangguk.

"Lalu kenapa kamu melakukannya oh sehun. Bastard, bajingan tengik, brengsek kau oh sehun. Kamu lebih dari sampah."

Sehun mengangguk lalu menghela napas, terdiam sebentar sembari memikirkan sesuatu.

"Kamu masih ingat apa yang aku katakan sebelum penandatanganan kontrak itu? "

"Aku tidak ingat. "

"Kau tidak pandai berbohong park sooyoung. "

Sooyoung menggeleng, "kamu tidak mengatakan apapun waktu itu. " matanya memicing menatap Bintang yang jauh dari Bintang yang lain. Sendirian dan kesepian.

"Kalau begitu aku ulangi lagi untuk ketiga kalinya, Aku memilihmu karena kamu yang pantas aku pilih. Karena semesta memilihmu untuk menjadi pendamping hidupku. "

Sooyoung terhenyak dan menatap sehun. "Aku... "

Sehun menunjuk meja di ujung, "Aku memberimu bunga Arbutus waktu itu, awalnya kamu menolak karena lebih memilih bunga Mawar, dan aku menunjukkan artikel mengenai bunga itu padamu. Finally, kamu mengambilnya sambil berteriak keras."

Sooyoung menggeleng mendengar rentetan kalimat sehun yang tidak sesuai fakta. "Kamu, kamu siapa yang kamu maksud? "

"Perempuan yang kucintai. "

"Tapi kenapa aku yang harus kamu lihat?"

"Karena aku melihatnya di dirimu. "

FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang