Liburan oh liburan~~~~
Gua Cinta liburan~~~Yah hari ini, joy liburan ke kanada lebih tepatnya quebec. Beberapa jam yang lalu dia berkutat dengan kresek untuk menumpahkan isi perutnya, karena dia takut ketinggian. Sekarang dia kembali segar ketika menghirup udara musim semi di Negara maple ini.
Joy memandang takjub hotel di depannya. Dia akan menginap di fairmont la chateau hotel. Hotel mewah yang cukup menguras dompet, tapi siapa yang peduli, toh dia tidak mengeluarkan uang sepeserpun.
Joy melirik sehun dan mendecih sebal karena pria itu hanya menggandeng tangan jina. Joy merasa seperti kacung yang menemani hot daddy dan anaknya liburan.
Bodo ah, yang penting gua liburan di kanada. Lumayan, gratis.
Tak ada si medusa yang mengekori sehun dan itu adalah fakta yang menyenangkan bagi joy. Liburan keluarga tanpa pengganggu memang menyenangkan.
Joy, sehun dan jina memasuki lobby hotel. Dan sekali lagi membuat joy terkejut. Ayolah, dia hanya tau infonya saja mengenai betapa indahnya hotel ini.
"Arsitekturnya aja Indah apalagi interiornya, mewah pake banget. Ya ampun, gua kudu selfie nanti. "
"Joy? "
"Ya? " joy menatap sehun.
"Tutup mulutmu atau aku yang akan membantu menutupnya? "
Joy segera menutup mulutnya rapat-rapat. Diliriknya jina yang kini menutup mulutnya dengan tangan karena menahan tawa. Sehun berjalan pergi mengikuti pegawai hotel yang akan mengantarkan mereka ke kamar.
Lantai teratas adalah pilihan sehun, dan joy cukup berterimakasih atas pilihannya. View dari atas itu sangat menakjubkan hanya untuk melihat pemandangan kota quebec yang indah. Dan joy menyukainya.
"Kamu suka? " sehun memeluk joy dari belakang. Dagunya tepat berada di atas bahu joy, membuat joy menahan napas hanya untuk beberapa saat.
"Suka. "
Sehun mengangguk lalu mencium pipinya. Joy tidak tau semerah apa pipinya sekarang, tapi yang dia inginkan yaitu sehun tidak melihatnya.
"Pa, kata tante Irene kalau mau cium mama jangan di depan anak kecil. Di kamar saja. "
Sehun dan joy sama-sama menoleh ke arah jina yang kini bersedekap. Menatap mereka dengan malas.
"Ini di kamar. " sehun berujar dan menatap sekeliling, begitupun juga joy.
"Iya, ini di kamar. " joy membenarkan ucapan sehun.
Jina mendecak sebal. Dan memilih pergi meninggalkan orang tuanya. Sehun hanya mengendikkan bahunya tak peduli kemana jina pergi, berbeda dengan joy yang mulai kelabakan.
"Sehun, jina pergi. Gua nyusul dia dulu. "
Sehun menarik pergelangan tangan joy, membuat sang empunya keheranan. Sehun terbilang cukup santai melihat kepergian jina.
"Ini bapak kok santai banget sih liat anaknya pergi. Kalo dia ilang gimana? "
"Dia tidak akan hilang. "
"Kalau dia diculik? "
"Justru si penculik akan mengembalikannya ke kita. "
"Eh kenapa? "
"Jina lebih menyeramkan daripada mereka. Dan dia gadis yang cukup licik, jadi aku santai saja. "
Sehun memilih tiduran di kasur, memejamkan matanya sebentar sebelum bantal empuk menimpuk badannya.
"Jadi kenapa lu nyuruh gua buat jagain jina? "
"Bukannya itu tugas seorang ibu? "
Joy terdiam dan menghela napas, sebenarnya dia cukup gugup ketika sehun mengucapkannya.
Joy memilih pergi meninggalkan sehun. Daripada berdebat dengan sehun tentang hal tak penting.
***
Joy bisa melihat jina yang tengah sibuk bercengkrama dengan beberapa orang. Jina memang gadis luar biasa, dia bisa berbicara bahasa inggris dengan lancar padahal umurnya masih muda.
Jangan-jangan dia keturunan bule. Astaga pikiran gua kolot banget. Ya kali orang yang pinter bahasa inggris orang bule, kasian emak bapaknya kalo ga di akui. Contohnya gua, pinter bahasa inggris tapi bukan bule.
Jina melihatnya dan joy tersenyum, apalagi ketika anak kecil itu berlari ke arahnya setelah mengucapkan kata permisi pada teman mengobrol nya.
"Lapar ga? "
Jina mengangguk. "Bagaimana kalau kita makan di luar ma? "
"Tau tempat yang enak? "
Jina mengangguk dan joy mengedipkan matanya sebagai tanda persetujuan. Mereka berdua berjalan dengan santai meninggalkan hotel.
"Berbicara dengan siapa tadi? "
"Paman pemilik restoran yang akan kita tuju ma. "
"Dia memberikan makan gratis pada kita? "
"Yaps. "
"Dan mama mencintaimu. " joy mencium pipi jina. Sedangkan jina terkikik geli.
Makan diluar gratis siapa yang akan menolaknya, joy tidak sabar segera menyantap makanan pesanannya. Terimakasih pada jina karena mendapatkan makanan gratis ntah dengan cara bagaimana.
"Ma, dimakan bukan difoto. "
"Tunggu sebentar. "
Jina menggeleng melihat kelakuan joy yang tebilang aneh. Dia sibuk memfoto makanan dari berbagai sisi lalu mengupload nya ke sosmed.
"Ma.... "
"Iya iya, kita makan sekarang. "
Joy menyantap makanannya dengan pelan begitupun juga jina. Mengunyahnya secara anggun karena ini di Negara orang, tidak mungkin kan dia makan dengan cara biasanya.
"Enggg.... "
Joy mengernyit, dahinya mengkerut ketika makanan itu berhasil masuk ke kerongkongannya. Dan secepat kilat joy mencari toilet terdekat.
"Jina, ayok pergi! Cari tempat lain saja. Lidah mama ga cocok. "
Joy menarik tangan jina cepat, padahal makanan gadis kecil itu tinggal setengah.
Jina hanya diam ketika joy membawa mereka balik ke hotel, dia tau joy menahan lapar karena perutnya berbunyi sedari tadi.
"Sehunnnnn..... Gua lapar, beli makanan gih. Sehun, ayok bangun jangan jadi kebo! "
Joy menarik selimut dengan kesal. Jina hanya duduk diam memperhatikannya.
"Aku disini, bukan disitu! "
"Loh terus ini siapa? "
"Lebih tepatnya apa. Dan Itu bantal. "
Joy meringis menahan malu. Yang dia lakukan hanya tersenyum lebar, menutupi rasa malunya yang sudah akut.
Sorry yang nunggu lama, 😁
Btw mau promosi nih, di cerita gua yang lain dibaca juga yah. Tetap hunjoy kok. Judulnya :
Ya tebya lyubyu (i love u)
Ceritanya gimana? Males ngeceritain disini, jadi baca aja langsung disitu. 😁😝
KAMU SEDANG MEMBACA
FINE
Romance"Jangan mencintai kalo takut sakit hati. Pernah denger kalimat itu kan? tidak masalah kalo lu sakit hati, karena yakinlah nanti juga lu bakal nemuin obat buat sakitnya. " -Joy