"Kenapa mengganti nomor tiba-tiba? Apa ada yang menerormu?"
"Hei, hentikan ocehan tidak berfaedahmu itu. "
Wendy nyengir, dan tanpa merasa bersalah dia mengambil minuman joy. Sedangkan si pemilik mendengus sebal.
"Enak bener, siapa yang mesen siapa yang ngabisin. "
"Aku aus joy, kerjaan numpuk. Apalagi si sekretaris bos yang semakin seenaknya sendiri. "
Joy duduk tegak, bersiap mendengar curhatan wendy tentang pekerjaannya dan tentunya si wanita kurang bahan itu.
"Kenapa memangnya dia? "
"Dia ya, mulai bertingkah, udah nyebarin tentang hubungannya sama si bos. Yang katanya nih ya, mau ke jenjang serius. "
Joy tersedak minumannya. Tuh kan bener, si sehun setelah membuat joy terbang, malah menjatuhkan. Joy ingin sekali mengguliti sehun nanti.
"Tapi tunggu joy, kamu kok antusias banget? Dulu kayak masa bodo banget ama apapun. "
Joy hanya mengedikkan bahu. Dia tau, ada yang mulai berbeda jika berhubungan dengan sehun. Ntah kenapa.
Joy menolehkan kepalanya ke jendela besar cafe, meninggalkan wendy yang terus berbicara tanpa henti. Dia kembali menjadi joy yang masa bodo.
Kenapa bersikap baik padaku kalau pada akhirnya ini yang kau lakukan oh sehun? Jenjang serius heh?
"Joy... Heh park joy"
Joy menoleh ke arah wendy dan menemukan sahabatnya itu kini sebal dengannya. Wendy menghela napas dan menyandarkan badannya ke sandaran kursi.
"Elu bukan joy yang gua kenal. Lu berubah. Lu jadi pendiem, gak heboh seperti dulu. Berbicara kudu pake EYD. Gua bahkan harus ngikutin. "
Wendy menatap joy dalam. Sedangkan joy mencerna apa yang barusan dibicarakan oleh sahabatnya itu.
Ya, dia sangat tau kalau dirinya berubah. Joy memejamkan matanya, mengingat kembali kejadian dulu. Hanya satu nama yang membuatnya berubah, Oh Sehun.
"Gua tau wen, gua berubah. "
Ini pertama kalinya joy menggunakan kata panggilan gua-lu setelah kejadian itu.
"Lidah gua kelu joy, kalo ngomong aku-kamu. Kaku tau gak? "
Joy mengangguk paham.
"Gua gak maksa lu buat cerita atas perubahan lu, tapi gua dengan telinga lebar akan mendengarkan cerita hidup lu. Btw, macem abang lu dong kalo telinga gua lebar. "
Yah, mereka sering manggil chanyeol dengan sebutan abang dulu. Bukan kakak seperti sekarang.
"Joy apapun yang terjadi, jangan berubah. Jadi diri lu yang rempong macem dulu itu lebih baik, daripada jadi joy yang kaku seperti sekarang. "
Joy paham, dia juga lelah sebenarnya. Mengikuti apa mau sehun itu melelahkan. Apa joy bisa menjadi dirinya yang dulu?
Sehun aja bisa seenaknya sendiri masak gua gak. Sehun bisa dan gua juga harus bisa.
"Iya wen, gua bakal balik. Macem power rangers ya gua, berubah. "
"Gak bakal ada yang minat nonton kalo lu pemainnya. "
Joy tergelak mendengar cercaan wendy. Dia kangen seperti ini. Rindu akan hidupnya yang dulu.
"Btw, lu gak mau balik ke kantor? Jam makan siang udah lewat."
"Mampus gua, bisa dilaporin ke bos sama itu cewek jadi-jadian. "
Joy mengikuti wendy yang terburu-buru, dia tepat berada di belakang wendy. Menatap sahabatnya yang kelimpungan sendiri.
Joy akan berubah, peduli setan sama sehun. Toh hidupnya bukan hidup sehun. Cukup untuk tiga Bulan lebih yang menyebalkan.
Joy berhenti berjalan ketika mendapati nayeon yang menatapnya dengan dagu terangkat. Kakinya melangkah lagi, mendekati sekretaris kurang bahan yang seakan siap memangsanya hidup-hidup.
Wendy sudah tidak terlihat. Dan itu keuntungan untuk joy, sahabatnya itu tidak akan melihatnya. Kalau misal mereka saling jambak mungkin.
"Hoh, berani juga kamu ke sini? "
"Ngapain takut? Punya laki gua juga. "
Dulu, joy tidak ingin bermasalah dengan siapapun setelah menikah dengan sehun. Tapi sekarang, ayolah siapa yang akan diam saja kalau terinjak oleh orang lain. Lawan!
"Dia bakal jadi milik aku. Karena kamu tau lah, sehun bahkan tidak pernah menganggapmu. "
Ingin sekali joy merobek mulut di depannya ini.
"Sebentar lagi, yang akan menjadi nyonya Oh itu aku. Ingat itu! "
Pede bener ini cewek. Dikira gampang apa jadi nyonya Oh. Ribet elah.
"Ya ya ya, serah lu dah. Mau jadi siapa aja. Gak peduli gua. "
Joy memilih meninggalkan nayeon yang ingin sekali menjambak rambutnya.
"Mau kemana heh? "
"Toilet. Numpang boker gua, mau ikut ?"
Joy segera berlalu dari hadapan nayeon. Dia ingin segera bertemu dengan sehun. Membicarakan perihal hubungan mereka.
Kalau memang sehun mau serius dengan si kampret itu, maka gua milih pergi. Ya kali gua diduain. Istri satu-satunya aja dikacangin apa lagi ntar kalo ada istri kedua. Bakal jualan kacang beneran dah gua.
Setelah joy tau dilantai berapa sehun berada, dengan alasan ingin membicarakan sesuatu perihal anaknya, si resepsionis memperbolehkannya.
Joy menatap meja sekretaris dengan malas, si empunya lagi tewas kali dibawah.
Tok tok tok
"Masuk. "
Joy membuka pintu ruangan sehun berada. Dan ini pertama kalinya joy masuk ke sana.
"Oh sehun, gua mau ngomong. "
Sehun yang mendengar suara joy segera menatap joy, meninggalkan perkerjaannya yang menumpuk. Memilih menatap perempuan di depannya yang berbeda.
"Bicara yang benar park joy. Bukan itu panggilan yang sudah kita sepakati. "
Joy mendengus, perjanjian lagi.
Tadi pagi sikapnya baik banget. Sekarang berubah. Bipolar ini laki?
"Gua masih inget. Tapi sayangnya gua lebih memilih mundur. Sebentar lagi bukannya lu bakal nikah sama sekretaris kurang bahan itu? Jadi, ada yang menggantikan gua dalam perjanjian itu. Bahkan gua yakin dia dengan rela melakukannya. "
Sehun yang mendengarnya mulai mengeraskan rahangnya. Dan dengan langkah cepat dia menghampiri joy.
Menarik pinggang joy dan menatap joy tajam.
"Sekalipun nanti aku nikah dengan orang lain, perjanjian itu tetap lanjut. Ingat itu park joy. "
"Brengsek. "
Sehun yang mendengar umpatan joy, mulai mencium joy secara kasar. Dia ingin menutup mulut itu, dan tidak mengeluarkan apapun yang membuatnya marah.
Joy mulai meronta karena kehabisan nafas. Ini tidak seperti ciuman kemarin, terasa berbeda. Yah joy sangat yakin, sehun menciumnya dengan liar.
"Hah...hah...hah..."
Sehun melepas pagutan mereka, tapi matanya tetap tajam menatap joy.
Kau milikku park joy, tidak sekalipun aku akan melepaskanmu.
Ini cerita paling panjang untuk sekarang, gak tau ntar. 😁😁😁
Btw, joy udah gak pake aku-kamu sekarang. Dia lebih bebas pake gua-lu, walau kayaknya si sehun gak suka ya.
Btw nih, gua mau bilang makasih bagi kalian yg voment. Ikhlas kan ngasiknya?
Terakhir yang mau gua tanyain, kenapa suka ini cerita?
Jawab lu pada. #maksa

KAMU SEDANG MEMBACA
FINE
Romansa"Jangan mencintai kalo takut sakit hati. Pernah denger kalimat itu kan? tidak masalah kalo lu sakit hati, karena yakinlah nanti juga lu bakal nemuin obat buat sakitnya. " -Joy