26

1.8K 172 29
                                    

"jadi, aku?"

Sooyoung melepaskan rangkulan sehun dan berjalan ke dapur. Membuka kulkas, melihat isi kulkas sebelum memilih cake yang sudah tinggal separuh. Membawanya ke ruang tamu.

"Cake?"

Sooyoung mengangguk dan menawarkan padanya. Sehun menggeleng dan memilih mengambil tangan Sooyoung, menariknya untuk duduk di pangkuannya.

"Ini terlalu dekat."

"Kita bahkan pernah lebih dekat dari ini. Malam itu."

Sooyoung mengangguk dan menyuapi cake pada dirinya sendiri. Sehun memilih memeluk Sooyoung, menyandarkan dagunya pada bahu Sooyoung dan mencium aroma manis yang menguar dari badan istrinya itu.

"Kamu manis."

Sooyoung terdiam.

"Aku pernah mendengarnya. Kalimatmu, ntahlah. "

Sehun mengeratkan pelukannya. Mencium titik sensitif di belakang telinga Sooyoung beberapa kali. Sooyoung memejamkan matanya.

"Kamu candu bagiku."

Sehun mencium leher Sooyoung. Seperti tau apa yang harus dilakukannya, Sooyoung memiringkan kepalanya, memberikan kesempatan pada sehun untuk lebih menjangkau daerah yang diinginkannya.

Sehun menciumnya dengan pelan dan menghisapnya. Tanda merah sudah tercipta disana, sehun sudah menandainya. Dia bangga.

"Aku ingin."

Sooyoung mengangguk cepat. Terlalu cepat bahkan dan sehun tersenyum.

Sehun berdiri dan Sooyoung langsung melingkarkan kakinya di pinggang sehun. Tangannya sudah melingkar pada leher sehun. Dia menengadahkan wajahnya, melihat wajah sehun secara dekat dan itu membuatnya lemas.

"Kamu mencintaiku?"

Sooyoung merutuki pertanyaannya. Sehun berhenti dan menatap Sooyoung, "menurutmu siapa yang harus kucintai?"

"Jangan balik bertanya. Bisa jadi kamu lebih mencintai seulgi."

"Kamu terlalu berpikir keras. Jangan menghawatirkan apapun."

Sooyoung ingin membantah tapi sehun lebih memilih membungkam mulutnya. Sooyoung ingin melepas pagutan mereka, dia masih memiliki segudang pertanyaan. Tapi raganya tidak berpihak padanya. Dan Sooyoung merutuki kelemahannya itu.

Sooyoung membalas tatapan sehun yang kini tepat diatasnya.

"Aku tidak suka melihatmu memakai gaun sialan ini."

Sooyoung terkesiap melihat gaunnya yang sudah di robek paksa sehun.

"Ini mahal oh sehun. Astaga, aku bahkan harus rebutan dengan Tante ondel-ondel dulu."

"Kamu bisa membeli yang lain."

Sooyoung memutar matanya kesal. Jerih payahnya untuk mendapatkan gaun itu berat dan sehun hanya menanggapinya seperti itu.

Sehun mulai menciumi setiap jengkal badan Sooyoung. Tangannya bergerilya menjelajahi daerah yang bisa dijangkaunya.

Sooyoung mengerang ketika jari sehun menemukannya. Seakan sadar, Sooyoung cepat menutup mulutnya.

"Jangan ditutup. Mendesah lah."

Sehun menatap Sooyoung dengan tatapan yang berbeda. Bolehkah Sooyoung meminta agar tatapan itu selalu didapatkan nya?

"Kamu tidak lupa membelinya kan?"

"Apa?"

"Itu, pengaman."

"Aku lebih suka yang alami."

Sehun mencium bibir Sooyoung dan menekan bukti gairahnya.

"Aku tidak suka orang tau tentang ukurannya. Dan tidak ada yang sesuai dengannya."

Sooyoung tertawa kecil.

"Karena dia terlalu besar."

"Benar."








Voment yauuu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 14, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang