truth ✔

4.9K 493 44
                                    

Eunha melangkah malas-malasan menuju rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eunha melangkah malas-malasan menuju rumahnya. Ia sama sekali tidak bersemangat untuk pulang. Kenyataan tadi siang sangat memukulnya. Suaminya bertunangan dengan gadis lain tanpa persetujuannya, itu sangat menyakitkan.

Ia berniat untuk meminta penjelasan suaminya nanti jika sampai rumah.

Kebetulan sekali Jungkook belum tidur dan masih menonton tv diruang tengah. Jadi Eunha tidak perlu takut untuk membangunkannya.

Sebelum menghampiri Jungkook, Eunha sempatkan melirik meja makan di dapur. Lagi-lagi suaminya tidak menyentuh makanannya sama sekali. Padahal tadi pagi dengan susah payah berjalan ia masih saja sempatkan untuk menyiapkan sarapan.

Eunha mengumpulkan semua keberaniannya untuk bicara.
"Jung Kook?"

"Darimana saja kau?" Suara Jungkook yang terdengar sangat dingin seperti biasanya.

Ia bertanya tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari layar televisi didepannya.

"A aku dari"

"Tidak perlu dijawab. Kau pasti dari rumah pelangganmu kan?"

Apa gunanya kau bertanya jika akhirnya kau hanya menyimpulkan jawabannya seenakmu sendiri, Jeon Jungkook?

Karena tidak ingin membuang waktu lagi, Eunha langsung berbicara saja pada intinya. Menjelaskan pun kepada Jungkook hanya sia-sia, pria itu tidak akan mempercayainya.

Eunha mengusap air matanya dengan kasar. "Mengapa kau bertunangan dengan Sinbi tanpa persetujuanku, Kook?"

Entah keberanian dari mana, Eunha terlihat lebih percaya diri dan tidak terbata-bata lagi.

"Hah, apa baru saja kau meneriakiku?" Jungkook beranjak berdiri menghampiri Eunha, terlihat dengan jelas seringai diwajahnya.

"Tidak, aku hanya butuh penjelasan darimu."

"Aku mencintainya!" Mutlak Jungkook membuat pertahanan Eunha hancur seketika.

"Jadi apa urusanmu? Ingat Jung Eunha, hubunganku dengan Sinbi hancur itu gara-gara kau!" Tambahnya dengan nada yang lebih tinggi.

"Kau fikir kau siapa? hingga aku harus meminta persetujuanmu terlebih dulu?"

"Tapi aku istrimu!" Ucap Eunha membela diri.

"Aku tidak pernah menganggapmu sebagai istriku, dengar!"

Dyar.

Seperti ditusuk pisau tajam ribuan kali, hatinya terasa disayat-sayat. Lututnya melemas. Kenyataan suaminya sendiri tidak mengakuinya membuatnya tidak sanggup berdiri tegak lagi.

Ia meremas dadanya yang berdenyut sakit. Mulutnya sudah tidak dapat mengeluarkan suara lagi. Bahkan keberaniannya yang telah dikumpulkan dengan susah payah tadi perlahan menghilang satu persatu.

[END] AKU MENYESAL!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang