[END] AKU MENYESAL!

menyerah? ✔

Hari ini hari minggu yang artinya libur bagi sekolah Chewi.

Sudah dari jam 7 pagi setelah ditinggal Ibunya bekerja, bocah itu masih anteng saja dikamar. Bermain dengan beberapa mainan yang dibelikan Taehyung beberapa waktu lalu.

Sekarang Eunha bekerja di salah satu Supermarket di Seoul. Jadi tidak ada hari libur untuknya bahkan hari minggu.

Ia terpaksa meninggalkan Chewi dirumah karena tempat kerja nya tidak memperbolehkan mengajak anaknya saat sedang bekerja.

Untung saja Chewi adalah anak yang penurut. Jika Ibunya mengatakan A ia akan melakukan A, dan jika Ibunya mengatakan B ia juga akan melakukan B.

Jadi Eunha merasa beruntung mempunyai malaikat kecil seperti Chewi.

Chewi memainkan sepasang boneka barbie nya lengkap dengan boneka barbie yang berukuran sedikit lebih kecil.

"Ini Ayah Jungkook, ini Ibu, dan ini Chewi." Begitu bocah itu menamai masing-masing boneka barbie nya.

Tanpa sengaja saat Jungkook akan kedapur mengambil minuman ia mendengar ada yang menyebutkan namanya.

Kamar Chewi dan Eunha memang dekat sekali dengan dapur.

Jungkook melupakan niatnya dan lebih tertarik untuk mengamati bocah 3 tahun yang sedang bermain dengan pikiran polosnya itu dari celah pintu.

Chewi memerankan boneka nya layaknya keluarga yang sangat bahagia.

Melihat itu ada sedikit rasa bersalah dalam lubuk hati Jeon Jungkook yang paling dalam .

Tapi lagi-lagi logikanya berusaha menolak, dan akhirnya perasaan bersalahnya pun kalah. Ia kembali ke niat awalnya untuk mengambil minuman didapur dan membuang jauh-jauh perasaan baru saja.

Dia merutuki dirinya sendiri karena sempat berhenti tadi.

Disisi lain baru saja Jungkook pergi, Minri datang menghampiri Chewi disana.

"Chewi berikan boneka itu untukku." Pernyataan Minri sedikit memaksa.

Ia tau tadi pagi Eunha meninggalkan Chewi sendiri dirumah, maka dari itu ia berani mencoba meminta mainan Chewi yang sudah ia inginkan sejak lama.

"Tidak, ini pemberian Paman Taehyung. Aku tidak akan memberikannya padamu." Bela bocah itu mempertahankan miliknya.

"Aku akan mengadu pada Ibuku jika kau tidak mau memberikannya." Ancam Minri khas bocah seusianya.

"Aku tidak akan memberikannya, pergilah." Chewi tidak sengaja mendorong bahu Minri.