One

866 34 3
                                    


Tokyo, April 2019.

Burung pagi menyanyi dengan merdu bersama dengan kesibukan ribuan manusia yang memenuhi Shinjuku. Mereka berjalan cepat tiap kali lampu hijau menyala, puluhan bertabrakan karena berjalan berlawanan arah. Hari yang ramai.

"Sakura!"

Haruno Sakura, salah satu penyebab keramaian Shinjuku menoleh saat namanya dipanggil Wanita berambut merah muda itu kini terlihat dewasa, dengan blazer dan rok span selutut berwarna abu-abu. Kemejanya berwarna peach, hampir mirip dengan warna rambutnya. Dia bekerja sebagai salah satu ahli fisika di sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang konstruksi. Sangat bukan Sakura sekali, mengingat satu-satunya bagian dari ilmu Fisika yang ia sukai adalah astronomi. "Maaf, aku telat!" Sakura berdiri berpegang pada bahu seorang pria berambut coklat tua sepanjang pundak, ia membenahi highheelnya.. "Kita masih punya 10 menit untuk berjalan ke kantor."

Pria itu tersenyum. "Lain kali pakai sepatu flat saja."

"Tidak bisa, Uta. Ini presentasi pertamaku didepan CEO kita."

"Terserah kau saja. Kenapa tidak berangkat dengan Sasori?"

"Lupa, ya? Hari ini Hana masuk TK, kak Sasori ingin mengantar anaknya sekolah untuk pertama kali."

Pria yang dipanggil Uta tersenyum. "Benar. Kalau begitu, ayo kita berangkat." Uta merangkul pundak Sakura berjalan kaki ke arah timur, menuju kantor pusat tempat mereka bekerja.

Setelah wisuda, Sakura kembali ke Suna dan tidak pernah kembali ke Konoha lagi. Ia telah meninggalkan grup whatsapp kelasnya, demi kelancaran move on nya dari seseorang yang tidak ingin ia ingat lagi. Sekitar 6 bulan setelah lulus, Sakura mendapatkan panggilan kerja di kantor kakaknya, Sasori. Ia tinggal di Tokyo bersama pria berambut merah itu pada 2 bulan pertama masuk kerja. Setelah itu, ia memilih untuk hidup mandiri di sebuah flat kecil tak jauh dari kantornya.

Hidupnya di kantor penuh kedamaian dan ia selalu mencoba untuk menyikapi semua masa lalunya dengan dewasa. Kenangan bersama geng Galau masih ia simpan baik-baik dalam otaknya, ribuan foto touring bersama mereka ia jadikan satu folder dalam komputernya, ia beri nama folder itu 'vintage', sesuatu yang terlihat tua diluar tapi memorable didalam.

Sakura hanya bisa melihat aktifitas mantan anggota geng galau di Instagram tanpa pernah ikut berkomentar pada foto mereka. Sesekali ia meng-klik icon bergambar hati untuk menunjukkan simpatinya. Mereka terlihat sibuk dilihat dari foto-foto mereka. Ino yang sedang sibuk bersama pria-pria Korea di laboratorium listrik, Naruto dan teman-teman kerjanya yang suka touring, Sai yang suka sekali nongkrong di tempat ber-wifi gratis, Gaara yang masih suka travelling dengan sepedanya, bahkan Sasuke yang senang memotret kegiatan murid-muridnya.

Sakura tidak pernah berkomunikasi lagi dengan Sasuke semenjak mereka berpisah. Cinta yang datang tidak tepat waktu dan perasaan yang tidak dikontrol dengan baik membuat keduanya semakin terpisah jarak dan waktu. Telah tiba saatnya mereka melangkah tanpa beban ke masa depan dan melupakan masa lalu.

**

"Aku tidak percaya profesor Nawaki merespon positif hasil kerja tim kita!" Sakura tersenyum senang pada Uta yang sedang duduk dihadapannya. Keduanya sedang makan malam di sebuah kedai burger di lantai paling bawah flat Sakura.

"Ya. Mungkin karena ini pertama bagimu, kau terlihat excited sekali. Menurutku ini biasa saja."

"Kau terdengar tidak mau mendukungku! Yang aku tau dari tim lain, profesor Nawaki hampir tidak pernah memberikan acc tanpa revisi." Sakura menyerngit kesal. "Ah, sudahlah! Lupakan saja. Yang penting kita sukses!"

After the StormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang