Sixteen

256 22 2
                                        

"Kau baik-baik saja?" Tanya Ichigo.

Sakura terkejut. Ia menoleh dan menemukan Ichigo bediri di belakangnya. "I-Ichigo.."

"Kenapa kau menangis?" tanya Ichigo. Pria itu memutari sofa dan duduk disamping Sakura. "Ada yang melukaimu?" Ichigo mengelus kepala Sakura.

Sakura menggeleng. "Tidak. Aku baik-baik saja. Umm, sepertinya aku harus pulang sekarang."

"Baru jam 9?"

"Aku ingin istirahat."

Ichigo tersenyum. "Baiklah, aku ambil kunci mobil ayahku dulu." Pria berambut oranye itu meninggalkan Sakura di ruang tamu.

Sepanjang perjalanan dari rumah keluarga Kurosaki, Sakura tetap diam. Ada banyak perasaan berkecamuk dalam pikirannya. Kesal, sedih, bahagia, jengkel, dan rindu, semuanya bercampur aduk dalam hatinya. Siapa yang menyangka kalau Sasuke ternyata tinggal satu kota dengannya? Sakura benci sekali kenyataan itu. Jika Sasuke tidak pernah muncul lagi karena pria itu berada di tempat yang sangat jauh, Sakura masih bisa mengerti. Tapi jika ternyata Sasuke benar-benar tinggal didekatnya, walau ia tidak tau dimana tepatnya Sasuke berada, Sakura tetap saja merasa kesal.

Sentuhan Ichigo dipundaknya membuyarkan lamunannya.

"Kita sudah sampai." Kata Ichigo.

Sakura menoleh dan menemukan gerbang rumahnya setinggi dua meter. "Ya. Terima kasih." Sakura beranjak dari bangkunya setelah membuka pintu, tapi ia tertahan. Ichigo menahannya. "Ada apa?"

"Apa yang terjadi padamu?" tanya Ichigo. Wajah pria itu datar. "Kenapa kau menangis?"

"Aku tidak apa-apa, Ichigo." Sakura menggeleng, mencoba tersenyum dan menenangkan Ichigo.

"Siapa yang meneleponmu tadi? Apa aku mengenalnya?"

Sakura menoleh. Moodnya mulai turun. Ia tidak suka berdebat dengan Ichigo. "Ya. Kau mengenalnya!"

"Siapa?"

"Gaara." Sakura menampakkan wajah datar pada Ichigo.

Ichigo dan Sakura saling menatap. "Gaara membuatmu menangis?"

"Tidak, bukan Gaara yang membuatku menangis."

"Lalu apa? Dan siapa Sasuke?"

Sakura hanya menatap Ichigo semakin tajam. "Kau mendengar semuanya?"

"Ya. Aku mendengar semuanya."

Sakura menunduk, dunianya menyebalkan sekali. "Itu bukan urusanmu!"

"Bukan urusanmu, kau bilang? Kau calon istriku! Kau masih menyimpan rahasia dariku?!"

Alis Sakura mengerut. "Aku belum merasa menyetujui diriku sebagai calon istrimu! Kenapa kau sangat yakin aku akan menjawab 'ya'?"

Ichigo menatap Sakura tidak percaya. "Apa? Kau bilang apa barusan?"

"Aku belum menjawab lamaranmu, Ichigo, apa kau lupa?!" Sakura berteriak.

"Kukira kau akan menjawab 'ya'?!"

"Aku belum menjawab, Ichigo!"

Ichigo terdiam cukup lama. Tangannya mengepal di stir mobilnya, matanya menatap lurus ke depan. "Tidak usah. Kau tidak perlu menjawabnya!"

Giliran Sakura menatap Ichigo tidak percaya.

"Kau tidak perlu menjawab pertanyaanku karena aku bisa melihatmu ragu! Kau punya orang lain yang kau pikirkan, kan? Apa itu Gaara? Berapa banyak pria yang dekat denganmu lagi? Utakata? Gaara? Lalu siapa itu Sasuke? Pria mana yang dekat denganmu lagi?"

After the StormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang