"Ichi!" Sakura berlari di selasar bandara. Ia telah melihat mantan pacarnya, Kurosaki Ichigo, sedang duduk di salah satu kursi di ruang tunggu bandara.
Ichigo hanya menghela napas. Ia berdiri, lalu menunjuk jam tangan di pergelangan tangannya. Ia menatap Sakura dan geleng-geleng kepala. Wajahnya terlihat kesal.
"Maafkan aku! Aku bangun kesiangan, sungguh! Semalam Obito-san mengajakku ke onsen, aku merasa sangat segar dan semalam adalah tidur paling nyenyak sepanjang aku tinggal di Iwa. Maafkan aku, Ichi!"
"Kau selalu saja pintar membuat alibi." Ujar Ichigo.
Sakura tersenyum lebar. "Siap jalan-jalan?"
"Hei, apa kau tidak ingin memelukku dulu? Sudah 2 tahun kita tidak berjumpa seperti ini." Ya. Terakhir kali Ichigo bertemu dengan Sakura adalah saat Sakura berkunjung ke Suna 2 tahun yang lalu. Selebihnya pertemuan mereka lakukan lewat video call.
"Ah, ya. Kau benar." Sakura memeluk Ichigo Kurosaki sangat erat. "Aku merindukanmu."
"Ya. Aku juga." Ichigo menghirup bau harum rambut Sakura. Gadis itu pasti baru saja keramas pagi ini. Rambutnya masih setengah basah. "Kau suka sekali dengan sampo stroberi, ya?"
Sakura tertawa. Ia lalu melepas pelukan Ichigo padanya. "Aku sempat ganti wangi bunga sakura. Aku baru saja menggunakan sampo stroberi pagi ini karena aku ingat aku akan bertemu denganmu, dan kau suka rambutku bau stroberi."
Ichigo memeluk pundak Sakura. "Sakura, kau yang terbaik!" Ia mengacak rambut Sakura dengan satu tangannya yang lain. Ichigo mengenakan kembali kacamata aviator miliknya. "Jadi, kau akan mengajakku kemana?"
*
"Aku turut prihatin dengan kabar Orihime selingkuh."
Ichigo kehilangan napsu makannya ketika Sakura menyebutkan nama mantan kekasih yang baru saja ia putuskan beberapa hari yang lalu. "Dia meminta maaf padaku setelah aku meninggalkan rumah sakit tempat ia bekerja."
"Emm." Sakura memakan buburnya. "Hanya meminta maaf? Lalu apa jawabanmu?"
"Aku memaafkannya. Aku tidak suka memendam rasa dendam, kau tau itu. Hanya saja aku merasa tidak bisa meneruskan niatku untuk melamarnya. Aku memilih untuk menggagalkan niatku."
Sakura mengedikkan bahu. "Itu pilihanmu. Kau yang lebih tahu apa yang terbaik untukmu." Sakura kembali menyantap sarapannya. "Lalu apa rencanamu selanjutnya?"
"Melamarmu." Jawab Ichigo singkat.
"Pfft!" Sakura hampir tersedak bubur. Ia mati-matian menahan tawa. Setelah ia menelan sisa buburnya, Sakura lalu melepas tawanya.
"Kenapa kau tertawa?"
"Kau pintar bercanda, Ichi!" Sakura masih tertawa.
"Aku tidak bercanda, aku serius! Apa salahnya mencoba? Aku kenal dengan ibumu, kau kenal dengan ayahku. Orang tua kita sudah saling mengenal. Kita juga sudah mengenal hampir 10 tahun, iya kan?"
"Kalau begitu kau harus membelikanku cincin berlian 24 karat dulu!" Sakura lalu tertawa lagi.
"Baiklah kalau itu maumu." Ichigo tersenyum.
Sakura menahan tawanya. "Sudahlah, komedi macam apa ini?! Cepat habiskan sarapanmu. Kita akan ke air terjun setelah ini."
**
"Oh, hai, Gaara." Konohamaru menyambut kedatangan Gaara di pintu depan mess. Pria itu tiba-tiba datang tanpa memberi tahu lebih dulu.
"Hai. Apa Sakura ada?"
"Wah, dia pergi pagi-pagi sekali. Dia bilang temannya dari Suna datang, dan mereka sedang jalan-jalan sekarang. Ada yang bisa kusampaikan pada Sakura?"
KAMU SEDANG MEMBACA
After the Storm
FanfictionSequel dari "LOVE STORM". . 3 tahun pasca Haruno Sakura wisuda, ada banyak hal terjadi dalam hidupnya. Pertemuannya kembali dengan Gaara, membaiknya hubungan Sakura dengan Ichigo Kurosaki, perkenalan dengan Utakata, dan rasa rindu ya...