Part 10

412 28 2
                                    

Sebulan Sherena mengajar di sekolah itu sudah banyak mendengar kabar dari beberapa guru bidang studi yang melaporkan masalah nilai-nilai Galih. Sherena sudah makin bingung dengan muridnya itu ditambah ia mendapat berita dari guru BK kalau Galih berantem dengan teman satu ekskulnya.
Galih ini bisa dibilang cuek tapi kalau sudah emosi ya tidak pandang bulu.
Usai mendengar kabar dari beberapa guru masalah Galih , Sherena hanya menghembuskan nafas lelah.

"Huffttt... Kamu kenapa lagi sih nak? Ya allah ada aja tiap hari mendengar kabar tak enak tentang kamu. Astaghfirullah" batin Sherena sambil keluar mencari Galih.

Matanya menyapu seluruh isi sekolah tak ada juga ia menemukan Galih , sampai langkah kakinya berjalan ke lapangan. Sosok yang ia cari akhirnya di temukan dan senyum pun mulai mengembang di wajah cantiknya.

"Eheemm.... Galih bisa saya bicara dengan kamu di kantor?" deheman Sherena yang membuat Galih dan teman-temannya mengalihkan pandangannya dari anak-anak yang sedang bermain basket.
Galih hanya mengangguk dan sambil berdiri. Sherena mengomandonya di depan dan diikuti Galih yang berada di belakang.

"Itu kenapa tuh si Galih di panggil bu Sherena?" tanya Zaki heran

"Ngga tau apa karena waktu itu berantem sama anak IPS ya yang satu ekskul sama Galih itu? Kalian inget ngga sih?" Yumna yang mengingat-ingat kejadian seminggu yang lalu.

"Akh masa sih? Tapi bisa jadi sih"

Di kantor guru.

"Ada apa ibu manggil saya?"

"Saya dapat laporan dari beberapa guru masalah nilai kamu yang turun drastis. Kamu kenapa sih Lih? Apa ada yang kamu pikirkan masalah-masalah atau apa sampai membuat nilai kamu turun?"

"Bukan urusan ibu kan saya ada masalah atau ngga?" Galih menjawab tapi entah matanya menatap kemana

"Sudah menjadi urusan saya , saya itu wali kelas kamu ! Selama ini saya diam karena saya cukup sabar menghadapi sikap kamu yang acuh dengan saya. Sebagai wali kelas saya berperan penting , saya pengganti orang tua kamu di sekolah. Paham?!" kini Sherena yang mulai kesal yang selama ini selalu diam mengetahui sikap-sikap Galih.

"Hah? Orang tua? Ngga usah jadi seperti orang tua saya bu , mama papa saya aja udah ngga perduli sama saya apalagi ibu yang hanya guru saya di sekolah !" Galih yang menjawab ketus dan dengan senyum miring

"Baik. Kalau kamu tak perduli soal itu tapi coba kamu pikirkan bagaimana nilai-nilai kamu bisa baik. Saya yakin kamu anak yang cerdas"

"Udah bu ceramahnya? Kalau udah saya keluar. Permisi"

"Galih ! Galih !" teriak Sherena tapi yang mempunyai nama sudah meninggalkan ruang guru.

"Astaghfirullah , ya Allah apa lagi yang harus ku lakukan agar anak itu tidak cuek dengan nilai-nilainya" batin Sherena yang mengusap wajahnya.

***

Keesokan paginya ketika baru sampai sekolah ia melihat sosok anak perempuan rambut diikat kepang dua dengan kacamata tebal yang sedang serius membaca buku. Sherena mengenali anak itu , ya Anita anak yang Sherena lihat.

"Anak itu seperti Anita? Ya benar Anita anak 11 IPA 5" batin Sherena yang mulai mendekati tempat duduk Anita.

"Assalamualaikum" sapa Sherena

"Waalaikumsalam buu" Anita yang serius dengan bukunya segera mungkin menengok ke arah yang menyapanya.

"Boleh saya duduk di sini?"

"Boleh bu boleh mari duduk sini"

"Lagi baca apa Anita kok kayanua serius banget?" Sherena yang mulai penasaran

"Eh ini bu lagi baca buku Biologi soalnya kan bentar lagi ada cerdas cermat"

"Hmmm sepertinya Anita bisa aku minta tolong untuk bantu nilai Galih" pikir Sherena

"Bu... Buu Sherena kok melamun?"

"Akh ngga kok. Anita , saya boleh minta tolong ngga sama kamu?"

"Tolong apa ya bu? Kalo saya bisa inshaa Allah saya bantu bu" jawab Anita yanh membenarkan kacamatanya

"Jadi gini Nit saya kan sebagai wali kelas 11 IPA 3 . Kamu tahu dong Galih yang terkenal cuek katanya hehe" Sherena mulai mencairkan pembicaraan agar Anita tak tegang mendengar permintaannya.

"Iya tahu bu kenapa sama Galih bu?"

"Jadi akhir-akhir ini saya dapat kabar kalau Galih nilainya turun drastis Nit. Kamu mau ngga bantu Galih belajar supaya nilai Galih membaik. Lakuin itu demi saya Nit kalau kamu tidak suka dengan Galih. Dan kalau kamu tak mau ya terpaksa saya cari yang lain untuk bantu saya" muka Sherena sudah pasrah dan bingung.

"Aaa..aaaa...hmmmm ya bu saya mau" jawab Anita yang masih ragu karena Anita tau Galih itu orang yang susah untuk bisa beradaptasi dengan oramg baru.

"Serius?" mata Sherena berkaca senang

"Iya bu saya serius. Saya lakuin karena ibu"

Sherena pun segera memeluk Anita saking senangnya. Ia merasa Allah memberi bantuannya perantara Anita. Anita pun mulai merenggangkan pelukan Sherena dan merasa bingung.

"Oh iya bu saya belajarnya itu dimana?"

"Kalau kamu tak mau ke rumah Galih. Lebih baik di sekolah saja. Saya juga takut kalau kamu berduaan di rumah Galih , takut tidak ada orang selain Galih. Nanti saya yang tungguin kalian belajar di sekolah"

"Oh yasudah bu. Ibu udah bilang ke Galih? Saya takut Galih menolak bu belajar sama saya"

"Udah tenang saja. Itu jadi urusan saya yang penting kamu mau bantu saya" Anita pun mengangguk senang bisa membantu Sherena tapi disisi lain ia memikirkan takut Galih memarahinya dan tidak ingin belajar bersamanya. Anita hanya bisa memasrahkan semuanya kepada Allah dan beristighfar dalam hati agar hatinya sedikit lebih tenang.

Mrs. Bidadari & Mr. CoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang