Malam yang sangat menyedihkan. Bagaimana bisa cuaca malam ini menjadi suatu cerminan hati seorang pemuda bernama Jeon Jeongguk? Jeon Jeongguk yang tengah duduk seorang diri dihalte bus memandang lebatnya hujan membasahi kota Seoul.
'Sss.. Ahh' lirih Jungkook menyentuh kepalanya yang terasa sakit ketika ia terus memandang sang hujan. Seperti mengingat sesuatu, Jungkook memilih menutup mata dengan kuat agar kepalanya berhenti mengingat sesuatu yang buram.
"Tidak apa-apa. Aku disini" kalimat dari seorang gadis mengiringi suara lebatnya hujan. Gadis itu menyentuh bahu Jungkook dengan tatapan binar meyakininya.
Mendengar kalimat yang baru saja menusuk gendang telinganya lembut, Jungkook membuka mata. Suara itu benar-benar tak asing baginya, "Rain? Rain!" seru Jungkook memeluk tubuh mungil gadis itu yang dalam keadaan basah kuyup terguyur hujan, "Jangan pergi dariku" lanjutnya mengeratkan pelukan.
Walaupun dalam keadaan basah kuyup, nampaknya gadis itu baik-baik saja. Gadis itu melepas pelukan Jungkook dan menyentuh pipi hangat Jungkook, "Ada apa? Apa yang membuatmu melarikan diri diwaktu hampir tengah malam ini?" tanya si gadis bernama Rain menatap dalam Jungkook dengan senyuman manis dibuatnya. Ia bertanya seperti itu, karena Jungkook bukanlah seorang lelaki yang suka dengan dunia tengah malam. Jungkook paling tidak suka berdiam seorang diri ditempat terbuka seperti ini.
"Apa kau kedinginan? Kenapa hujan-hujanan seperti ini Rain?" Jungkook mengalihkan pembicaraan dengan cara menyentuh puncak kepala Rain dengan ibu jari yang mengelus keningnya lembut. Dirasakanannya suhu tubuh Rain yang sangat dingin. "Kau baik-baik saja?"
"Hm" Rain tidak ingin memperpanjang kekhawatiran Jungkook, "Jeon Jeongguk. Jangan lakukan hal konyol seperti ini"
"Apa maksudmu?"
"Jangan melarikan diri. Ikuti perintah ibumu", Jungkook mengerutkan kening setelah mendengar ucapan yang baru saja terlontar dari mulut Rain. Seperti mengetahui sesuatu, kedua mata Jungkook menyipit.
"Apa yang baru saja kau ketahui?" tanya Jungkook khawatir dengan apa yang diketahui Rain. Rain mengedipkan matanya beberapa kali. Ia menggigit bibir bawahnya perlahan. "Ikut aku Rain. Aku akan membuktikan jika kau calon tunanganku yang sesungguhnya pada ibuku. Aku mohon.." Jungkook menggenggam kedua tangan Rain yang dingin.
"Jeon Jeongguk" Rain melepas genggaman Jungkook dan beralih menyentuh kedua pipinya, "Tatap aku" pinta Rain yang dengan cepat diikuti Jungkook,"Aku tidak bisa"
"Kenapa? Apa karena kau tidak memiliki perasaan lagi padaku? Atau kau telah mendapatkan lelaki lain?" Jungkook tak terima dengan penolakan Rain.
"Kau salah paham Jeon Jeongguk"
"Lantas apa!?" sentak Jungkook, "Ssh ah!" Jungkook kembali merasakan sakit hingga membuatnya menutup kedua mata membuang arah pandangannya
Rain.
Seorang gadis yang merupakan kekasih Jungkook sejak mereka duduk dibangku SMP. Kedua orangtuanya menyetujui hubungan mereka. Lalu, mengapa Rain menolak pertunangan Jungkook dengan semudah itu?.
.
."Jeon Jeongguk? Kau sudah sadar?" terdengar suara kepanikan dari seorang gadis yang tak dikenal Jungkook menyambutnya ketika kedua matanya terbuka secara perlahan.
"Ck" Jungkook membuang arah pandangnya berusaha agar gadis yang ada disebelahnya itu tak terlihat.
"Apa kau masih enggan menerimaku sebagai calon tunanganmu?" tanya gadis itu menahan air matanya agar tak jatuh. Jungkook tetap diam seakan-akan ia tak mendengar pertanyaannya. "Mm. Tidak apa. Aku mengerti" gadis itu menunduk sejenak lalu kembali memandang Jungkook yang membelakanginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN (Complete)
Fanfic"Inilah hari terakhir kita" ucap Jeon Jeongguk menundukan kepalanya sejenak tak ingin melihat senyuman diwajah Jisoo memudar. ---- Penasaran?? Yok baca..