Dengan langkah anggun Ve menuruni tangga dengan baju seragam yang sudah berganti dengan sebuah dress berwarna putih yang panjangnya selutut dan juga gardigan abu-abu yang menutupi lengan nya yang tak tertutup dress. Ia menyunggingkan senyum nya saat melihat Bobby yang masih setia menunggu nya duduk manis di sofa ruang keluarga .
Hari ini setelah pulang sekolah Bobby berniat untuk mengajak veranda Jalan-jalan,sekedar ke taman atau justru ke mall yang tak jauh dari rumahnya.
"Sayang,maaf ya klau nunggu nya lama." Bobby mendongak menatap gadis itu berbinar .
"Kamu cantik banget sih." Puji nya berdiri menatap veranda dari kepala sampai kaki,sementara yang ditatap hanya menunduk menyembunyikan rona merah yang tiba-tiba saja semburat di pipi tembem nya.
Cup.
Seketika gadis itu mendongak menatap Bobby yang kini nyengir tanpa dosa.
"Hehehe maaf , habisnya Gemes banget liat pipi kamu merah kek tomat ." Ucap Bobby mengaruk tengkuk nya yang tidak gatal.
"Isssshh kamu mah suka nya curi-curi cium pipi aku." Gerutu veranda memukul lengan Bobby manja sambil memegang pipinya yang baru saja di kecup oleh Bobby.
"Ya gapapa dong, dari pada cium pipi istri orang ,bisa di gampar suami nya aku." Jawab Bobby meraih tangan veranda dan menggenggam nya .
"Udah yuk , ntar keburu malem ." Ajak Bobby,gadis itu mengangguk namun tangan nya meminta Bobby untuk tak meneruskan langkahnya .
"Kenapa.?" Tanya Bobby.
"Belum pamit sama mami." Jawab veranda dengan wajah imut nya.
"Oh Iya lupa."
Ucap Bobby lalu mengedarkan pandangan nya ke arah dapur,karna setau nya tadi setelah meletakkan teh hangat untuk nya wanita paruh baya itu berjalan ke arah dapur.
Dan benar saja,terlihat jelas kini melody sedang sibuk dengan berbagai bahan sayuran yang akan di masak nya untuk makan malam nanti.
"Mami,aku sama mas Bobby pergi dulu ya." Melody menghentikan aktifitas nya dan berjalan menuju wastafel untuk mencuci tangan nya.
"nak Bobby tolong ingatkan veranda untuk meminum obatnya setelah makan nanti ya,jangan sampai lupa." Ucap melody menghampiri Ve dan juga Bobby.
"Pasti tante ,tanpa tante suruh pun Bobby akan perhatikan hal itu ." Jawab Bobby tersenyum manis menatap melody dan senyuman itupun menular ke wajah cerah sang calon mertua(?).
" ya sudah,kalau begitu berangkat sekarang ." Suruh melody, Ve meraih tangan sang mami yang di ikuti oleh Bobby.
Melody menatap kepergian sang anak dengan senyum serta mata berkaca-kaca ,pasalnya semenjak kehadiran Bobby wajah putri sulung nya itu terlihat lebih fresh dan ceria tanpa beban.
Ia sangat bersyukur dengan sikap Bobby yang tidak melihat keadaan fisik putri nya yang lebih lemah di Bandingkan dengan gadis pada umumnya.
Justru dengan caranya sendiri lah Bobby mampu merubah Cara hidup veranda lebih baik dan berwarna."Mami liat apaan sih?."TanyaShania yang tiba-tiba berdiri di samping melody sambil mengikuti arah pandang sang mami ke arah pintu utama.
"Duh,, Nju kamu bikin mami kaget ih." Jengkel melody mengusap dadanya karna ulah si jangkung yang membuatnya terkejut.
Gadis itu hanya nyengir kuda sambil mengaruk hidung nya.
"Abis nya Mami serius banget liatin pintu nya ,kenapa mami kangen ayah.?" Melody tak menghiraukan pertanyaan Shania dan kembali berjalan ke arah dapur dengan Shania yang mengekor di belakangnya .
"Wihh,asik nih ada tempe goreng." Mata Shania berbinar saat melihat tumpukan tempe goreng yang belum tersusun rapi di atas piring meja makan .
Dengan semangat gadis itu menarik kursi dan duduk disana ,tangan nya terangkat untuk mencomot tempe ,namun terhenti karna musibah datang.Plak.
"Aduh,"
"Cuci tangan dulu dong cantik,masa main comot aja." Shania mengalihkan pandangan nya ke arah sang pembawa musibah yang kini sudah bertolak pinggang di samping kursi sambil menggosok punggung tangan nya yang terasa panas setelah di geplak oleh melody.
"Eh mami,iya mi maaf,Abis tu tempe udah manggil-manggil aja pengen masuk mulut." Canda nya berharap amarah melody mereda.
"Kamu harus belajar dong Nju ,ilangin kebiasaan-kebiasaan buruk seperti itu,kamu itu anak perempuan,bisa-bisa nanti kamu ngk dapat jodoh kan susah." Nasihat melody sambil kembali melanjutkan aktifitas nya di dapur .
Sementara itu Shania yang di nasihati secara lebar kali tinggi itu terlihat sedang mengambil tempe sebanyak 5 potong yang ia genggam dengan kedua tangannya ,sambil sesekali melirik ke arah melody yang masih saja ber dongeng di siang bolong.
Setelah merasa cukup dan aman Shania berjalan mengendap-ngendap menuju pintu utama dan pergi keluar rumah.
"Kamu ngerti kan say,,,,." Melody menghentikan ucapan nya saat ia tak menemukan siapapun disana ,pandangan teralih pada piring tempe yang kini tersisa 4 potong saja,ia memejamkan matanya sejenak saat tiba-tiba terasa darah nya naik ke Ubun-Ubun .
"SHAANNIIIIIAAAAAA."
Teriaknya menggelegar hingga kompleks sebelah .
"Huh untung aja lolos dari amukan mami,btw kenyang juga makan tempe 5 potong ,,khek ehh." Ucap Shania abstrak setelah berhasil menghabiskan tempe nya, kini gadis itu telah sampai di ujung jalan kompleks perumahan nya .
"Kemana ya enak nya,?" Tanya nya pada dirinya sendiri.
Sedetik kemudian ia menjentikkan jarinya saat ia sudah menemukan tujuan yang ia mau.
Cukup lama gadis itu berjalan sampai di sebuah warteg kecil di pinggir jalan,ia memiringkan kepala Guna mencari tau apakah orang yang di cari ada di dalam.
"Met sore Pak Imam ." Teriak Shania menyapa seseorang yang sedang sibuk dengan penggorengan nya.
"Eh non Nia,sore non,non Nia mau makan.?" Jawab Pak Imam di akhiri dengan sebuah pertanyaan.
"Engak Pak,saya cuma mau Bantuin bapak,Warung nya rame tapi sendirian. " Jawabnya sambil membereskan piring kosong bekas makan pengunjung Warung .
"Saya ngk enak sama papa nya non Nia,nanti marah lagi ." Ucap Pak Imam sungkan karna pernah melihat Shania yang di omeli oleh Marco di depan Warung nya .
"Ngk kok Pak,lagian bentar lagi kan bulan puasa jadi Nia ngk bisa Bantuin klau bapak buka malam hari." Jawabnya menaruh piring dan gelas kotor di sebuah ember.
Pria paruh baya itu hanya tersenyum Tipis merasa bersyukur karna masih ada orang kaya yang tak sombong dan dengan senang hati membantunya di tempat yang kecil seperti itu.Ciiiiiieeettttttt
Bruuuuaakkk.
Shania tersentak lalu berlari kecil keluar dari warteg sambil memperhatikan sekitar,beberapa penduduk yang memang tak jauh dari tempat itu berkumpul di ujung jalan yang kurang jelas dari pandangan nya karna terlalu jauh.
"Pak ada apaan sih.??" Tanya Shania pada seorang bpk yang berlari ke arah nya.
"Ada kecelakaan neng ,sepertinya parah." Jawab Bpk itu menghampiri salah satu kendaraan yang ada di sana.
"Pak Imam Shania tinggal dulu bentar ya." Pamit nya kepada Pak Imam.
"Iya non." Dengan langkah cepat Shania pun meninggal kan warteg dan menghampiri kerumunan warga itu.
Dengan sedikit sulit Shania melewati orang-orang yang ada disana untuk melihat lebih jelas mobil yang mengalami kecelakaan , saat sudah dekat mata gadis itu memicing menajamkan pandangan nya.
"Astaga,,,Gibran..!"
TBC.
Udah kepikiran sih konflik yang akan terjadi,sedikit rumit tapi sebisa mungkin akan saya buat menarik.
Tinggal kan comment tentang jalan cerita di atas ,Thanks.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sister Love Story (complete)
FanfictionSebuah kisah kakak beradik yang mencintai pria yang sama,namun karna sebuah penyakit yang di derita Jessica veranda sang kakak memilih mengalah, Namun apakah sang adik shania junianata akan menerima itu semua begitu saja??