5 tahun kemudian.
Vino berdiri resah didepan sebuah rumah mewah yang ada di perumahan elit ,dengan sesekali melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tengan kiri nya lelaki yang sudah rapi dengan tuxedo abu-abu itu sedikit mengerutu pelan.
"Ck,ini nih yang gue benci dari cewek,masa dandan aja sampai 2 jam." Dan itulah salah satu grutuan vino yang entah sudah terlafalkan beberapa kali .
Tak lama seorang gadis dengan gaun ungu tanpa lengan dan dengan panjang selutut keluar dari dalam rumah mewah itu,vino terdiam beberapa detik sekedar menikmati hasil dari penantian panjang nya yang membuat ia harus mengorbankan masa muda nya dengan menunggu,oke nglantur dah gua.
"Absolutely perfect." Gumam vino masih enggan berkedip karna takut sosok itu menjelma jadi ibu-ibu ber daster dengan rol rambut yang masih menempel sambil berkacak pinggang di hadapan nya.
"Kak kok bengong sih ihhh." Kesal Gadis itu menghampiri vino.
"Kamu cantik gre,ngk salah aku pilih kamu untuk jadi calon istri aku." Jawab vino meraih tangan Gracia untuk di genggam . Gadis itu menunduk malu dengan pipi yang telah bersemu merah.
"Udah ahh,kita berangkat sekarang ,yuk." Ajak vino membuka pintu depan lalu mempersilahkan gadis itu masuk.
"Silahkan nyonya vino." Ucap vino sambil menunduk layaknya seorang pengawal kerajaan pada permaisuri nya.
Gracia memukul manja bahu tegap vino.
"Apaan sih ,nikah aja belum udah nyonya vino." Gerutu Gracia pelan membuat vino terkekeh pelan,lalu bergegas Menuju kursi kemudi.
"Klau udah nikah kamu mau punya anak berapa.?" Tanya vino yang sebebarnya tau klau Gracia tidak terlalu suka membahas hal-hal yang membuat pipi nya memerah,tapi bukan vino namanya klau tidak suka mengoda gadis yang lebih muda 4 tahun darinya itu dengan sengaja.
"Tau ahh,,ngomong aja sama radio." Kesal Gracia mengalihkan pandangan nya ke arah luar jendela.
Vino tersenyum tipis lalu tangan nya mengelus puncak kepala gadis itu lembut.
Cup.
"Aku sangat mencintai mu." Ucap vino setelah mendarat kan sebuah kecupan kecil di pelipis gadis itu membuat Gracia memutar wajahnya.
"Aku juga sangat mencintai kakak." Balas nya menatap pemuda itu penuh cinta, vino tersenyum bahagia lalu mengangguk.
Dan mobil sport merah itu pun berlalu meninggal kan perumahan mewah itu dengan kecepatan sedang.
----
" akhirnya ayah bisa melihat salah satu kebanggaan ayah bahagia ." Seketika gibran menoleh ke arah samping dimana gery sedang berdiri menatap ke arah yang sama dengan nya.
"Apa ini juga kebahagiaan mu nak.?" Tanya gery menatap Gibran ,pemuda itu mengangguk sambil tersenyum lembut.
"Tentu ayah ,kakak mana yang tidak bahagia melihat adik nya akan menjadi seorang pengantin ." Gery tersenyum Damai ,dan kembali menatap sosok lelaki yang kini sedang duduk manis di depan penghulu dengan jas putih yang membalut tubuh nya.
"Terima kasih untuk kesabaran dan pengorbanan yang ayah kasih untuk Gibran ,Gibran ngk tau penyesalan seperti apa yang akan Gibran tanggung klau Saja hari itu ayah tidak tertolong ." Ucap Gibran mengenang hari dimana tubuh sang ayah yang berhasil tertembus tima panas lima tahun lalu.
" itu lah tugas seorang ayah,yang akan selalu memaafkan dan siap menjadi nafas kedua untuk putra nya ,ayah justru bangga sama kamu,karna kamu ayah bisa memerankan sosok ayah yang tidak perna lelah untuk menanti sebuah perubahan." Tangan gery terangkat untuk memeluk pundak Gibran dan mengguncang nya beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sister Love Story (complete)
FanficSebuah kisah kakak beradik yang mencintai pria yang sama,namun karna sebuah penyakit yang di derita Jessica veranda sang kakak memilih mengalah, Namun apakah sang adik shania junianata akan menerima itu semua begitu saja??