Di jalan tengah kota.
Gibran terus menekan gas sambil tetap fokus menatap ke arah depan,jantung nya berdetak lebih cepat saat mobil yang mengikuti laju kendaraan nya terlihat semakin dekat.
Beberapa menit yang lalu ia berhasil menguak rahasia besar yang tersimpan secara rapi selama beberapa tahun yang lalu,peristiwa yang dulu sempat merenggut salah satu orang berharga dalam hidupnya itu bukanlah murni kesalahan orang yang kini mendekam di balik jeruji,ia sangat menyesal telah menuduh orang yang tak bersalah dalam kejadian itu,namun bukan itu yang kini membuat ia takut,melainkan kumpulan anak buah dari geng Mavia yang kini mengejar mobil nya yang tidak lain adalah anak buah dari NANDIF ARYA PRATAMA pimpinan dari sebuah organisasi ilegal yang sedang di incar polisi di kota ini.
"Ya Allah ,Klau aku harus mati karna masalah ini aku rela asal izinkan aku untuk bertemu dan mengucap maaf sama ayah." Perlahan air bening itu turun melewati pipi Gibran dengan perlahan.
Apalagi saat ingatan nya kembali pada menit yang belum lama telah berlalu sekaligus membawa nya dalam keadaan seperti sekarang ini.
Flassback on.
"Kita harus segera menyelesaikan misi terakhir kita melenyapkan anak pertama dari gery William dan nabilah azalia William ." Ucap dari seorang pimpinan yang sedang duduk di kursi kebesaran nya,Gibran memundurkan tubuhnya hingga menyentuh tembok dan bersandar disana menyembunyikan tubuhnya.
"Tapi kita kan sudah berhasil mengalihkan perhatian polisi atas kejadian itu bos,dengan memalsukan semua bukti yang ada." Sahut salah satu pengawal yang berada di hadapannya.
"Iya memang aku tau Marco sudah tertangkap tapi keluarga gery belum benar-benar hancur ,aku belum puas klau belum melukai anak kesayangan nya gery yaitu, Gibran farish William." Mata Gibran melebar setelah mendengar kalimat terakhir yang keluar dari mulut pria itu.
Flassback off .
Air mata Gibran semakin deras ,ia tak menyangka sifat acuh ayah nya selama ini bukanlah tanpa sebab, tapi semata-mata hanya tak ingin ia menjadi sasaran utama para penjahat itu dan berpura-pura tak perduli padanya.
Dia kembali menambah kecepatan mobilnya dan berusaha menghindari kejaran para musuh nya.
----
"Vino kita langsung ke kantor polisi,masalah ini harus segera di selesaikan." Ucap gery sambil terus menatap smartfone yang ada di genggaman nya.
Entah kenapa firasat nya tiba-tiba terasa tidak enak saat lelaki itu menatap foto kebersamaan nya dulu terakhir kali bersama Gibran waktu putra sulung nya itu masih tingkat sekolah dasar.
"Semoga kamu baik-baik saja nak." Gumam gery menatap ke arah luar jendela mobilnya .
Drrtttt,,,drrrtttttt.
Getaran yang berasal dari HP yang masih berada di genggaman gery membuat lelaki paruh baya itu seketika mengalihkan pandangan nya,sekedar melirik nomer pemanggil yang tak memiliki nama,dan berarti itu adalah nomer asing.
"Vino apa kamu mengenal Nomer ini.?" Tanya gery setelah tau lelaki yang duduk di kursi kemudi itu menghentikan kendaraan nya karna lampu merah.
Vino memutar badan nya 180 derajat menghadap ke arah gery lalu meraih alat canggih itu dari tangan gery.
Mata vino menyipit saat jejeran angka yang tertulis di layar ponsel itu tidak asing untuk nya.
"Sepertinya ini nomer tlfon pangeran ,tuan." Ucap vino membuat gery menegakkan punggung yang sebelum nya bersandar di kursi duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sister Love Story (complete)
Fiksi PenggemarSebuah kisah kakak beradik yang mencintai pria yang sama,namun karna sebuah penyakit yang di derita Jessica veranda sang kakak memilih mengalah, Namun apakah sang adik shania junianata akan menerima itu semua begitu saja??