Chapter - 7

259 23 2
                                    

Ini sudah satu setengah bulan, bahkan hampir 2 bulan aku tidak bertemu dengan Yoongi. Aku tidak berani menghubunginya secara langsung. Sebenarnya karna sebelumnya aku tidak punya alasan untuk menghubunginya, tapi sekarang aku punya.

Tanggal pertunangan yang sudah di tentukan tinggal seminggu lagi dan aku bahkan belum bertemu dengan calon tunangan ku. Setidaknya aku akan memberitahunya bahwa aku akan mengundang Taehyung di acara itu karna dia adalah keluarga ku. Aku memutuskan mengirim pesan kepadanya.

Sangat sulit memutuskan apa yang akan aku tuliskan di pesan. Beberapa kali aku bahkan sampai menghapusnya lagi hingga akhirnya aku memutuskan mengirimkannya sebuah pesan yang sangat singkat.

Min Yoongi..apa kau sibuk?

Pesan terkirim.

Ada apa?

Balasnya singkat. Waah.. cepat juga dia membalas pesan ku.

Ada yang ingin aku bicarakan. Ini tentang pertunangan kita yang tinggal beberapa hari lagi.

Kali ini dia membalasnya lama sekali. Dengan bodohnya aku sampai merestart ponsel ku karna ku pikir mungkin ada masalah di ponsel ku sehingga pesannya tidak bisa terkirim kepada ku.

Tapi sepertinya dia memang tidak membalas pesan ku karna tidak ada satu pesan pun yang masuk hingga hampir 3 jam berlalu saat matahari di kota Seoul kian meninggi baru dia membalas pesan ku.

Galleria Forest, Lt.9 Suite 903, Junghwa-dong. Usahakan jangan terlalu mencolok.

Akhirnya dia membalas pesan ku. Tapi ini maksudnya apa, apakah dia menyuruh ku datang kesana.

Baiklah.

Aku membalas pesannya. Lebih cepat lebih baik bertemu dan menyelesaikan masalah ini.

Tanpa pikir panjang aku menemui Ibu ku dan minta izin untuk menemui Yoongi. Ibu ku sangat senang karna dia berpikir bahwa hubungan aku dan Yoongi kian membaik. Setidaknya itu yang dipikirkannya.

Cuaca sangat panas di pertengahan bulan Juni tahun ini. Aku tidak mengerti maksudnya 'Jangan terlalu mencolok'. Apa dia ingin aku memakai coat hitam tertutup dengan kacamata hitam dan masker seperti yang biasa dia lakukan? Tapi ini sangat panas jadi aku memutuskan memakai terusan kaos bertali spageti berwarna kuning lemon dan kemeja berwarna putih untuk menutupi bahu dan lengan ku.

Akhirnya aku memutuskan agar Pak Lee hanya mengantar ku sampai di depan lobby. Tidak ada pengawal yang mengikuti ku mungkin akan mengurangi ketidak mencolokanku.

Aku naik ke lantai 9 dan berdiri di depan pintu 903. Aku menekan bell beberapa kali tidak ada yang menjawab. Apakah aku salah pintu? Aku merogoh tas ku untuk mengambil ponsel ku dengan bermaksud mengecek apakah nomor pintu sudah sesuai dengan isi pesan Yoongi tiba-tiba pintu terbuka dan sebuah tangan menarik ku. Menarikku dan menahanku di antara pintu dan tubuhnya.

Aku menutup mata ku karna terlalu terkejut sambil menggenggam ponsel ku erat-erat.

"Apakah tidak ada yang mengikuti mu?" Tanya sebuah suara.

Yoongi!!

Aku membuka mata ku dan melihat lehernya yang kokoh dan terlihat jantan dengan jakun yang menyembul. Dia mendongakkan kepalanya di lubang pintu untuk melihat ke arah luar dan memastikan bahwa tidak ada yang mengikuti ku lalu dia mundur, melihat ku sebentar dan berbalik belakang meninggalkan ku di pintu.

"Yaa.. kalau ada tamu tuh di persilakan masuk kek, apa kek." Aku berkata sambil mengikutinya.

"Kau kan sudah masuk." Jawabnya ketus.

Pride and Secret - Idol Chaebol IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang