Chapter - 8

253 23 4
                                    

Aku mendengar bunyi jam alarm yang sangat berisik dan memaksa ku untuk membuka mata ku. Itu dari ponsel Yoongi. Dengan langkah berat dan masih mengantuk aku terpaksa turun dari tempat tidur karna suaranya sangat berisik.

Aku melihat Yoongi masih tertidur meringkuk seperti udang di sofa. Buru-buru aku mengambil ponsel Yoongi dan mematikan alarmnya lalu membangunkan Yoongi.

"Yaa! min Yoongi. Kau bilang kau ada schedule pagi ini. Alarm ponsel mu sudah berdering dari tadi. Apa kau tidak bangun dan bersiap-siap?"

"Berisik banget siih!" Yoongi menutup telinganya dengan bantal.

"Yaa! kau bilang kau ada schedule jadi sebaiknya kau bersiap sekarang!"

Tidak ada respon.

"Haish anak ini, ya sudah terserah mu saja. Yang penting aku sudah membangunkan mu."

Aku berbalik belakang dan pergi meninggalkan Yoongi.

Biarkan saja. Toh bukan urusan ku jika dia terlambat.

Terlambat? Hufft.. aku benci ini.

Aku memutar tubuh ku dan kembali membangunkan Yoongi.

"Min Yoongii... Banguuuun....!!
Kau tidak ada waktu untuk berlama-lama seperti ini. Bukankah semalam kau bilang kau ada schedule pagi ini!" Aku mengguncang lengannya. Berharap dengan tindakan seperti ini dia mau bangun.

Voillaa... Akhirnya dia bangun.

"Tadinya ada pemotretan untuk majalah tapi di cancel jadi besok siang. Sejin Hyung mengabari ku semalam." Yoongi berkata sambil melamgkah ke arah kamar mandi dengan malas.

"Tapi aku ada perlu ke tempat lain, kau bersiaplah."

"Aku juga ikut?" Tanya ku.

"Apa kau mau tinggal disini?" Tanya Yoongi balik.

"Hfftt.... Baiklaaah..." Aku berkata sambil memutar bola mata ku. Dia sangat suka memerintah. Aku menyesal membangunkannya.


"Kita mau kemana?" Tanya ku setelah kami berkendara beberapa saat mengarah ke pusat kota Seoul.

Tapi Yoongi tidak merespon. Pandangannya lurus ke depan, sedang fokus melihat jalan. Baru setelah Yoongi memarkirkan mobilnya di parkiran gedung Bighit Entertainment aku baru menyadari apa rencananya.

Yoongi tidak langsung keluar dari mobilnya. Dia dengan gugup menggenggam setir mobil dan mengetuk-ngetuk jarinya di setir mobilnya.

"Yoongi-ah.. apa tidak sebaiknya kita kembali saja?" Yoongi langsung merespon apa yang aku katakan dengan menatap ku.

"Yaa!! kenapa kau terus membuat ku ragu. Aku sudah mengatakan pada mu aku sudah membuat keputusan." Bentaknya.

"Itu karna kau terlihat sangat gugup." aku berkata sambil menyentuh tangannya yang menggenggam setir mobil. Dia melonggarkan genggamannya dan sekarang berganti menggenggam tangan ku.

"It's okay. Aku akan mendukung apapun keputusan mu."

Apa yang aku katakan.. aku rasa aku cuma berusaha bersikap ramah kepadanya, menenangkannya yang sedang gugup.

Dia menatap ku dan mata kami bertemu. Tapi itu tidak lama karna dia buru-buru melepaskan tangan ku dan keluar dari mobil. Dia berjalan memutari mobil dan membuka pintu mobil untuk ku.

"Ayo turun." Yoongi menarik ku keluar dari mobil, menggandeng tangan ku dan membawa ku memasuki gedung Bighit Entertainment.

Semua yang berpapasan dengan kami menyapa Yoongi namun terlihat terkejut dengan kehadiran ku. Yoongi balas menyapa hingga kami berdiri di depan sebuah pintu. Yoongi berbicara kepada seorang wanita yang berada di depan pintu lalu mempersilahkan kami masuk. Aku membaca mika yang terpajang di meja bertuliskan 'CEO'. Aku langsung tahu kami menuju ke mana, yaitu ke ruangan Bang Si Hyuk. CEO Bighit Entertainment. Agensi yang menaungi Bangtan Seonyeondan.

Pride and Secret - Idol Chaebol IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang