Chapter - 6

279 23 0
                                    

Aku membuka mataku dan menemukan diriku berada di dalam ruangan gelap. Aku merasa pengap dan mulut ku terikat dengan seutas kain yang terasa asin dengan keringat ku bercucuran mengenai kain itu. Aku sangat ketakutan.

'Ayaah.. Ibu.. Oppa.. Pak Lee.. siapapun tolong aku.' batin ku terus berteriak dan tanpa sadar mata ku perih akibat air mata yang terus menghulu dari mata ku.

Praank!!

Aku mendengar suara dari luar ruangan, atau mungkin ruangan sebelah. Pintu terbuka dan tiga orang masuk ke ruangan tempat aku berada. Yang dua orang lagi sambil menyeret seorang anak laki-laki memakai seragam sekolah. Anak laki-laki itu tidak sadarkan diri dan ada darah di pelipis dan ujung bibirnya.

'Kenapa kau baru bilang kalau dia bukan anak orang kaya? Tapi dia terlihat seperti anak orang kaya. Lihatlah sepatu dan tas yang dikenakannya.' tanya pria yang memakai sweater berwarna abu-abu gelap dan topi hitam. Aku tidak berani melihat ke arahnya karena aku ingat dialah orang yang menarikku dari jalanan di sekitar pertokoan yang aku kunjungi tadi.

'Aku tidak tahu kalau kalian menargetkan dia. Aku yakin dia bukan orang kaya karna aku pernah beberpa kali melihatnya di daerah dekat rumah paman ku. Keluarganya hanya pelayan yang bekerja di rumah salah satu chaebol di sekitar rumah paman ku. Mungkin barang-barangnya merupakan hadiah atau bekas majikan tempat orang tuanya bekerja.' Pria itu memakai kaos hitam dan jaket denim berwarna hitam, Dia terlihat gusar.

'Pokoknya pastikan dia tidak melihat wajah ku atau paman ku akan membunuhku jika dia mengenaliku.' Pria itu berkata sambil menekan kepalanya kasar dengan kedua tangannya.

'Tenanglah, nanti malam kita akan membawanya dan melemparkannya di sekitar sungai. Tidak mungkin kita melepaskannya sekarang.' jawab pria yang satunya lagi. Dia sama seperti yang lainnya menggunakan pakaian serba hitam, namun Sepertinya dia yang memimpin soalnya diantara yang lainnya dia yang terlihat paling tenang namun mendominasi.

'Anak perempuan itu.' pria itu menatap ke arah ku sekarang. Aku buru-buru menundukkan kepala ku. Aku tidak punya keberanian untuk melihat ke arah mereka.

'Apa kalian sudah menghubungi orang tuanya?' tanyanya lagi.

'Sudah hyung. Tapi belum ada kabar lagi dan mereka malah mengancam akan menghubungi polisi dan menangkap kita.' tanya si pria yang memakai sweater abu-abu.

'Tidak sulit membuat mereka menurut pada kita.' jawab pria yang di panggil 'Hyung' oleh yang lainnya ini.

'Apa ponsel mu ada kameranya? kita tinggal mengirimkan foto atau mungkin video kepada orang tuanya dan mengancam kembali jika mereka ngotot lapor ke polisi, kita akan sebar foto-foto dan video anak perempuan mereka di internet.' jawab pria itu sambil terus perlahan berjalan ke arah ku.

'Mm..mmmm.....' aku berusaha berteriak, tapi karna mulut ku diikat menggunakan kain hanya suara anah yang keluar.

'Tolong lepaskan aku..tolong selamatkan aku...' aku berusaha teriak dan bergerak semakin gelisah di tempat duduk dimana aku terikat sementara pria itu berjalan semakin dekat ke arah ku.

'Ku mohon, menjauhlah dari ku. Jangan mendekat, jangan sentuh aku.' aku berteriak dalam bekapan kain di mulut ku. Aku meronta berusaha melepaskan diri dari ikatan tali ini.

Pria itu menghentikan langkah kakinya dan sekarang berdiri tepat di depan ku. Tangannya menyentuhku wajah ku yang membuat ku semakin berteriak histeris.

"Tolong jangan sentuh aku, LEPASKAAN AKKUUUU..." aku berteriak sebisa ku.

"Ya!! Kau bermimpi buruk? Kau baik-baik saja?" Tanya Min Yoongi sambil memegang wajah ku berusaha membuat ku sadar.

Pride and Secret - Idol Chaebol IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang