Chapter - 12

232 19 0
                                    

Aku tidak tahu apakah aku sanggup menceritakan kisah ku pada Nari dan Do Yeon.

Entah kekuatan dari mana pada akhirnya aku bisa menceritakan pada Na Ri dan Do Yeon tentang kejadian waktu itu, apa yang ku alami setelahnya, hingga mengenai perjodohan dan hingga apa yang Bang PDnim sampaikan pada ku tadi saat di kantor Agensi BigHit Entertainment.

"Eun Ra-ya, kau sudah melalui semua itu sendirian. Kalau aku pasti sudah memilih untuk bunuh diri. Kau sudah bertahan dan bekerja keras dengan sangat baik menghadapi semuanya." Do Yeon berkata sambil memegang tangan ku. Aku merasakan energi Do Yeon mengalir kepada ku, air mata yang ku tahan selama aku menceritakannya kepada Nari dan Do Yeon tiba-tiba tertumpah, tidak dapat ku bendung lagi.

"Ya, kenapa kau melaluinya semua itu sendirian? Apa kau tidak menganggap aku teman mu hah?" Nari berkata dengan nada ketus, tapi aku melihat matanya bergetar.

"Na Ri ah, maafkan aku. Aku tidak ingin kau di permalukan karna mempunyai teman seperti ku. Aku tidak masalah jika kau tidak mau berteman dengan ku lagi, tapi ku mohon jadilah pengacara ku. Aku tidak tahu apakah aku bisa menceritakan seperti ini lagi ke orang lain jika bukan kau yang menjadi pengacara ku."

"Na Ri-aah, aku akan memusuhi mu jika kau menolaknya. Hiks." Do Yeon berkata pada Nari sambil terisak, dan semakin mempererat mengenggam tangan ku.

"Aku sudah kehilangan kesempatan untuk membantu mu dulu karna kau menjauhi ku, tentu saja kali ini aku akan menerimanya. Dengan syarat, jangan menjauhi ku lagi jika kau ada masalah. Aku sudah bukan anak kecil seperti dulu lagi, aku akan mencari mu dan mendatangi mu jika kau mencoba menjauhi ku lagi." Nari berkata dengan suara bergetar.

"Hiks.. Nari-aah..Do Yeon-aah.. Terima kasih.. hueeee...." Tangisan ku pecah.

Aku merasa lega namun emosi ku belum mau surut. Segala kesedihan bertahun-tahun merasa sepi tanpa adanya teman, aku merasa terbebas dari semua itu sekarang. Kini aku bahkan mendapat lebih banyak teman lagi sekarang. 

Apa yang Taehyung katakan di kantor BigHit tadi benar. Sangat melegakan rasanya bisa jujur pada teman mu sendiri.

Do Yeon dan Na Ri kini pindah ke sisi meja sebelah ku dan memeluk ku. Kami menjadi totonan pengunjung caffee, untungnya disini tidak terlalu ramai pengunjung. Kami benar-benar tidak mempedulikan orang-orang lain dan tetap menangis sambil berpelukan bersama.

"Pengacara Oh." Panggil salah seorang pelayan coffee shop yang menghampiri meja kami.

"Oh, maaf reuni kami sudah mengganggu pelanggan lain." Nari berkata lalu melepaskan pelukan kami. Nari, Do Yeon dan aku kini sama-sama mengambil tissue yang ada di meja untuk menyeka air mata kami.

"Tidak, kami ingin memberi minuman gratis. Kami sangat tersentuh dengan pertemanan kalian. Ini silahkan." Pelayan coffee shop itu menyodorkan pada kami masing-masing secangkir kopi.

"Ah, terima kasih banyak." Nari berkata sambil mengambil kopi gratisan untuk kami.

Kami melanjutkan ngobrol sambil makan siang, dan aku mengetahui bahwa ternyata mereka berdua sangat menggilai Bangtan Boys. Bahkan mereka juga terdaftar sebagai anggota fanclub ARMY. Dan aku juga baru mengetahui bahwa Han Do Yeon adalah seorang model. Aku pernah melihatnya tampil di beberapa pemotretan majalah dan saat ini pun walau dia hanya memakai kaos, celana jeans dan sepatu kets tetap terlihat aura seorang model terpancar dari kecantikannya.

"Ya Do Yeon-ah..kenapa kau memakan banyak sekali? Ingat kau seorang model, dan Eun Ra, kau akan bertunangan dua hari lagi. Tidak kah kau seharusnya diet atau semacamnya?"

"Nari aah..aku sedang sangat senang bertemu dengan kalian. Ku mohon jangan larang aku makan enak kali ini saja." Aku berkata sambil menyuapkan makanan terakhir ku ke dalam mulut.

Pride and Secret - Idol Chaebol IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang