Chapter - 18

284 23 0
                                    

*video youtube cr : caramel macchiato


--

"Ya!! Aku sudah memesan ruangan karaoke yang sangat bagus untuk merayakan bridal shower mu tapi kenapa kau malah memilih ke sini?" Nari protes sambil terus menegak soju yang ku tuangkan ke gelasnya.

Kami sedang berada di sebuah kedai soju di pinggir jalan. Aku melihat banyak adegan drama mengambil setting di tempat seperti ini. Aku sangat menginginkan melakukannya sejak dulu.

"Maafkan aku, aku sangat ingin melakukan hal-hal seperti ini." Aku merasa sedikit menyesali keputusan ku karna melihat Nari terlihat sangat kecewa dengan pilihan ku.

"Baiklah karna kau yang akan menikah." Akhirnya Nari memaafkan aku. 

"Kalau begitu, ke karaokenya nanti saja sekalian merayakan pernikahan mu." Do Yeon berkata.

"Itu benar, nanti setelah pernikahan mu kita bisa ke karaoke. Bukankah Yoongi akan lebih banyak sibuk dengan schedule ny. Kau psti akan punya lebih banyak waktu." Nari melanjutkan

"Setelah aku menikah, aku akan sangat sibuk bekerja di perusahaan Grup Hwan."

Choke. Nari tersedak soju mendengar kata-kata ku.

"Apa? Kau akan bekerja?" Tanya Do Yeon.

"Tapi kenapa?" Nari menyahuti.

"Seperti yang kau bilang, aku akan sangat bosan nanti jika Yoongi sibuk. Aku akan bekerja untuk mengisi waktu ku." Maafkan aku teman-teman, aku terpaksa berbohong.

"Ya, kau kan punya kami. Pekerjaan kami sangat flexibel. Aku pengacara di firma swasta yang ku dirikan dengan teman-teman satu kampus ku dulu, aku hanya bekerja jika ada klien. Sementara Do Yeon adalah seorang model. Hanya bekerja jika ada pemotretan atau event fashion. Tapi jika kau bekerja di kantor kau harus bekerja 9 jam selama week days dan itu belum termasuk lembur. Itu bukan mengisi waktu namanya, kau membuat diri mu terjebak pada rutinitas." Nari menjelaskan.

"Dan juga, bukannya Nari pernah bilang kau bercita-cita menjadi desainer. Daripada kau mengisi waktu dengan bekerja di kantor, lebih baik kau menuangkan ide-ide mu dalam hal fashion." Do Yeon ikut memberi ku nasihat.

"Ah ini tidak bisa dibiarkan. Aku akan meghubungi Yoongi dan memintanya untuk membuatmu berubah pikiran." Nari memgambil ponselnya.

"Tidak!" Aku refleks menahan tangan Nari.

"Ku mohon jangan beritahu Yoongi." aku memohon pada Nari.

"Aku belum mengatakannya pada Yoongi. Aku tidak ingin dia justru mendengarnya dari orang lain. Aku melakukan ini karna aku sangat menginginkannya. Aku mendesain baju hanya hobby. Aku adalah menantu Keluarga Hwan dan kau tahu aku punya saham di sana. Aku akan mendapatkan beberapa keistimewaan nantinya." Aku meyakinkan Nari dan Do Yeon.

Mereka saling berpandangan untuk beberapa saat dan Nari menarik tangannya yang ku tahan.

"Baiklah kalau kau berkata begitu." Nari berkata lalu menarik nafasnya panjang.

"Karna kau mengatakan kau yang menginginkannya kami tidak mungkin memaksa. Kalau kau butuh apa-apa kabari kami oke." Nari membuat ku berjanji.

"Tentu saja." Aku berkata sambil memeluk Nari dam Do Yeon.

Selalu memyenangkan setiap moment kebersamaan kami. Kini aku mengerti kenapa Yoongi bisa sangat bahagia saat bersama Bagtan daripada saat bersama ku. Aku akan baik-baik saja selama ada mereka.

Kami melanjutkan acara kami sambil ngobrol dan tentu saja sambil minum soju. Aku membawa mobil ku sendiri jadi aku berusaha tidak terlalu banyak minum. Aku mulai membawa mobil ku sendiri mengingat Yoongi mengatakan tidak akan memberikan ku supir setelah menikah. Aku harus mulai membiasakan diri ku lagi menyetir mobil sendiri. Dan melihat keadaan Nari dan Do Yeon sekarang yang sudah sangat mabuk aku benar-benar punya alasan untuk tetap sadar untuk mengantarkan mereka pulang nantinya.

Pride and Secret - Idol Chaebol IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang