"Ya.. Bangun, kita sudah sampai." Yoongi membangunkan ku. Sepertinya aku tertidur saat diperjalanan tadi.
"Kita di mana?" Tanya ku setelah aku membuka mata ku. Tapi Yoongi tidak menjawab ku. Dia lalu keluar dan memutari mobil untuk membukakan pintu untuk ku.
Aku keluar dan menyadari aku berada di mana. Ini di Daegu dan tepatnya di depan restoran orang tua Yoongi yang terkenal di kalangan para fans Bangtan. Aku buru-buru masuk kembali ke dalam mobil sambil memeluk erat tas ku di dada ku.
Aku tidak mau keluar!!
Pekik ku tanpa bersuara.
- - o o O o o - -
"Ya.. kau kenapa!? Apa kau tidak ingin turun!!?" Tanya Yoongi.
"Yaa..kau gila? Mengajak ku ke sini? Di dalam pasti banyak orang yang makan, apa kau tidak khawatir jika mereka melihat kau dan aku masuk bersama. Di sana juga pasti banyak fans mu" Aku ketakutan. Aku tidak siap.
"Ya!! Apa kau tidak mau bertemu dengan orang tua ku, kita akan segera bertunangan dan..." aku menutup mulut Yoongi dengan tangan ku sehingga Yoongi tidak bisa melanjutkan kata-katanya.
"Ssstt... Haruskah kau mengatakan 'bertunangan' di sini." Aku berbisik padanya sambil melihat ke sekeliling ku apakah ada yang mendengarkan.
Yoongi mundur selangkah, dia terlihat kesal. Aku tahu aku tidak seharusnya bersikap seperti ini. Apalagi saat ini kami akan bertemu dengan orang tua angkat Yoongi yang sangat dia sayangi. Hanya saja aku tidak pernah berada di tempat umum sendirian. Di restoran itu bukan hanya orang tua Yoongi tapi juga pasti ada beberapa pelanggan yang merupakan orang asing.
Aku merasakan Yoongi menatap ku, dia seakan menilai sikap ku. Aku merasa sangat bodoh.
"Apa yang kau takutkan sebenarnya?" Tanya Yoongi berdiri di depan pintu mobil dengan kedua tangannya di pinggang.
Aku terlalu takut, sekarang aku bahkan takut menatap Yoongi. Dia pasti sangat kecewa pada sikap ku.
"Jika kau khawatir dengan reputasi ku atau Bangtan itu sudah tidak masalah sekarang. Aku sudah mengakuinya pada Bang PDnim dan Bangtan. Jika suatu saat ada romor atau apapun agensi akan memberi klarifikasi."
"Ayo!" ajaknya sambil mengulurkan tangannya.
Kali ini dia tidak menarik ku seperti di agensi tadi. Tapi menawarkan tangannya.
Dengan ragu aku memberikan tangan ku, tapi aku mencoba mempercayainya. Dia adalah orang yang akan bertunangan dengan ku beberapa hari lagi.
Yoongi menuntun ku keluar mobil dan membawa ku masuk ke dalam restoran. Seperti dugaan ku, restoran ini ramai. Beberapa fans bahkan ada yang berteriak kegirangan melihat Yoongi masuk ke restoran. Namun tidak lama setelah mereka melihat ku sorakan berubah menjadi bisik-bisik.
"Tolong jangan foto. Abaikan saja aku. Aku hanya ingin menyapa orang tua ku. Silahkan dinikmati makanannya dan sering-seringlah kemari." Yoongi menyapa mereka semua dengan senyum lebar lalu menarik ku masuk semakin dalam dan duduk di meja paling belakang.
Di dekat meja orang tua angkat Yoongi sudah menunggu dengan senyuman lebar untuk menyambut Yoongi. Aku melihat Yoongi melambai pada Hyung-nya yang duduk di meja kasir sebelum tiba di depan orang tua angkatnya.
"Anak ku, kau pulang. Kau juga mengajaknya. Mari silahkan duduk, apa kau sudah makan." Ibu dan Ayah Min memeluk Yoongi dan aku bergantian lalu mempersilahkan kami duduk.
"Ibu kau sudah mengenalnya?" Tanya Yoongi heran setelah kami duduk.
"Kami sudah bertemu sebelumnya di Seoul. Nyonya Hwan mengundang kami dan memperkenalkan kami. Aku senang karna dia sudah tidak segugup saat kita pertama bertemu waktu itu. Tolong jangan sungkan, Yoongi adalah anak kami juga." Ibu Min berkata sambil menggenggam tangan ku lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pride and Secret - Idol Chaebol Identity
FanfictionCha Eun Ra, terlahir di keluarga chaebol Korea. Orang tuanya mempunyai perusahaan besar berskala Asia. Walau terlahir dengan sendok emas di mulutnya tidak membuat dia hidup bak sosialita. Hal buruk pernah terjadi padanya di masa lalu, membuatnya ter...