Aku membuka mataku, aku melihat langit-langit ruangan yang asing. Aku mengedarkan pandangan ku ke sekeliling dan melihat Yoongi tertidur di sebelah ku, di tempat tidur yang sama dengan ku.
Di mana aku?
Pikir ku, namun begitu aku melihat lebih jauh ke sudut dengan sticker besar menempel di dinding kamar bertuliskan 'Genius Lab' seketika aku langsung mengetahui bahwa ini kamar Suga alias Min Yoongi.
Dasar Norak! Ngapain membuatnya besar-besar toh tidak banyak yang akan melihatnya disini. Dan lihatlah piano itu! Baru kali ini aku melihat orang mendekor interior kamar dengan Grand Piano, bukankah biasanya piano di taruh di luar kamar seperti di ruang keluarga seperti itu.
Dasar idol chaebol berhati dingin yang sombong dan norak!!
Aku menarik selimut namun merasakan nyeri di tangan ku, ternyata ada selang infus yang tersambung di tangan ku. Aku melihat jam di dinding, jam setengah 2 siang.
"Ibu.. Pak Lee..." aku mencoba memanggil Ibu ku atau Pak Lee. Karna ku pikir Pak Lee mungkin sedang berjaga di balik pintu kamar ini.
"Berisik!!" Tiba-tiba suara Yoongi mengagetkan ku.
"Ya, kamar ini kedap suara. Percuma kau mau berteriak bagaimana pun tidak ada orang yang akan mendengarnya." Yoongi berkata sambil membalikkan badannya membelakangi ku.
"Lalu apa yang kau lakukan disini? Panggilkan Ibu ku." aku berkata padanya.
"Ini sudah abad 21, tidak bisakah kau menggunakan ponsel mu untuk memanggil mereka? Aku lelah, semalam aku tidak tidur harus latihan untuk persiapan konser dan membuat musik" bentaknya sambil tetap memunggungi ku.
Aku melihat tas dan blazer crepe yang ku kenakan sebelumnya berada di meja agak jauh dari tempat tidur ku. Ponsel ku seharusnya berada di tas ku. Aku mendorong tiang penyangga infus untuk mengambil tas ku. Menimbulkan suara berisik saat aku menyeret tiang penyangga itu.
"Ya!! Cuma ambil ponsel doank rusuh banget sih!!" bentaknya lalu berdiri.
"Aku mau istirahat saja tidak bisa!!" bentaknya lagi lalu pergi ke arah pintu.
"Kau mau kemana?" Tanya ku cepat.
"Aku mau mencari kamar lain agar aku bisa tidur tanpa gangguan dari mu."
"Tunggu!!" cegah ku.
"Maaf membuat mu tidak nyaman, aku saja yang keluar."
Aku tidak bermaksud menjadi tamu tidak tahu diri hanya saja bukan salah ku saat pingsan di tempatkan di kamarnya. Paling tidak sekarang aku berusaha bersikap baik untuk tidak mebuatnya tambah marah dan semakin membenci ku.
"Ciih.." Dia bersungut tanpa menghiraukan apa yang aku katakan lalu pergi.
Dasar keras kepala, aku berusaha bersikap baik tapi dia yang menolak. Aku kembali ke tempat tidur. Menempatkan diriku senyaman mungkin, tidak lama seorang pelayan masuk membawa nampan berisi bubur dan sup daging segar beserta satu mangkuk kecil kimchi. Terlihat lezat.
"Silahkan dimakan Nona."
"Terima kasih. Akan ku makan nanti." Walaupun aku sangat lapar dan sup itu terlihat sangat lezat tapi aku berencana menelpon Ibu ku dulu baru memakannya.
"Kau bisa tinggalkan di meja." Aku berkata pada pelayan itu.
"Saya akan menyuapi Nona sampai anda selesai makan. Tuan muda Min yang menyuruh saya untuk menyiapkan makanan dan menyuapi anda hingga anda selesai makan mengingat tangan anda sedang di diinfus pasti anda akan kesulitan memegang sendok."
Min Yoongi yang menyuruhnya?
"Tidak masalah dan ku harap jangan merasa bersalah juga, aku tetap bisa memegang sendok kok. Ini bukan pertama kalinya tangan ku di infus, dan juga aku berencana menelpon Ibu ku dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pride and Secret - Idol Chaebol Identity
Fiksi PenggemarCha Eun Ra, terlahir di keluarga chaebol Korea. Orang tuanya mempunyai perusahaan besar berskala Asia. Walau terlahir dengan sendok emas di mulutnya tidak membuat dia hidup bak sosialita. Hal buruk pernah terjadi padanya di masa lalu, membuatnya ter...