Chapter - 15

257 27 7
                                    

Hampir 3000 words lhooo.... Hwaiting!!


--

Aku benar-benar di buat bingung oleh Yoongi. Apakah sebenarnya dia menyukai ku? Kenapa terkadang sikapnya seolah-olah dia menyukai ku, terkadang seolah-olah dia sangat membenci ku dan hanya melakukan kebaikan kepada ku terpaksa karna kami di jodohkan dan terkadang juga terlihat dia melakukannya karna dia membenci ku.

"Kau pasti sudah sangat menderita selama ini."

Yoongi berkata sambil memposisikan dirinya berdiri di depan ku dan menarik kepala ku mendekat ke dalam jangkauannya dan memelukku sambil menepuk lembut punggung ku.

"Ya!! Lepasin." Aku tidak bisa bernafas. Dia membekap wajah ku di perutnya.

Aku meronta dan tanpa sengaja menumpahkan sedikit kopi yang ku pegang mengenai celananya.

"Yaaa.... ini....!!" Yoongi bahkan tidak bisa berkata-kata.

"Maaf.. maafkan aku tidak sengaja." Aku berdiri dan panik. Tanpa sengaja aku malah menumpahkan semuanya. Untung saja kali ini tidak mengenai Yoongi lagi.

"Yaa!! Sebenarnya ada apa dengan mu dan gelas berisi air. Apa kau punya kecenderungan menumpahkan air ke orang lain?" Tanya Yoongi sambil mengibas celananya yang terkena tumpahan kopi.

"Oh, untunglah kopinya sudah tidak terlalu panas lagi." Aku masih berusaha membantu Yoongi membersihkan bekas tumpahan kopi tapi dia menarik kakinya menjauh dari ku.

"Kau merasa beruntung!!???" Yoongi berkata sambil mengambil kopinya.

"Apa yang kau rencanakan?" Tanya ku sambil berdiri dan bersiap mengambil ancang-ancang untuk berlari. Aku punya firasat buruk.

Yoongi membuka penutup kopi dan bersiap mengejar ku dan insting ku mengatakan aku harus berlari juga.

Aku berlari berusaha menghindari Yoongi, secepat yang aku bisa. Entah dia yang sangat cepat berlari atau aku yang tidak bisa berlari lebih cepat, yang ku tahu dalam hitungan detik Yoongi sudah menangkap ku dan membuat kami terjatuh hingga berguling di rumput yang memang kondisi tanahnya tidak sama tinggi hingga ku kehilangan keseimbangan ku.

"Ya, apa kau terluka?" Yoongi bangun dan memperhatikan setiap inci tubuh ku. Mulai dari kepala, tangan hingga kaki ku.

"Aku baik-baik saja. Bagaimana dengan mu apakah ada yang terluka?" Tanya ku khawatir. Dia mengorbankan tubuhnya untuk melindungi ku saat kami jatuh tadi, dia yang justru berkemungkinan lebih besar untuk terluka. Terlebih lagi dia seorang idol.

"Untungnya kita jatuh di tanah berumput dan bukannya lantai keras disana itu." Beberapa orang ada yang berhenti dari aktivitasnya dan terlihat khawatir pada kami namun karna kami langsung berdiri mereka pun melanjutkan aktifitas mereka lagi.

Kami sama-sama berdiri dan mengibas-ngibaskan baju kami untuk membersihkan rumput yang mungkin menempel saat kami jatuh tadi.

"Ya, mana kopinya?" Tanya ku khawatir, bisa saja balas dendamnya belum berakhir dan dia akan menyiramkan kopi itu kepada ku.

"Ya!! Apa kau masih mengkhawatirkan kopi itu disaat seperti ini?" Yoongi berkata ketus.

"Tentu saja itu..."

Cup

Yoongi mengecup ku singkat.

Aku refleks mundur.

Ciuman.

Aku sudah menganalisanya selama ini sejak Dr. Choi mengatakan ada 'pemicu' mengapa mimpi buruk ku datang lagi. Setiap kali Yoongi mencium ku mimpi buruk itu datang.

Pride and Secret - Idol Chaebol IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang