Aku sibuk dengan skethcbook dan pensil ku. Aku sedang dapat ide bagus untuk beberapa model baju. Aku lalu mencoba melihat beberapa persediaan kain ku sebelum aku membeli yang baru. Sudah beberapa bulan ini aku tidak bisa leluasa menyalurkan hobi menjahit ku karna disibukkan dengan segala tetek bengek perjodohan itu.
"Nona Cha, anda ada tamu." Pak Lee mengabari ku.
"Oh iya Pak Lee. Tolong sampaikan tunggu sebentar aku akan...."
"Yaaa... Ini apa?" Tanya sebuah suara yang aku kenal.
"Min Yoongi." Aku meletakkan sketchbook ku dan segera berdiri.
"Saya permisi dulu." Ucap Pak Lee dan mengundurkan diri.
"Kau, apa yang kau lakukan disini? Bukankah kau bilang ada jadwal dengan Bangtan hari inj?" Tanya ku.
"Aku sudah menyelesaikannya sebelum kesini. Aku tidak bisa tidur tenang sejak kau bilang pernikahan akan di lakukan secara upacara tradisional dan bukannya resepsi." Jawab Yoongi sambil melihat sekeliling dan menyentuh beberapa kain dan aksesoris yang di lewatinya.
"Kalau begitu aku akan bersiap. Kau tunggu dulu."
"Apa kau seorang desainer? Kau membuat baju?" Tanya Yoongi begitu dia sudah berdiri di tepat di depan ku.
"Tidak, ini hanya hobby ku. Aku tidak banyak melakukan apa-apa dan terkadang aku merasa bosan."
"Apa kau memakai yang kau buat?" Tannyanya.
"Tentu saja. Aku tidak pernah mengabiskan uang ku untuk berbelanja baju. Aku hanya menggunakan uang ku untuk membeli bahan kain dan membuatnya sendiri. Aku bahkan membuat baju untuk acara pertunangan kita nanti."
"Tapi kau menghabiskan banyak uang untuk membeli dress di acara fashion waktu itu." Tanyanya lagi.
"Itu karna hasil pembeliannya akan digunakan untuk amal. Aku harus bersiap-siap dulu. Kau silahkan jika ingin melihat-lihat"
"Sangat menarik." gumam Yoongi.
Singkat cerita kami berhasil meyakinkan kedua orang tua kami, ternyata Yoongi sudah lebih dulu membicarakannya dengan Ibu ku saat tadi di rumah. Jadi selanjutnya hanya meyakinkan Ibu Hwan dan ternyata tidak sulit. Keduanya malah senang karna mengetahui Yoongi sudah mulai memperhatikan detail persiapan pernikahannya sendiri.
"Ya, kenapa kau sangat gigih ingin mengubah konsep pernikahan kita." Aku berkata sambil mengikuti langkah Yoongi yang sangat cepat ke arah kamarnya.
"Apa hanya karna harus mengikuti proses pingit makanya kau berusaha seperti ini?" Kata ku sambil menutup pintu kamar Yoongi setelah aku mengikutinya.
"Well..bukankah sudah jelas. Yang menikah adalah kita, aku tidak ingin di atur-atur. Ikut campur tangan dengan perjodohan saja sudah cukup." Yoongi berkata sambil melepaskan pelukannya.
Apa maksudnya dengan 'ikut campur tangan dengan perjodohan'?
"Apa kau yakin kau bisa mengurus pernikahan sementara kau juga sibuk dengan schedule mu?" Aku berusaha mengabaikan pernyataan ambigunya dan menanyakan pertanyaan yang menurut ku lebih penting ini.
"Tidak, kan ada kau. Sementara aku sibuk dengan schedule ku kau bisa mengurusnya."
Apa aku terlihat terlalu santai dengan hidup ku makanya dia menyerahkan urusan pernikahan kepada ku?
"Ini, ambillah dan pelajari." Yoongi kembali dan memberikan aku dua bundel dokumen yang di atasnya tertulis 'Perjanjian Pra Pernikahan'.
"Kau bisa menemui pengacara mu untuk konsultasi pada setiap poinnya. Isinya standar seperti perjanjian pra pernikahan lainnya. Hanya saja karna aku seorang idol jadi ada beberapa poin yang aku tambahkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pride and Secret - Idol Chaebol Identity
FanfictionCha Eun Ra, terlahir di keluarga chaebol Korea. Orang tuanya mempunyai perusahaan besar berskala Asia. Walau terlahir dengan sendok emas di mulutnya tidak membuat dia hidup bak sosialita. Hal buruk pernah terjadi padanya di masa lalu, membuatnya ter...