[2] Siap Bersaing

660K 42K 1.8K
                                    


Malik menempelkan kedua telapak tangannya di meja Dara, kemudian menyejajarkan wajahnya dengan cewek itu. "Mulai sekarang, lo jadi cewek gue!" katanya bernada perintah.

Dara terkejut luar biasa, begitu pula kedua sahabatnya dan orang-orang yang berada di dalam kelas, yang perhatiannya kini teralihkan sejak kehadiran Malik.

"Gila, si Malik mau saingan sama Gino," bisik Ethan takjub dengan sikap Malik.

"Emang dasar jiwa playboy. Baru aja ngomongin Tiara, sekarang malah nembak cewek lain!" Satya geleng-geleng kepala di sebelah Ethan. Tidak salah memang bila Malik dijuluki playboy sejati.

Dara mulai dapat menguasai diri. Ia marah luar biasa dengan pernyataan Malik barusan. Seenaknya saja cowok itu memintanya untuk menjadi pacarnya.

Dara bangkit berdiri dengan kedua tangan menghentak meja kuat-kuat, membuat Malik juga ikut menegakkan punggungnya. Ia kemudian membalas tatapan Malik dengan tak kalah tajam.

"Gue nggak suka sama cowok player!"

Malik tersenyum sambil mengangguk, pura-pura paham dengan jawaban Dara barusan. Jelas ia bukan kriteria cowok yang disukai cewek itu. Mantannya banyak di sekolah ini, begitu pula di sekolah lain.

"Gue nggak suka sama cowok yang suka bikin onar!"

Lagi-lagi Malik hanya mengangguk sambil tersenyum. Bukan Malik Yuda Dewanta namanya bila sehari saja tidak buat onar di sekolah. Mulai dari bolos, nongkrong di kantin selama jam pelajaran atau pun membuat gaduh di kelas-kelas.

"Gue nggak suka sama cowok yang banyak gaya!"

Kali ini Malik tidak mengangguk, namun masih tersenyum sambil menatap cewek itu lekat-lekat.

"Intinya, gue nggak suka sama lo!" tegas Dara pada Malik, dengan nada penuh penekanan.

"Udah selesai ngomongnya?" tanya Malik dengan gaya santainya.

Dara heran dengan reaksi Malik. Sudah jelas ia baru saja menolak pernyataan cinta cowok itu secara terang-terangan, namun cowok itu sama sekali tidak terlihat tersinggung dengan ucapannya.

"Gue mungkin memang nggak bisa sepenuhnya ngerubah sifat dan sikap gue buat jadi cowok yang lo suka. Tapi, gue bisa buat lo suka sama apa yang nggak lo suka!"

Dara membulatkan matanya mendengar pernyataan Malik barusan.

"Gue jamin, lo nggak akan nolak ketika gue nembak lo sekali lagi!" ucap Malik dengan sangat percaya diri. Senyumnya tidak pernah pudar dari wajahnya. "Bye, Cantik!" Ia kemudian berbalik meninggalkan Dara yang masih menatapnya dengan kening berkerut.

Malik disambut teman-temannya di luar kelas.

"Gila, emang cuma Malik yang tetep kelihatan keren walau baru aja ditolak," kagum Ethan tak terelakkan.

"Emangnya lo, Than, baru niat nembak aja udah kencing duluan," ejek Satya.

"Sialan lo! Siapa yang kemarin panas dingin waktu ngirim chat ke Diana?" balas Ethan tak mau kalah.

"Lo ngirim chat ke Diana juga, Sat?" tanya Iko cepat.

Satya langsung menoleh. "Lo juga?" tanyanya balik pada Iko.

"Wah, jangan nikung temen sendiri dong!" kata Iko bernada kecewa.

"Pada mau ribut di sini atau di kelas?" tanya Arul, tidak berupaya menengahi sama sekali. "Malik udah duluan, tuh." Ia kemudian menyusul Malik.

Bunyi bel tanda masuk memaksa Satya dan Iko untuk menyudahi pembahasan mereka. Mereka menyusul Malik dan Arul menuju kelas mereka tanpa kata-kata, sementara Ethan sudah sejak tadi masuk ke kelasnya yang baru saja ditinggalkan Malik.

My Ice Girl [Sudah Terbit - SEGERA  DISERIALKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang