2√

71K 3.2K 53
                                    

Elsa berjalan dengan angkuhnya tanpa memedulikan resepsionis yang terus mengejarnya, berusaha menghalanginya menemui papanya yang kata resepsionis tadi sedang menjalani rapat.

Banyak karyawan laki-laki yang tak menyia-nyiakan kedatangan Elsa setiap kali ke kantor, mengabadikan gambar gadis muda yang penuh pesona itu.

Namun tak ada yang berani bersikap lebih, seperti menyapa Elsa dengan kata kata yang kurang sopan. Karena dulu pernah ada kejadian seperti itu, karyawan laki-laki itu di pecat dengan cara tak terhormat oleh Ruel-papa Elsa.

"Non, please non jangan masuk. Saya takut di marahi boss lagi non"

"Ya lo tinggal bilang aja, gue yang susah di larang"

"Tapi pak Ruel lebih percaya sama non"

"Ya iya lah, kalau papa lebih percaya sama lo juga artinya lo yang anak papa bukan gue"

"Ta..tap.." resepsionis itu mendengus pasrah.

Brakkk

Elsa membuka pintu kasar, mengalihkan pandangan orang-orang penuh wibawa yang tadinya fokus pada presentase papanya.

Ruel menghela kasar, kejadian ini bukan satu dua kali terjadi tapi lebih dari sepuluh kali. Anak gadisnya itu sering kali membuatnya malu di depan rekan rekan kerjanya.

Beberapa orang terkadang memaklumi sifat Elsa yang pemberontak karena kurang kasih sayang seorang ibu. Namun tetap saja Ruel malu jika putrinya selalu bersikap seenaknya seperti barusan.

"Maaf bapak-bapak, rapat kita tunda"

Setelah itu, semuanya bubar. Tak ada yang berani berkomentar, karena semuanya merupakan bawahan Ruel.

"Ada apa sayang?" tanya Ruel berusaha menekan kesabarannya untuk menghadapi putrinya itu.

"Tadi Elsa udah nemuin Alvian" jawab Elsa.

"Terus?" Ruel mengernyit bingung.

"Elsa bilang sama dia kalau Elsa belum mau jadi seorang istri. Dia juga bilangnya ngga mau nikah sama Elsa, jadi Elsa mau batalin rencana nikahnya"

"Engga"

"Papaaaaa"

"Engga"

"Papiiii"

"Engga papa bilang ya ENGGAK sayang" Ruel menekan kata enggak tepat di telinga anaknya.

"AYAH"

"BAPAKK"

"ABI"

Ruel tetap kekeuh pada keputusannya maka apapun yang di ucapkan putrinya tak akan merubah pilihannya. Lagipula ini adalah keputusan terbaik untuk putrinya.

"Papa jahat"

"Emang" balas Ruel

"Elsa benci papa" cibir Elsa memasang wajah juteknya

"Papa juga benci Elsa" balas Ruel tampak santai mengikuti ucapan putrinya.

"PAPAAAAA" teriak Elsa, papanya malah membuatnya semakin kesal. Ia kehabisan kata untuk membalas ucapan papanya.

"Apa sayang?"

"Elsa serius ini"

"Papa juga serius ini"

"Yaudahlah terserah papa aja, pokoknya Elsa ngambek sama papa" Elsa meninggalkan Ruel dengan raut muka kesal dan marah.

Dia yakin bahwa papanya akan mengejarnya jika dia sudah meninggalkan pria itu dengan kekesalan menggebu-gebu.

NIKAH MUDA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang