27√

46K 2.5K 29
                                    

Vian memandang Elsa yang begitu antusias saat memilih-milih jejeran high heels. Beberapa high heels yang telah dia coba membuatnya bingung dalam menentukan pilihan untuk salah satu.

"Al, bagus yang mana?"

"Yang hitam, lebih manis" jawab Vian menanggapi

"Tapi yang hitam udah banyak di rumah"

"Yaudah yang silver aja"

"Ngga ah, nanti sama lagi sama punya Livi"

"Yaudah yang putih itu" tunjuk Vian lagi.

"Nanti cepet kotor"

Vian menghela nafas pasrah mendengar semua jawaban Elsa akan tanggapan nya. Apa sebegini rumitnya jika cewek menentukan pilihan?

"Jadi gimana nih, Al?"

Vian mengernyit "Apanya yang gimana? Kan sepatunya ngga ada yang lo mau"

"Bukan sepatu Alvian Guivanno, tapi high heels" koreksi Elsa karena suaminya menyebut sepatu pada benda khas setiap cewek itu.

"Ck, kapan sih namanya berubah?" decak Vian membuat Elsa memutar bola matanya jengah.

"Gue mau, tapi bingung"

"Udah, yang lain aja. Tuh yang merah cerah aja" tunjuk Vian pada high heels yang berada dalam sebuah lemari kaca dengan warna merah menyala yang mampu menarik perhatian setiap orang yang datang.

Elsa menoleh ke arah yang di tunjuk Vian "Tapi itu terlalu mencolok"

"Engga"

"Bener, ngga mencolok?"

"Biasa aja"

Akhirnya Elsa pun menuruti ucapan Vian untuk menerima high heels yang di pilihkan suaminya itu.

Setelah selesai dengan sepatu, Vian di tarik oleh Elsa menuju pizza hut terdekat. Makanan ala Itali itu membuat Elsa tak pernah bosan menyantapnya meskipun sudah terbiasa.

"Selamat malam Mas, Mbak, sudah memesan tempat?"

"Belum"

"Baiklah, mari saya antar"

Vian dan Elsa mengikuti pelayan pizza hut itu hingga ke lantai dua yang berada di pinggir pagar berbatas kaca.

Vian memainkan handphonenya setelah membiarkan Elsa yang memesankan untuk mereka. Dia sedang berchating ria dengan Rafa yang sejak tadi menanyai tentang Elsa.

Meskipun kesal namun Vian tetap membalas chat dari sepupunya yang tampan itu. Tak jarang Vian membalas umpatan pada setiap isi kalimat yg Rafa kirimkan padanya.

"Al"

"Apa?" sahut Vian tanpa menoleh pada Elsa.

"Kita foto Prewedding yuk"

"Uhuk uhuk" Vian tiba-tiba terbatuk mendengar ajakan Elsa yang menurutnya errr....aneh.

"Apaan dah Sa, ngga usah ngawur deh" desis Vian "Lagian kita udah nikah, ngapain foto-foto sebelum nikah segala"

Elsa memajukan bibirnya, menandakan dia sedang cemberut. "Ihh, aku serius tau. Kan ngga ada namanya foto pascawedding makanya aku ajak kamu prewedding. Lihat deh ini, temen aku yang nikah muda juga kayak kita, mereka masukin foto sweet banget." Ujar Elsa antusias menunjukan foto temannya semasa SMP baru baru ini menikah dan memasukan foto mereka ke dalam instagram.

"Nanti bakalan ada masanya! Pas kita resepsi"

"Ngga asik ah" ujar Elsa tak terima "Beruntung banget temen gue itu, suami dia selain ganteng juga romantis banget" kagum Elsa dengan nada suara yang penuh penekanan untuk menyindir Vian.

NIKAH MUDA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang