3√

62.4K 3.1K 46
                                    

Sedari tadi Vian berusaha melepaskan tangan Elsa yang menggelayut manja di lengannya, membuatnya risih terlebih lagi karena banyak anak SMA Aruma yang memperhatikan mereka penuh rasa ingin tahu.

"Lepas" ujarnya keras.

Elsa hanya memutar bola matanya tak acuh tanpa menuruti ucapan Vian "Kalau lo ngga mau gue gandeng, gue bakal bilang ke semua siswa Aruma kalau lo itu calon suami gue" ancamnya.

"Terserahhh" Vian berucap penuh penekanan tepat di depan wajah Elsa.

"Oke" wanita itu membalas tatapan Viab penuh seringai.

"PERHATIAN SEMUA, GUE MAU UMUMIN KALAU ALVIAN ADALAH...."

"Oke, lo boleh gandeng gue sesuka hati lo" putus Vian mengalah. Ia tak ingin orang lain mengetahui perihal hubungannya dengan Elsa.

Dengan penuh kemenangan Elsa mengedipkan sebelah matanya ke arah Livi dan Rebecca.

"Nanti lo harus temenin gue di apartement gue"

"Ngapain?"

"Ya nemenin, gue kesepian"

Vian melangkahkan kakinya membawa Elsa supaya jauh dari keramaian, ia tak suka di pandang ganas oleh para pria Aruma yang mengidolakan Elsa.

"Lo ini sebenarnya kenapa sih? Kemarin lo bilang ngga mau nikah sama gue. Terus kenapa sekarang lo malah deket-deket sama gue"

"Yg pertama karena papa ngga mau batalin pernikahan kita"

"Yang kedua karena kata mami, gue harus ada yg merhatiin"

"Terus yang ketiga, karena gue di tantang sama Livi dan Rebecca buat bikin lo jatuh cinta"

Vian hanya mengusap wajahnya kasar dan menghela nafas berulang-ulang.

Selama dua tahun ia bersekolah di SMA Aruma ini, ini pertama kalinya ia dekat dengan Elsa. Ia benar-benar tak bisa memahami jalan pikiran gadis di sampingnya ini.

Cewek senyebelin ini jadi cewek paling diidamkan pria Aruma?

Sepertinya mereka perlu perikasa mata dan hati untuk suka sama cewek kayak gini. Itulah yang ada di pikiran Vian.

Kringg..

"Udah bell, masuk gih" usir Vian pada cewek itu.

"Nggak ah, kita bolos aja yuk. Bulan ini gue belum ada bolos, sumpah..untung keinget"

"Ogah, lo kayak udah pinter aja pake acara bolos"

"E...."

"ALVIAN ELSA... KALIAN UDAH DENGER BEL KAN?" teriakan delapan oktaf itu mengejutkan Elsa dan Vian.

Elsa yang terkejut bahkan sempat membulatkan matanya dan menggeser duduknya hingga menyentak Vian.

"I..ya bu Ke..hehehe" Elsa terkekeh ke arah guru yang ia panggil bu 'KE' itu. Padahal nama aslinya adalah Ike.

"Masuk" perintah bu Ike semakin garang.

"Bu Ke, jangan marah-marah aja, ntar gagal nikah lagi. Kan dua hari lagi bu"

"Diam kamu Elsa"

"Ya Allah bu, Elsa ngga tega biarin ibu ngomong sendirian. Lagian kata papa Elsa ya bu, kalau orang tua ngomong itu di jawab"

"Astaga" bu Ike mengelus dadanya sambil menarik nafas sebanyak mungkin.

Sedangkan Vian lagi-lagi memandang Elsa heran. Pandangannya seolah mengatakan 'pantesan aja di nikahin ama gue, lah bapaknya mana kuat punya anak kayak gini'

NIKAH MUDA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang