20√

49K 2.5K 43
                                    

Vian menatap seorang cowok yang sedang berdiri di depannya, tepatnya orang yang barusan memencet bel apartemennya. Cowok itu sedikit lebih tinggi darinya, dengan rambut hitam berponi, mata sipit dengan lesung pipi sebelah kanan sedang menggendong tas ranselnya.

Vian hanya menatap bingung ketika cowok di depannya mengulurkan tangan sambil tersenyum "Gue Daniel, lo pasti suaminya Elsa kan?"

Vian membalas uluran cowok bernama Daniel itu dengan kepala mengangguk namun tanpa sedikitpun senyuman "Alvian" balasnya singkat.

"Boleh panggilkan Elsa?"

Vian memasukan tangannya ke kantong celana pendeknya, kanan dan kiri. Tanpa meninggalkan Daniel di depan pintu, Vian berteriak pada istrinya yang sedang memasak di dapur.

"Sa, ada Daniel"

Elsa dari dapur yang mendengar suara Vian dengan jelas, segera berlari dengan antusias tanpa melepas celemeknya yang berwarna biru.

Saat matanya bertemu dengan mata cokelat milik Daniel, tanpa berpikir panjang dia berlari bahkan melompat ke dalam pelukan Daniel.

"Dane, ini bener lo kan? Gue kangennnnnn bangetttt" peluk Elsa erat berseri-seri bertemu sahabatnya yang pindah ke Pekan Baru karena papa tirinya tinggal disana.

Meski memeluk Elsa erat namun sesekali mata Daniel melirik ke arah Vian yang hanya memerhatikan mereka tanpa berniat melerai pelukan mereka. Daniel juga tak menangkap sinyal kecemburuan dari sikap maupun raut wajah suami sahabatnya.

"Nanti suami lo cemburu" Bisik Daniel tepat di telinga Elsa.

"Gue bersyukur kalau dia cemburu" balas Elsa berbisik sebelum menyudahi acara kangen kangenannya.

"Al, Dane bolehkan nginap disini?"

"Kalau dia mau tidur di sofa, ngga papa" ujar Vian santai membuat Elsa mengangguk.

"Oh ya, kita makan yuk" ajak Elsa. Dane menyusul Elsa ke dapur, sedangkan Vian tetap duduk di sofa sambil mengganti-ganti chanel TV yang menurutnya tidak menyenangkan untuk di tonton.

Sekembalinya Elsa di sofa bersama Dane, Vian meraih satu piring nasi yang memang Elsa ambilkan untuknya. Tiga orang itu menyantap sarapan pagi tanpa banyak bicara.

Daniel sendiri dari tadi melirik-lirik ke arah sepasang manusia yang berstatus suami istri, namun bersikap seolah yaudah ini gue itu lo, semua urusan masing-masing.

Tapi dia menepis pemikiran seperti itu, mungkin saja karena ini pertama kalinya dia menyaksikan kisah rumah tangga Elsa.

Bel apartemen lagi-lagi berbunyi membuat Elsa kesal "Buka gih Dan, pasti itu Becca sama Livi" suruh Elsa, ingin membuat dua sahabatnya yang lain terkejut dengan keberadaan Daniel di apartemennya.

Dan benar saja, dalam hitungan detik Elsa sudah mendengar suara histeris heboh alay dari Becca dan Livi juga pastinya Daniel. Elsa menatap Vian sejenak yang memainkan hpnya, harapannya pupus membuat Vian cemburu. Bahkan Vian saja tak berpikir panjang untuk mengijinkan Daniel menginap di apartemennya.

Kini, sepenuhnya dia yakin bahwa Vian tidak mencintainya.

"ELSAAAAA" teriakan Livi terdengar begitu kuat hingga menyentak Vian, sedang yang di teriaki nampak melamun menatap Vian dengan pandangan kosong.

"Hei" Vian membuat Elsa terkejut hanya dengan memegang tangan cewek itu.

"Kenapa?" tanya Vian begitu lembut, dibalas gelengan dan seulas senyum oleh Elsa.

Sesaat Elsa menoleh ke arah dimana Livi dan Becca berdiri. Livi sedang mencoba bersabar nampak dari helaan napasnya. Sedangkan Rebbeca mengangkat bahunya menatap Elsa yang seolah bertanya padanya tentang apa yang akan terjadi lewat mimik wajah.

NIKAH MUDA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang