10√

55.2K 2.9K 44
                                    

Ketika mereka sedang menikmati sesi makan pizza yang di belikan oleh Rendy dan Rebecca tadi, bel yang berbunyi berulang kali dari luar pintu apartemen membuat para cowok berdecak sedangkan para cewek menggerutu kesal.

Vian yang tau kalau itu adiknya, segera membukakan pintu. Eby masuk setelah mencium pipi abangnya.

Eby menyipitkan matanya saat mendapati banyaknya orang di apartement abangnya. Belum lagi, ia juga menyipit sinis pada tiga cewek seksi yang salah satunya adalah kakak iparnya.

"Temen temen lo kok ngga ada yang bener sih bang" desis Eby membuat Livi menatap tajam pada cewek itu.

"Nih anak kecil, mulutnya minta di asah kayaknya, biar makin tajem"
Elsa hanya terkekeh melihat Livi bersungut akan sikap adik iparnya "Udah kali Vi, Eby emang kayak gitu"

"By, please deh, jangan buat keributan di sini"

"Ya ya ya"

Ketika ingin memasuki kamar Vian dan Elsa. Eby menghentikan langkahnya mendengar penuturan abangnya.

"Salim sama kak Elsa dulu donk By"

"Ngapain? Orang Eby ngga suka sama cewek nakal"

Setelah Eby memasuki kamar, Livi yang emosi sedari tadi mengeluarkan segala sumpah serapahnya.

"Sumpah ya, kalo gue punya adek ipar kayak gitu udah gue kasih racun biar mati sekalian"

"Kayak taii banget gayanya"

"Ngga sadar apa masih kecil"

Semuanya tertawa mendengar gerutuan Livi, termasuk Vian. Adiknya itu memang sangat sinis pada cewek cewek yang memakai pakaian seksi.

Awal melihat Elsa saja, Eby sudah menatap sinis sepanjang pertemuan makan malam dua keluarga mereka. Dan Elsa tidak terlalu ambil pusing soal itu.

"Main ToD, yuk?" ajak Rendy membuat mereka bersorak antusias.

"Tapi ngga ada kata buka pakaian untuk tantangan perempuan ya" tutur Vian membuat teman temannya menyunggingkan senyum.

"Kok jadi lo yang ngga setuju sih?" cerca Rebecca.

"Wajar atuh, mana mau dia istrinya buka baju depan orang" sindir Kevin dengan mata nakalnya.

Vian yang mendengar tanggapan teman temannya sebenarnya merasa malu namun ia selalu berhasil mengontrol dirinya. Ia sendiri tidak tau mengapa kalimat larangan itu keluar dari bibirnya begitu saja.

"Tapi persyaratannya, bagi siapa yang ngga bisa tantangan atau jujur harus makan satu sendok cabe yang akan di blender. Dan tenang aja, tantangannya harus tetap tau batasan juga "

"Oke" serentak mereka menyetujui perkataan Rendy.

Setelah mempersiapkan cabe blender yang pastinya sangat pedas, kini mereka duduk berkeliling mengelilingi botol sosro.

Satu kali putaran, tutup botol mengarah tepat pada Kevin.

"Truth or Dare?"

"Truth"

"Cemen lo" desis Vino "Okelah, lo masih sabar nunggu pacar lo?"

Dengan yakin Kevin mengangguk "Tentu saja, gue sayang banget sama dia"

"Lo nanya ngga ada yg lebih bermutu apa?" cibir Rendy pada Vino.

"Pemanasan" kata Vino ngeles.

Selanjutnya mereka memutar botol hingga mengarah kepada Rebecca. Tanpa membuat Rendy bertanya Rebecca sudah menjawab terlebih dahulu.

NIKAH MUDA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang