Bulan demi bulan telah berlalu hingga sampai pada bulan dimana kelas XII akan menghadapi Ujian Nasional, tes untuk menentukan jalan yang akan mereka ambil untuk jenjang selanjutnya.
Karena hal itu, kini Vian, Elsa dan teman-temannya semakin jarang untuk bertemu karena fokus pada belajar masing masing. Kalau bukan karena mereka berada dalam kelas kelas yang sama, mereka tidak akan saling bertegur sapa lagi hanya karena ujian.
Vian juga sudah selesai dengan kontrak-kontrak sebagai model untuk sementara waktu, benar-benar ingin fokus dalam keputusan penting untuk masa depannya ini.
Berbeda dengan siang ini. Jika biasanya Vian akan mengawasi Elsa untuk memaksa tetap belajar, kini dia akan memanjakan gadis itu sesuai sebagaimana yang di inginkan Elsa-Nya.
Mereka berjalan-jalan di toko buku pusat kota mencari-cari buku, sebab keinginan Elsa. Vian sendiri bingung kenapa Elsa malah menginginkan Vian membawanya ke toko buku bukan ke tempat yang biasanya Elsa kunjungi bersama teman-temannya, yaitu mal.
Ternyata Elsa ingin membeli buku tentang psikologi. Vian sendiri hanya mencoba melihat-lihat judul yang sekilas ia baca, dan jika tertarik dia sedikit membaca sinopsis buku.
"Al, kamu mau beli buku apa?" tanya Elsa mendekati Vian yang tak jauh dari posisinya. Di tangannya ada beberapa buku tebal yang entah apa saja judul yang dia ambil untuk di baca.
"Nih, tentang manajemen bisnis"
"Kamu mau kerja kantoran?"
"Iya, nerusin papa"
"Oke deh, yuk bayar"
Setelah keluar dari toko buku, keduanya kembali memasuki mobil. Elsa meletakkan buku bukunya ke job belakangnya setelah meraih satu buku tipis dan membukanya.
"Kita kemana lagi Sa?" Vian sedikit melirik ke sampingnya di mana Elsa sedari tadi fokus membaca sambil sesekali terkikik bahkan terbahak sendiri.
"Beli pizza" ucap gadis itu tapi tak sedikitpun mengalihkan perhatiannya untuk Vian.
Bukannya kesal meski tak diacuhkan, Vian justru ikut terkekeh melihat tawa Elsa yang begitu mengundang perhatiannya.
Vian menuntun Elsa masuk ke dalam restoran, karena jika di lepas dia sangat yakin Elsa tidak akan selamat hanya untuk memasuki restoran yang tak jauh dari tempatnya memarkir mobil. Itulah kebiasaan buruk Elsa, jika sudah fokus pada sesuatu maka akan mengabaikan yang lain.
***
Vian sesekali menyuapkan puzzle puzzle pizza ke dalam mulutnya lalu mengunyahnya sambil menatap gadis yang sedari tadi selalu terkekeh, hingga tak menghiraukan pizza di depannya.
Maka dengan terpaksa dia lah yang bertindak menyuapi Elsa. Bibirnya bahkan tak berhenti terangkat melihat gadisnya seperti orang gila yang selalu tertawa tanpa memedulikan orang lain.
"Udah Sa, kasian yang ngelihatin kamu, ngiranya kamu gila"
Elsa melirik sebentar pada Vian "Kamu juga ngira aku gila?" tanyanya menyelidik.
Vian terkekeh dan mengacak rambut Elsa dengan gemas "Kamu emang ngga ngerasa gila udah buat aku tergila-gila sama kamu?"
Elsa yang awalnya hendak melanjutkan membaca, menghentikan aktivitasnya karena tiba-tiba blushing atas perkataan Vian yang berupa rayuan.
Pipinya yang memerah semakin membuat Vian gemas dengan istrinya, dia menarik gadis itu ke dalam rangkulannya.
"Jangan abaikan aku terus dong sayang"
Karena permintaan Vian untuk tidak mengabaikannya, Elsa menutup buku teka-teki komedi yang tadi di bacanya dan memilih menyamankan posisi bersandar di tubuh suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NIKAH MUDA (END)
Ficção AdolescenteNb: nama tokoh utamanya sudah terlanjur diubah Gue kira, gue yang bakal nahlukin lo dengan keseksian gue apalagi gue idola Aruma, tapi ternyata lo yang ngga ngelakuin apa apa yang romantis bisa buat gue tahluk ~~ Elsa Arqanaya. Gue bingung sama per...