part 1

16.3K 1.2K 40
                                    

All cast of BTS & Hwarang here
main pairing is kookv
fanfik ini terinspirasi dari drama hwarang

Enjoy guys!

.
.
.
.
.

Seorang pemuda cantik sedang menyipitkan mata sebelah kiri untuk membidik sasaran dengan radius lima puluh kaki tepat di depannya. Kedua tangannya berada dalam posisi siap memegang busur panah. Pemuda itu melepas tali busur, membiarkan anak panah melesat melawan angin hingga akhirnya—

Slab

Anak panah itu menancap tepat di tengah sasaran bulat berwarna merah. Gemuruh tepuk tangan diberikan pada si pemuda yang melempar senyum puas atas hasilnya. Beberapa pemuda lain mengerubunginya dan memberi ucapan selamat sambil mengusap rambut si pemuda— Kim Taehyung namanya. Salah satu Hwarang yang baru saja lulus ujian memanah dengan nilai sempurna. Tiga dari tiga target telah berhasil dibidik tepat sasaran.

"Hebat Taehyung, seperti biasa," sahut Minho yang memberi dua jempol untuknya. Tiba-tiba dia merangkul leher yang lebih muda dan menjepit kepala Taehyung sampai dia merengek.

"Argh hyung lepaaaasss!!!!"
Minho terkekeh melihat maknae itu tengah tersiksa. Taehyung sudah memukul dan mencakar lengan Minho. Akhirnya pemuda jangkung itu mau melepasnya juga.

"Semakin hari kau semakin baik saja, Kim Taehyung."

"Ugh," Taehyung membenarkan seragamnya yang kusut karena tadi dia dihimpit Minho. "Terimakasih Seojoon hyung. Ini semua kan juga berkat kau yang mau mengajariku."

Pada dasarnya, Taehyung sudah terbiasa memanah karena sejak kecil dia suka berburu di hutan bersama teman baiknya, Yook Sungjae. Bahkan Taehyung mampu memasang alat perangkap sederhana secara otodidak untuk menangkap ayam hutan. Kemampuannya semakin dilatih dengan bantuan Seojoon hyung, salah satu Hwarang yang menjadi panutan Taehyung. Kerapkali keduanya berlatih menggunakan senjata. Mereka sama-sama buruk dalam menggunakan senjata, terutama pedang. Tidak seperti Minho atau Hyunshik yang mahir memainkannya. Tapi itu dulu, sekarang baik Taehyung maupun Seojoon sama-sama memiliki kemampuan memainkan pedang dengan baik.

.
.
.
.
.

"Lihat dia datang," seru seorang pemuda ketika Taehyung masuk ke dalam kamarnya. Seketika empat pemuda itu bubar di tempat dan tidur di tempat mereka masing-masing.

Taehyung baru saja selesai mandi dan berganti pakaian menjadi piyama tidur sewarna putih susu.

"Hah, kamar ini terasa sesak jika dia yang datang."

"Iya ya? Padahal tadi rasanya biasa-biasa saja loh !"

"Entahlah mungkin karena sudah kepenuhan orang."

"Kim Taehyung sebaiknya kau jangan tidur disini deh."

"Iya kau tidur di luar saja sana. Aku tidak mau tidur disampingmu. Hei kalian ada yang mau tidur disampingnya?"

"Hah aku? Aku tidak sudi tidur dengan orang miskin seperti dia."

"Hei walaupun dia orang miskin tapi dia bisa masuk ke istana loh, hebat kan ? Dia bisa jadi Hwarang karena dipilih oleh ratu. Rumor itu benar tidak?"

"Mana ku tahu, kita tanya langsung saja ke orangnya."

"Hei Taehyung, rumor itu benar tidak?"

Yang dipanggil bergeming, masih sibuk melipat seragam yang berada di pangkuannya.

"Taehyung, kau ini tuli ya?"

"Dia tidak tuli, bodoh. Dia itu kaum rendah yang tidak pernah diajari sopan santun. Kalau dia terlahir sebagai seorang bangsawan seharusnya dia menjawab pertanyaan kita."

Taehyung merasa bahwa dia akan kembali diusir dari kamar tidurnya setelah dicibir oleh empat teman sekamarnya. Dia kesal dan memutuskan untuk keluar sendiri.

Brak

Pintu dibanting dengan kasar sampai empat pemuda itu terlonjak. Taehyung masih berdiri di depan pintu kamarnya. Dia hanya bergeser sedikit dan duduk di bawah sambil memeluk guling yang ada dipelukannya. Punggungnya bersandar pada dinding. Taehyung sudah bosan menghadapi teman sekamarnya. Terakhir, dia menonjok salah satu dari mereka karena telah bicara hal yang buruk tentang ayahnya sampai akhirnya Taehyung berakhir dengan dikeroyok oleh mereka. Perkelahian mereka diketahui oleh Wi-hwa dan akhirnya mereka berlima mendapat hukuman dengan mencuci semua seragam milik para Hwarang selama satu minggu.

Khusus malam ini, Taehyung memilih untuk diam. Baru saja dia dipuji karena lulus ujian memanah. Dia tidak mau cari gara-gara lagi. Kalau dia kembali berulah nanti dia akan dapat peringatan dan dikeluarkan dari istana. Tentu hal itu tidak boleh terjadi. Sebisa mungkin Taehyung harus bertahan sampai dia lulus dan dilantik menjadi ksatria bunga yang sesungguhnya. Taehyung menekuk lututnya lalu berbaring dan mulai memejamkan mata.

.
.
.
.
.

Byuuurrrr

Seseorang menyiram tubuh Taehyung dengan seember air. Pemuda itu langsung tersadar dengan nafas megap-megap. Terkejut karena tidur cantiknya baru saja diusik.

"Rang Taehyung, kenapa kau tidur disini?" tanya Wi-hwa.

"Uhuk, uhuk, haaahh, haaahh," Taehyung terbatuk-batuk dan mencoba meraup oksigen sebanyak-banyaknya. Sepertinya lubang hidungnya kemasukan air.

"Sudah bagus diberi fasilitas oleh kerajaan, ckck dasar anak muda," pria itu berdecak sambil geleng-geleng kepala.

Dug

"Aw !" Taehyung mengaduh kesakitan, pasalnya pantatnya baru saja ditendang oleh pria gendut botak yang berdiri di samping sang pungwolju.

"Sudah bertahun-tahun tinggal di istana masih saja telat bangun. Prajurit macam apa kau ini? Bisa-bisa ratu mati jika kau tidak bisa bangun lebih pagi untuk melindunginya."

Taehyung melenguh dan memasang raut wajah cemberut. Bukan merutuki ucapan Wi-hwa barusan tapi dia masih merasa sakit karena pantatnya perih.

Klontang

Pria botak yang dianggap sebagai algojo bagi para hwarang langsung membanting ember kosong yang tadi dipegang olehnya tepat di samping Taehyung. Pemuda itu meringis, susah payah bangkit dari lantai yang basah dan segera masuk ke kamar.

"Cepat bersiap-siap karena lima menit lagi Ratu Jisoo akan datang."

Di dalam kamar, empat teman (agak meragukan jika disebut teman) sudah bersiap-siap. Mereka memandangi Taehyung tanpa peduli melihat dia yang basah kuyup.

"Kau harus bersihkan lantainya nanti."

"Ya, bisa-bisa kami jatuh terpeleset."

Mereka berjalan dan sengaja menyenggol pundak Taehyung sampai tubuhnya jadi terhuyung.

"Minggir bodoh, kami mau lewat!"

Taehyung tidak menghiraukan perkataan kasar dan cekikikan dari mereka. Ini masih pagi dan Taehyung tidak mau menghabiskan tenaganya untuk menghajar mereka.

Selepas kepergian mereka, barulah Taehyung berganti pakaian tanpa mandi. Dia sudah diguyur dengan seember air dingin pagi ini. Taehyung tidak mau ambil pusing. Kalau dia nekat mandi kemungkinan besar dia akan terlambat dan dihukum harus lari mengelilingi lapangan seratus kali.

Taehyung berlari tergopoh-gopoh sambil membenarkan sabuk dan ikat kepalanya. Dia berdiri di barisan paling belakang. Taehyung sudah harus berpakaian rapi karena para hwarang akan bertemu dengan ratu sebentar lagi.

.
.
.
.
.

TBC?

Even If I Die, It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang