part 18

4.9K 564 18
                                    

Taehyung mengalirkan air dari ember kecil untuk membasuh darah yang mengotori telapak tangannya. Ada bagian tertentu yang sulit dihilangkan, terutama di sela-sela kuku jarinya karena darahnya sudah mengering. Bekas-bekas air mata masih tampak nyata di kedua pipi Taehyung. Dia tidak sempat berpikir untuk menghilangkan air mata supaya wajahnya terlihat baik-baik saja. Tak jauh di belakangnya ada Jungkook yang berdiri dan memandangi punggung kecil itu dari jauh. Hembusan nafas berat keluar dari celah bibirnya, sebelum akhirnya dia memberanikan diri untuk menghampiri pemuda yang baru saja menyelesaikan kegiatan bersih-bersihnya.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Jungkook setelah berdeham rendah. Taehyung mendongakkan kepalanya menunjukkan tatapan menyedihkan. Kembali beralih membasuh ujung-ujung pakaiannya yang ternoda.

"Kritis."

Singkat tetapi cukup jelas untuk menggambarkan kondisi Seojoon saat ini. Jungkook menghela nafas lega karena nyawa hwarang itu bisa diselamatkan.

"Taehyung, kau belum makan sejak meninggalkan pertempuran."

Taehyung membuang sisa air lalu menenteng ember kosong. Ditatap kembali Jungkook dengan raut menyedihkan, dia menggeleng lemah.

"Aku sedang tidak nafsu makan."

Taehyung berlalu melewati Jungkook begitu saja. Namun Jungkook tidak suka melihat tanggapan Taehyung yang mengacuhkan perhatiannya. Jungkook beralih dengan menahan tangan Taehyung hingga empunya mengerang pelan.

"Sakit, Jungkook."

"Jangan bersikap egois, pikirkan juga dirimu, Taehyung."

Taehyung menggeliat, meminta Jungkook melepas tangannya namun sia-sia. Cengkeraman pada sekujur pergelangan tangannya semakin kuat. Taehyung kembali meringis dan merasa Jungkook sudah keterlaluan.

Brug

Taehyung menjatuhkan ember di tangan satunya untuk membantu melepas tangan lain yang masih dicengkeram oleh Jungkook.

"Jungkook, ini benar-benar sakit, argh,"

"Kau yang menyakiti dirimu sendiri, Taehyung. Aku sama sekali tidak bergerak. Kau lihat?"

Taehyung menghela nafas pendek. Sepertinya dia tidak akan mampu melawan perintah dari Jeon Jungkook. Taehyung sedang dalam kondisi lemah secara fisik dan mental, dan Jungkook sangat mengerti akan hal itu.

"Baiklah aku akan makan, tapi setelah melihat keadaan Seojoon hyung."

Jungkook melepas cengkeramannya dari Taehyung. Sebelum pergi, Taehyung menyempatkan diri untuk mengambil ember yang tadi dijatuhkan olehnya. Jungkook masih tetap memperhatikan gerak-geriknya namun Taehyung hanya diam dan kembali mengacuhkan dia.

.
.
.
.
.

Kedatangan Wi-hwa ternyata lebih awal dari yang telah diperkirakan. Sang pungwolju tiba di perkemahan setelah subuh bersama satu pasukan nangdo. Wi-hwa mengikutsertakan tabib hwarang, Kim Taeyeon dalam perjalanan kali ini. Kehadiran gadis itu disambut baik oleh Taehyung.

"Kau baik-baik saja?" tanya Taeyeon setelah mengakhiri pelukan dengan sang adik. Taehyung mengangguk dan menunjukkan kesedihan setelah menyebutkan kondisi Seojoon. Tanpa berlama-lama, Taehyung langsung membawa Taeyeon masuk ke dalam tenda Seojoon. Tabib itu segera memeriksa luka dalam yang diderita Seojoon. Sementara di belakangnya, Taehyung menunggu.

"Apa kondisi Seojoon hyung semakin parah? Setelah aku memberi pertolongan pertama, dia langsung tidak sadarkan diri dan belum juga pulih."

"Kau sudah melakukan yang terbaik, Taehyung-ah," puji Taeyeon. "Aku akan siapkan obat ramuan untuk menyembuhkan luka dalam Seojoon."

Even If I Die, It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang