Kelopak mata Jungkook mengerjap pelan. Setelah mengumpulkan kesadaran, dia meregangkan tubuh besarnya dan mengusap mata, masih di pangkuan Taehyung yang setia menunggu tidurnya.
"Berapa lama aku tertidur, hnng ?" gumam Jungkook.
"Cukup lama sampai pakaianku jadi kering semua," jawab Taehyung sambil tertawa kecil. Rupanya Jungkook tertidur sangat lama sampai langit didominasi oleh warna jingga. Setelah Taehyung melipat pakaiannya, mereka pun kembali menyusuri jalan ke dalam hutan dan berpisah di jalan setapak. Jungkook mengambil jalan ke kiri menuju tempat persembunyiannya, sementara Taehyung menuju ke kanan kembali ke pondok hwarang.
Sebelum benar-benar berpisah, Jungkook menarik tangan Taehyung dengan lembut dan berucap terimakasih karena sudah mau menemani Jungkook seharian ini.
Taehyung tak dapat menahan diri untuk tidak tersenyum. "Suatu kehormatan bagiku bisa meluangkan waktu untuk Yang Mulia."
"Astaga sudah kukatakan berapa kali jangan panggil aku Yang Mulia lagi jika kita sedang berduaan," Jungkook nampak jengkel, tapi Taehyung membalasnya dengan tertawa kecil.
Melihat Taehyung yang tersenyum manis membuat sang pangeran menutup perpisahan mereka dengan mengecup singkat bibir Taehyung. Dia terkejut dan hendak melayangkan serangkaian kalimat protes.
"Jangan melakukan seperti itu lagi," gerutu Taehyung sambil memalingkan wajahnya dari Jungkook karena malu.
"Tapi aku suka melakukannya." Jungkook melempar tawa tanpa dosa. Tak menyadari bahwa hal itu malah membuat Taehyung semakin merona hebat.
"Kau terus mencuri ciuman dariku, dan ini sudah dua kali!"
"Tiga kali, Taehyung," ralat Jungkook.
"Tiga kali?"
"Malam ketika aku menjengukmu, ingat? Aku mencium kau yang sedang tertidur."
Taehyung terperangah dan refleks menyentuh bibirnya. Dia pikir ciuman itu hanya mimpi. Memang rasanya seperti sungguhan. Tapi dia sama sekali tidak menyangka. Taehyung pikir ciuman pertamanya dengan Jungkook itu semalam.
"Kita bertemu lagi pekan depan."
"Hmm," Taehyung mengangguk semangat. "Sampai jumpa."
Jungkook sudah berbalik dan berjalan ke arah menuju tempatnya. Tiba-tiba saja Taehyung memanggilnya.
"Jungkook!"
"Ya?" Jungkook menoleh dengan semangat. "Ada apa Taehyung?"
"Hati-hati di jalan."
Jungkook tersenyum kecil seraya menggangguk dan berlalu. Taehyung pun melanjutkan perjalanan pulang sebelum hari mulai gelap.
.
.
.
.
.Setibanya di pondok hwarang, Taehyung terkesiap melihat Jihan yang berada persis di depan pintu ruang kamar para hwarang. Sedari tadi yang Jihan lakukan hanyalah berjalan mondar-mandir seperti sedang bimbang. Bahkan pemuda itu masih memakai seragam hwarangnya.
"Loh, Jihan hyung tidak pulang?" gumam Taehyung.
Taehyung jadi merasa segan untuk masuk kesana karena pasti mereka akan berpapasan. Kalaupun Taehyung duluan yang menyapa duluan, Jihan pasti tidak akan membalas dan mungkin mendelik tidak suka.
"Ah, Taehyung berhenti berpikiran yang buruk. Apa aku sapa Jihan hyung saja?"
Taehyung memutuskan untuk masuk ke kamar tanpa menegur atau berbasa-basi pada Jihan. Lagipula posisi Jihan sedang membelakanginya. Jadi Taehyung melangkah pelan-pelan, sambil memikul keranjangnya. Berusaha tidak membuat suara sekecil apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Even If I Die, It's You
FanfictionKisah cinta seorang prajurit hwarang dengan calon raja Silla. • hwarang!au • boyslove • KookV ✨Inspired by drama titled Hwarang: The Poet of Warrior Youth Remake © de uthie Start: June 1st 2017 End: October 1st 2017 🏆 21 in Historical Fiction 🏆 20...