part 15

5.4K 584 21
                                    

Tidak hanya Jungkook, Taehyung sama terkejutnya ketika Ahnji menyebut bahwa usia Ratu tidak akan bisa hidup lebih lama lagi. Dilihat dari riwayat penyakitnya yang parah, Ratu Jisoo juga tidak pernah rutin meminum obat yang sudah dibuatkan oleh Ahnji. Beliau hanya meminum obatnya jika merasakan sakit. Selebihnya mengabaikan rasa sakit yang di derita olehnya. Ratu Jisoo juga memiliki kebiasaan buruk meminum minuman yang mengandung alkohol ketika stress. Berkali-kali dia sudah diperingatkan, namun semua itu hanya dianggap angin lalu olehnya.

"Apa kondisinya separah itu? Sampai menyangkut kematian?"

Ahnji mengangguk pelan, mengiyakan maksud Jungkook. Seharusnya Jungkook senang kalau wanita tua itu akan mati, kelak dia akan menggantikan posisinya sebagai pemimpin Silla. Namun Jungkook sama sekali tidak berpikir demikian. Walaupun dia dan ratu saling bertentangan, Jungkook tetaplah anaknya. Dia mulai mengkhawatirkan kesehatan ibunya.

"Abeoji yakin tidak ingin ikut bersama kami?"

"Tidak, Taehyung. Abeoji akan pergi jika waktunya akan tiba."

"Tapi Noona pasti merindukanmu."

"Tolong sampaikan salamku untuk Taeyeon."

"Baik, Abeoji."

Jungkook bergeming memandangi Silla dari jendela kamarnya. Taehyung tahu pemuda itu masih syok atas ucapan ayahnya tadi. Maka dari itu Taehyung menghampirinya. Ikut berdiri di samping Jungkook dan meraih tangan kekarnya untuk digenggam dengan erat.

"Kau harus membahagiakan Yang Mulia, Jungkook. Sebelum semuanya terlambat."

"Bagaimana caranya, Taehyung?"

"Tentu saja dengan menjadi Raja Silla."

"Tapi dia tidak menginginkan hal itu terjadi."

"Aku yakin Yang Mulia menginginkan hal tersebut. Semua orang pasti memimpikannya Silla dipimpin oleh seorang raja. Namun beliau masih belum siap menghadapinya. Tugasmu adalah memberikan kepercayaan untuknya. Sama halnya dengan yang kulakukan padamu. Awalnya aku takut untuk mencintaimu namun kakakku menganjurkan agar aku memberimu kepercayaan bahwa kau memang tulus dan murni mencintaiku."

Jungkook menatap Taehyung lekat. Senyum kecil tertoreh melalui bibir tipisnya. Jungkook mengangkat tangannya yang digenggam oleh Taehyung dan mengecup punggung tangan itu dengan lembut. Taehyung memiringkan kepalanya di bahu Jungkook dan mulai memejamkan mata.

"Apa kau sudah mengantuk?"

"Hmm," gumam Taehyung pelan yang disertai anggukan kecil. Jungkook menggendong tubuh kurus itu dan membawanya ke tempat tidur.

"Jungkook— apa yang kau lakukan?" Taehyung yang baru saja memejamkan mata langsung histeris.

"Katanya tadi kau mengantuk, lebih baik kau tidur."

Taehyung tidak bisa melawan dan berakhir dengan berbaring di kasur. Jungkook ikut merebahkan diri di samping Taehyung. Setiap kali tidur bersama pasti Taehyung selalu gugup, apalagi tadi Jungkook menggendongnya segala. Wajah Taehyung semakin merona merah.

"Pejamkan mata dan tidurlah, aku tahu kau juga lelah," ucapnya seraya membelai pipi Taehyung. Pemuda itu meringkuk di depan Jungkook dan mulai menyelam pulau mimpi. Sementara Jungkook sendiri masih belum bisa tidur memikirkan nasib ibunya.

Even If I Die, It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang