part 7

6.9K 764 37
                                    

"Kenapa Yang Mulia melakukan ini?"

"Taehyung—"

"Kenapa Yang Mulia membiarkan Hamba melihat wajah Yang Mulia?"

"Taehyung aku bisa jelaskan—" Jungkook hendak meraih tangan Taehyung namun pemuda itu dengan gesit menghindar. Taehyung kembali menatap Jungkook namun terlihat tidak suka. Kemudian dia memalingkan wajah ke arah lain karena canggung.

Taehyung pun segera beranjak berdiri. Angin apa yang membuat dirinya tergerak hingga berani menggeser pintu. Dengan sigap Jungkook menarik pergelangan tangannya sampai Taehyung nyaris jatuh ke pelukanya. Kalau-kalau saja Taehyung tidak menahan beban tubuhnya.

"Lepaskan tanganku!" pinta Taehyung dengan suara pelan namun tegas dan tersirat akan sebuah perintah.

"Tidak akan kubiarkan!"

Taehyung mengerang ketika dia memutar tangannya berusaha melepaskan diri. Pegangan tangan Jungkook makin kuat dan justru membuat pergelangan tangannya semakin sakit.

"Lepaskan!" Kali ini nada suara Taehyung semakin meninggi dan dia berani memerintah tanpa memberi embel-embel 'Yang Mulia'.

"Berani-beraninya kau memberi perintah pada calon Raja!"

"Lalu apa yang akan Yang Mulia lakukan pada Hamba? Yang Mulia akan kembali mengancam Hamba sama seperti pertama kali kita bertemu? Membunuh Hamba seolah-olah nyawa ini tidak berharga?"

"Taehyung— tunggu, kau salah."

"Kau menyakitiku!" sentak Taehyung dengan suara bergetar. Jungkook reflek melepas pegangannya, membiarkan Taehyung pergi dan menangis.

Taehyung kembali lagi ke pondok hwarang. Selama perjalanan tadi dia merasa lelah karena terus berlari sambil menangis. Kini dia duduk meringkuk di depan kolam teratai seorang diri. Menempatkan dagunya pada kedua lutut yang sengaja dia tekuk.

Taehyung merenung dalam diam. Kembali berpikir kenapa ratu dan pangeran sangat suka mengancamnya? Kenapa harus Taehyung? Hidupnya sudah cukup rumit dengan ayahnya yang menjadi 'tawanan' ratu. Sekarang dia harus dihadapkan dengan pangeran—anak dari Ratu Jisoo yang merupakan calon Raja Silla—yang punya sifat tak jauh berbeda dari ibunya. Meski keduanya terlibat konflik yang tidak Taehyung ketahui kenapa. Yang Taehyung takutkan selama ini pun akhirnya terjadidia terjebak di antara keduanya.

Taehyung menyesal meminta pangeran melindungi Taeyeon. Tak jauh berbeda dengan Ratu Jisoo dulu yang awalnya hendak melindungi ayahnya. Kemudian mengancam Taehyung dengan menggunakan ayahnya jika dia tidak menuruti kehendak sang ratu untuk memasukkannya ke dalam hwarang. Taehyung takut jika suatu hari nanti pangeran akan menggunakan Taeyeon untuk mengancamnya jika Taehyung tidak menuruti permintaannya.

"Kim Taehyung, kenapa kau menangis?"

Taehyung mendongakkan kepalanya, menunjukkan wajahnya yang sudah dipenuhi jejak air mata. "Seojoon hyung?" Suaranya jadi serak karena dia terus menangis selama berjam-jam.

"Kenapa menangis di saat hari ini kau bertambah tua, hmm ?"

"M-memang orang yang sudah tua tidak boleh menangis?"

Seojoon tersenyum tipis mendengar penuturan lugu itu. "Tidak ada yang melarang. Orang yang sudah tua pun boleh menangis. Tapi bolehkah hyung tahu kenapa kau duduk sendirian disini dan menangis?"

"Aku habis bertengkar dengan kakak hanya karena aku menginginkan kehadiran abeoji di hari ulang tahunku. Hyung tahu kan kalau ayahku tidak diperbolehkan bertemu dengan anak-anaknya oleh ratu?"

Seojoon mengangguk, dia tahu sekali masalah lama Taehyung. Meski tidak begitu detil yang jelas dia tahu tentang kondisi ayah Taehyung dan alasan Taehyung yang bergabung ke dalam hwarang. Pemuda dewasa itu mengusap air mata yang mengalir di pipi Taehyung dan mencoba menenangkan perasaan Taehyung dan mengatakan kalau ayahnya pasti baik-baik saja.

Even If I Die, It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang