Even If I Die, It's You

part 2

Taehyung berlari tergopoh-gopoh sambil membenarkan sabuk yang belum terikat sepenuhnya. Di giginya ada ikat kepala yang belum dia pakai. Bahkan rambutnya saja belum disisir dan nampak awut-awutan. Taehyung berdiri di barisan paling belakang. Sebelum ratu datang dia sudah harus berpakaian rapi karena kalau tidak Wi-hwa akan kembali menghukumnya.

Taehyung sudah mengikat kencang kain di kepalanya tepat di waktu sang ratu datang. Taehyung masih mencuri kesempatan untuk membenahi penampilan sebelum ratu benar-benar duduk di singgasana.

Setelah memberi penghormatan pada pemimpin negeri Silla, beliau tersenyum menatap para hwarang yang kini telah menjadi miliknya. Pandangannya tertuju pada pemuda Kim yang masih membenarkan sepatunya.

Taehyung tertegun melihat sang ratu yang menatapnya. Meski posisi mereka berada dalam radius beberapa puluh meter namun Taehyung dapat mengetahuinya dengan jelas.

Taehyung reflek menundukkan kepalanya karena gugup. Sebuah seringai tipis muncul dari sudut bibir yang dipoles pewarna semerah warna darah itu.

Ratu Jisoo mengumumkan bahwa dua minggu lagi adalah hari ulang tahun raja Silla. Sudah jadi tradisi bagi kerajaan mengadakan pesta perayaan besar-besaran demi memperingati hari istimewa tersebut. Khusus tahun ini hwarang turut andil dalam memeriahkan pesta.

Selama berdiri di tengah lapangan, tubuh Taehyung gemetar. Semalam dia tidur di lantai tanpa mengenakan alas. Pagi harinya dia diguyur dan melewatkan sarapan. Sekarang Taehyung harus bertahan di bawah terik matahari. Sungguh malang nasib pemuda itu. Taehyung berharap semoga ratu itu cepat pergi dari sini. Dia ingin sekali pergi berlari menemui kakaknya.

.
.
.
.
.

Kim Taehyung hanya seorang anak dari seorang tabib biasa. Ayahnya cukup dikenal karena kebaikan hatinya yang suka merawat dan memberi obat pada rakyat yang miskin dengan tulus tanpa meminta imbalan. Selain itu, ayahnya juga menjadi tabib pribadi Ratu Jisoo. Taehyung tidak tahu kenapa ayahnya bisa dikenal oleh ratu. Yang jelas kejujuran ayahnya membuat sang ratu percaya dengan apa yang dikerjakannya. Karena ratu sering jatuh sakit alhasil tabib Kim dibawa ke istana untuk tinggal, bersama dengan dua anaknya, si kecil Taehyung dan kakaknya Kim Taeyeon.

Sejak usia 12 tahun, Taehyung tinggal di lingkungan kerajaan. Dia sudah mengenal seluruh lapisan masyarakat yang tinggal di istana, mulai dari yang berkasta rendah seperti pelayan, pengawal sampai komandan Hyun yang selalu mendampingi ratu pun mengenalinya. Taehyung juga paham seluk beluk tempat megah tersebut, termasuk tempat-tempat rahasia di dalam istana.

Negeri Silla dikenal dengan pemimpinnya tanpa raja. Konon katanya raja sudah meninggal akibat jatuh sakit. Sampai saat ini negeri kecil tersebut dipimpin sang ratu seorang diri.

Demi memperkuat pertahanan kerajaan, sang ratu mencetuskan ide dengan membentuk resimen militer berisi prajurit muda dan tampan yang disebut Hwarang. Para putera dari keturunan bangsawan yang memiliki paras menarik diambil untuk dijadikan tentara sang ratu. Meski sempat ada pro dan kontra terkait pembentukan Hwarang pada akhirnya keinginan ratu terkabul karena dua per tiga dari jumlah keseluruhan menteri menyetujui perihal ide tersebut.

Ratu Jisoo tahu bahwa putera tabib Kim akan tumbuh besar dan pasti menimbulkan kecurigaan dari pihak kementerian. Oleh karena itu Taehyung dikirim ke pondok dan menjadi Hwarang pilihan ratu. Semua ini dilakukan demi melindungi keluarga Taehyung serta nama baik sang Ratu.

Namun para menteri mengetahui hal tersebut, begitu juga dengan putera-putera mereka yang telah bergabung menjadi Hwarang. Beberapa ada yang cemburu karena Taehyung dianggap sebagai anak emas ratu. Sisanya tidak peduli soal hal itu. Namun ada juga menteri yang mencurigai bahwa Taehyung merupakan putera sang ratu yang sengaja diganti identitasnya. Pasalnya mereka tahu bahwa Ratu Jisoo memiliki seorang putera yang disembunyikan sejak lama. Selama ini baru puterinya saja—Somi yang ditunjukkan kepada publik.