part 12

5.2K 572 44
                                    

Terhitung empat belas hari setelah Jihan memberi laporan kepada Park Youngshil, salah seorang hwarang dilaporkan menghilang sejak semalam.

Hwarang yang hilang itu bernama Lee Minhyuk. Tidak ada yang tahu pasti dimana Minhyuk berada saat ini. Terakhir, salah satu teman sekamar Minhyuk melihat pemuda yang ceria itu izin keluar sebentar dan tak kunjung kembali. Teman sekamarnya segera melaporkan kejadian tersebut pada Wi-hwa.

Sebagai pungwolju, Wi-hwa segera mengambil tindakan sebelum terjadi hal yang sama. Khusus hari ini para hwarang diliburkan dari segala kegiatan belajar-mengajar, sekalipun itu latihan. Mereka tidak diperbolehkan keluar dari pondok selama beberapa hari ke depan sampai ditemukannya Minhyuk. Wi-hwa sibuk menyerukan beberapa petuah kepada para hwarang yang sedang berbaris.

"Bagaimana keadaan Minhyuk hyung saat ini?" tanya Taehyung pada Seojoon. Pemuda itu hanya merangkul Taehyung dan mengusap bahunya lembut seraya menenangkan.

"Kita hanya bisa berdoa dan menunggu. Sampai saat ini penculiknya juga belum meninggalkan jejak apapun."

Jihan dapat menangkap adanya kecemasan dari raut wajah Taehyung. Beberapa kali pemuda itu sibuk membicarakan Minhyuk dengan Yoonwoo dan Seojoon. Jihan benci melihat respon Taehyung tidak sesuai dengan yang dia harapkan. Seharusnya Taehyung cemas karena hwarang tidak diperbolehkan keluar, apalagi menemui kekasihnya yang merupakan seorang calon raja itu. Tapi justru yang Jihan lihat saat ini Taehyung cemas memikirkan nasib Minhyuk.

"Apa peduliku dengan dia," gerutu Jihan yang kesal sendiri.

Wi-hwa segera melaporkan masalah ini pada Ratu Jisoo. Sang ratu ingin menutup kasus ini rapat-rapat agar tidak sampai terdengar ke telinga orangtua Minhyuk, apalagi rakyat Silla. Namun pencarian Minhyuk akan tetap dilakukan.

.
.
.
.
.

Satu hari berlalu dan semuanya nampak baik-baik saja.

Selang beberapa hari berikutnya satu hwarang kembali hilang. Dua hwarang lain pun menyusul. Mereka hilang bak ditelan bumi. Setelah hwarang keempat hilang, Wi-hwa mendapat sepucuk surat berisikan ancaman untuk ratu.

Jika kalian bertanya bagaimana dengan keadaan para hwarang. Maka jawabannya adalah mereka baik-baik saja. Segera tunjukkan wajah calon raja pada Silla sebelum hwarang miliknya kami temukan.

"Siapa yang menulis surat ini? Berani-beraninya dia memberi ancaman seperti ini," keluh Ratu Jisoo seraya meremas kertas lusuh itu.

"Kau sudah tahu maksud dia. Jadi jangan berpura-pura," sahut Wi-hwa pelan.

"Apa maksudmu?"

"Si pengirim surat sudah tahu wajah calon raja."

Deg

Ratu Jisoo menatap nyalang pada Wi-hwa. Yang dia takutkan selama ini pun akhirnya terjadi. Seseorang telah mengetahui identitas calon raja.

"Raja apa maksudnya? Raja sudah mati."

"Jangan mencoba mengelak. Segelintir orang di istana pun sudah mengetahui bahwa kau memiliki keturunan seorang putera."

"Kau juga mengetahuinya?"

Melihat Ratu Jisoo yang mulai panik membuat Wi-hwa mengulum senyum tipis. "Aku sudah mengetahui beberapa rumor dan kabar simpang siur mengenai calon raja."

Ratu Jisoo menghela nafas pendek. Cepat atau lambat pasti semua orang akan mengetahuinya. Apalagi akhir-akhir ini Jungkook sering bolak-balik ke istana. Seseorang pasti telah mengetahui perbuatannya.

"Ketika kau melantikku menjadi pungwolju, beberapa kenalanku bahkan sempat menanyakan kebenaran soal puteramu dimasukkan ke dalam hwarang."

"Kau percaya pada rumor bodoh itu?"

Even If I Die, It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang