part 17

4.9K 544 28
                                    

"Kumohon, dengarkan aku untuk yang terakhir kalinya. Jangan lewat perbatasan utara karena akan ada pasukan kecil yang sudah dipersiapkan untuk menyerang kalian jika kalian tetap nekat melewati jalur itu."

Sejenak Jungkook menghentikan aktivitasnya mengkaitkan tas kantung miliknya pada saddle kuda dan beralih menatap Jihan. Jungkook menghampiri sosok yang tengah duduk bersimpuh itu, bersamaan dengan membawa aura kelam yang luput dari indera penglihatan siapapun. Semua dapat merasakan aura gelap dari sang pangeran hingga membuat sekujur tubuh mereka menegang kaku. Tangan Jungkook menarik kasar kerah jeogori yang dikenakan Jihan hingga dia nyaris terhenyak dari permukaan tanah.

"Yang Mulia!" pekik Taehyung mendapati perlakuan kasar Jungkook pada Jihan.

"Katakan, apa ada lagi yang masih belum kami ketahui darimu?" tanya Jungkook yang menggeram rendah, rahangnya terkatup rapat dan mengeras.

Nafas Jihan tercekat, susah payah dia berbicara saat tangan Jungkook melingkar pas di lehernya, dia sengaja menekan dengan frekuensi tenaga yang cukup kuat seolah ingin menutup akses udara yang masuk ke dalam sana. Jihan menggeleng lemah, membuat Jungkook melepas cekikan pada akhirnya hingga Jihan terjatuh lalu terbatuk-batuk hebat.

"Berputarlah lewat Baekje, mungkin kalian akan sampai lebih lama tapi itu satu-satunya cara yang lebih aman," ucapnya masih diimbuhi suara serak yang mendominasi.

"Ada berapa jumlah orang dalam satu pasukan itu?"

"Dua sampai tiga puluh orang mungkin? Entahlah, tapi mereka pasti menyiapkan lebih dari satu pasukan, jadi berhati-hatilah."

"Yang Mulia percaya dengan ucapannya? Bisa saja dia menipu untuk menyudutkan kita semua agar pergi ke Baekje, setibanya disana pasukan yang dia maksud akan menyerang kita," sergah Minho penuh curiga.

Intuisi Jungkook mengatakan untuk mempercayai ucapan Jihan. Namun pendapat yang disampaikan Minho juga tidak dapat diabaikan. Semua ini membuat Jungkook dilema, namun sebagai pemimpin dalam perjalanan ini dia harus dapat memutuskan dengan cepat dan tetap mempertimbangkan segala resiko yang akan terjadi demi keselamatan para hwarang.

Jungkook segera menaiki kudanya dan menatap seluruh anggota. "Kita putar arah ke Baekje dan bawa dia ikut bersama kita."

"Apa? Yang Mulia mau membawa orang itu?" tanya Minho sambil menunjuk ke arah Jihan dan memandang Jungkook tidak percaya.

Jungkook mengangguk tanpa ragu. "Kita tetap butuh informasi darinya, tentang pasukan itu, seperti apa mereka dan kelebihannya. Kita akan bicarakan lagi setelah makan siang."

Setelah mengakhiri makan siang, Jihan memberi informasi yang dia ketahui sedetail mungkin. Komplotan penculik bertopeng putih itu memang biasa di sewa oleh sejumlah para petinggi dan tidak segan untuk membunuh sandera dan sasaran yang diancam jika terdesak. Mendengar semua itu, pun akhirnya Jungkook memutuskan untuk memutari bagian barat Baekje dan mereka akan tiba di perbatasan utara negeri kecil itu pada pagi hari berikutnya. Meskipun harus mengulur waktu satu hari, itu jauh lebih baik karena Jungkook masih tidak ingin melawan pasukan itu secara langsung. Jungkook akui kemampuan bela diri dia sudah mumpuni, apalagi Jimin mendapat bekal militer sejak kecil. Sebagai nangdo, pengalaman Jung Hoseok pasti jauh lebih banyak dari para hwarang. Meskipun Jungkook sudah mendengar dari mulut ke mulut kalau kemampuan Seojoon, Minho, Hyunshik dan Jihan secara fisik cukup unggul, mereka semua belum pernah memiliki pengalaman bertarung yang sesungguhnya. Sejauh ini mereka hanya dilatih dan lawan bertarung mereka pasti adalah sesama hwarang sendiri yang berarti kemampuan beladiri-nya masih jauh di bawah rata-rata.

Lantas Jungkook memikirkan tentang Taehyung. Pemuda itu tidak boleh tergores luka sekecil apapun, apalagi sampai meregang nyawa. Walaupun semangat Taehyung menggebu-gebu tapi kalau kemampuannya masih rendah percuma saja. Jungkook sangat mengkhawatirkan Taehyung-nya dan dia tidak ingin meletakkannya dalam lingkaran bahaya.

Even If I Die, It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang