part 8

6.5K 720 22
                                    

Taehyung tidak mungkin menyebutkan kepada siapa dia jatuh cinta, termasuk pada Seojoon— hyung kepercayaannya. Karena Taehyung sendiri tidak tahu apakah yang dia rasakan saat ini pantas disebut jatuh cinta.

Taehyung tidak tahu apakah sikap pangeran selama ini tulus padanya. Namun, mengingat calon raja itu pernah datang di malam hari dan rela menyamar sebagai pengawal hanya untuk melihat kondisi Taehyung pasca kecelakaan, pemuda itu kembali mempertanyakan motif pangeran yang sesungguhnya. Apalagi sekarang Taehyung sudah melihat wajahnya. Kesempatan yang tidak mungkin datang dua kali untuknya. Taehyung masih dapat mengingat setiap jengkal rupa sang pangeran. Memikirkannya saja membuat Taehyung yang hanya seorang rakyat biasa merasa diistimewakan.

"Aku tidak yakin hyung apa yang kurasakan ini jatuh cinta," sahut Taehyung pelan.

"Kenapa kau merasa tidak yakin?"

Taehyung mengedikkan bahunya seraya berucap 'entahlah'. Sejujurnya ini kali pertama ada yang mengungkapkan ketertarikan pada Taehyung yang masih tabu dengan apa yang disebut cinta.

"Sebaiknya kau mengenal siapa dan bagaimana orang itu terlebih dahulu sebelum membiarkan perasaanmu padanya lebih jauh. Hyung hanya tidak ingin kau tersakiti."

"Tenang saja hyung, aku bisa menjaga diri," sahut Taehyung sambil menepuki dadanya.

.
.
.
.
.

Taehyung mengetuk pintu ruang kerja Taeyeon perlahan. Satu-dua ketukan, dia belum mendapat jawaban. Bermodal nekat, pun akhirnya Taehyung memberanikan diri untuk menggeser pintu dan melenggang masuk ke dalam. Sosok yang dicari pun tak berada disana. Membuat Taehyung bertanya-tanya dimana keberadaan sang kakak saat ini.

Taehyung tidak dapat menunggu lebih lama karena dia sudah harus kembali ke ruang belajar. Alhasil dia meninggalkan pesan untuk sang kakak melalui tinta hitam yang ditoreh diatas secarik kertas putih. Di dalam surat itu Taehyung meminta maaf dan mengungkapkan betapa dia menyayangi sang kakak dan akan menghabiskan sup daging yang tidak dia habiskan semalam.

Pikiran Taehyung kembali tertuju pada pangeran. Haruskah dia meminta maaf juga? Sikap Taehyung yang semalam memang jauh berbeda dari biasanya. Tapi Taehyung tidak berani jika harus datang ke pondok pangeran seorang diri lalu bersujud dan meminta maaf. Karena selama ini dia selalu diantar oleh pengawal pribadi pangeran. Taehyung pikir mungkin dia harus menunggu beberapa hari lagi dan memantapkan hati untuk menemui pangeran.

.
.
.
.
.

Jungkook benar-benar kacau. Niatnya ingin memberi kejutan pada Taehyung di hari ulang tahunnya dengan menunjukkan diri sebagai calon raja sesungguhnya jadi berantakan. Dia sama sekali tidak tahu kalau hidup Taehyung serumit ini. Taehyung terlalu pintar menyembunyikan semuanya. Tapi sorot matanya tidak dapat berbohong. Hati Jungkook sangat sakit begitu mendengar bahwa ibunya sendiri yang membuat Taehyung seperti ini.

Bukan Jeon Jungkook namanya jika dia menyerah. Dia akan meminta maaf pada pemuda itu. Sementara Jungkook harus bersabar dan menunggu sampai perasaan Taehyung jadi lebih baik. Selagi menunggu, Jungkook hanya bisa mengandalkan bantuan Jimin yang terus memantau Taehyung secara diam-diam.

Pada akhirnya Jungkook jengah juga. Dia ingin melihat Taehyung meskipun itu hanya tiga detik. Jungkook tidak dapat menahan diri lagi hingga dia kembali ke istana. Jimin pun menemani sang pangeran demi menjaga tuannya, karena itu sudah jadi tanggung jawabnya seumur hidup.

Sangat sulit bagi Jungkook untuk melihat Taehyung di malam hari. Pikirnya mungkin pemuda cantik itu sudah berada di dalam kamarnya. Mungkin saat ini keberuntungan sedang tidak berpihak pada Jungkook.

"Jadi Yang Mulia mau terus menunggu sampai kapan?"

Helaan nafas berat terdengar dari mulut Jungkook. "Aku harus menemui Ratu."

Even If I Die, It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang