6. Tarawih

1.8K 361 96
                                    


"Jadi gimana nih?" suara Reynand memecah kebegoan.

"Ya intinya kalian ikutin aja gerakan gue, jangan ribut." Ardhani mengakhiri khotbah tentang tarawih. Sialnya, enam makhluk dihadapannya ini masih antara batas dunia nyata dan dunia sebelah makanya dari tadi gak paham-paham.

"Kita 8 rakaat tarawih terus 3 rakaat witir. Witirnya nanti dibagi jadi 2 sama 1. Ikutin gerakan gue, paham lu semua?" ulang Ardhani sekali lagi sambil menjelaskan pakai jari-jarinya, biar lebih afdol katanya.

"Ini gue, Chandra, Rani sama si Bintang pake mukena apa pake peci?"

Allahuakbar.

Keenan langsung dapat tatapan judes dari  Vian atau yang dia sebut tadi Bintang dan tatapan melas dari Chandra.

Sedangkan Alvaro malah udah siap sama mukena.

"Sebenernya supaya lebih afdol kalian pake mukena sih, jadinya jamaah kita bukan cuma cowok doang. Hm.." Ardhani sudah membayangkan sambil tersenyum penuh kemenangan.

Ini namanya kesempatan dalam kebegoan.

Mumpung Keenan lagi bego hari ini.

"Lu mau nipu Tuhan kak?" si Chandra mulai nyolot. Harga dirinya sebagai laki dipertaruhkan.

"Ya kali luarnya pake mukena tapi dalamnya ada batang." Sambung Vian. Masalahnya lagi, kalo Vian pake mukena gak bakal muat, Vian nya ketinggian.

"Yaudah lah serah kalian. Gue kan cuma mau lebih afdol." Ardhani bertingkah sok paling bener dan bikin Vian sama Chandra mau ngejotos itu muka.

Akhirnya setelah lama berdebat dengan Keenan, Ardhani dan Alvaro maka sudah di putuskan kalau semuanya gak ada yang pakai mukena. Pake peci sama sarung, harga mati!

"Inget, ikutin gue." titah Ardhani sekali lagi. "Setiap gerakan gue diikuti ye, jangan pas gue sujud malah lu tendang. Nanda sama Rey, awas lu bedua." Ancem Ardhani lagi sambil nunjuk dua cowok yang keliatannya udah nyusun rencana laknat.

"Allahuakbar."

Ardhani pun memulai rakaat pertama dengan takbir. Semuanya berjalan lancar sampai mereka berdiri lagi untuk rakaat kedua.

Namun ternyata Ardhani kelamaan adu bacot sama temen-temennya tadi mengakibatkan kini dia lagi nahan buat buang angin.

"Ahh lega." Dalam hati Ardhani setelah membuang anginnya diam-diam.

Dia –Ardhani- yang merasa batal pun segera kesamping dan berjalan menuju dapur untuk berwudhu kembali, dia yakin Reynand atau Nanda yang akan menggantikan posisi imamnya.

Namun ketika dia sampai didekat tempat wudhu, ada suara grasak grusuk dari belakang.

Pas Ardhani berbalik

"ASTAGHFIRULLAH! KENAPA LU SEMUA MALAH NGIKUT?!!"

Finish

"Lah kan katanya harus ngikutin semua gerakan." – Nanda

"Gue tadi ikut-ikutan kak Vian aja." – Chandra

"Subhanallah, ternyata jalan ke dapur adalah salah satu gerakan tarawih." – Alvaro

"Mukena pink gue tadi udah gue lipat belum ya?" – Keenan

"Kita harus teriak kayak Ardhani juga ya?" – Reynand

"Ngapain sih kesini." – Vian


BabyWon, 1 Juni 2k17

Ramadhan Bersama Monsta XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang