12

6.1K 1K 38
                                    

Jimin terdiam dalam ruangannya dengan perasaan yang tak bisa ia artikan. Sesekali menghela nafas kasar. Jimin melirik buku yang berada tak jauh darinya. Well, bukan miliknya. Buku itu milik real jimin. Selama setahun penuh yang ia lakukan hanyalah berdiam dalam mansion saja dengan keseharian yang membosankan.

Sesekali ke luar negeri untuk urusan perusahaan. Tak ada yang menarik sampai Min Yoongi, namja pucat yang menjadi asisten pribadinya saat ini. Tanpa sadar jimin tersenyum kecil mengingat setiap tingkah yoongi saat berada di dekatnya. Bukan tanpa alasan Jimin mempertahankan yoongi sebagai pelayannya. 

Pertama, dirinya nyaman saat berada di dekat yoongi. Kedua, hampir setiap saat ia pikirannya selalu dipenuhi oleh namja itu. Ketiga, karena yoongi lah dirinya makin tidak ingin kembali. 

Jimin meraih buku miliknya dan mulai membacanya kembali. Buku tentang cinta. Jawaban dari semua masalah jimin selama setahun berada di buku ini. Saat suasananya makin tenang dari ruang lukis miliknya Jimin bisa mendengar suara pintu kamar Yoongi yang terbuka. 

"Sepertinya sudah ingin tidur. Haruskah aku ke kamarnya dulu,,?" batinnya. Ingin rasanya ke kamar yoongi tapi mengingat ada sosok yang tak diinginkan berada di mansionnya membuatnya menjadi mengurungkan niatnya itu.

Cklek

Jimin tersentak kaget saat pintu ruangan miliknya terbuka. Jimin pikir itu adalah Lee ahjumma ternyata bukan. Yeoja itu menatap Jimin dengan senyum anehnya.

"Apa yang kau lakukan disini,,?" tanya jimin dengan nada tak ramah.

"Humm? Aku hanya ingin melihatmu saja jimin~ah,," tiffany dengan langkah sempoyongan mendekati jimin. Hampir saja ia terjatuh namun jimin dengan cepat menahannya. 

"Wine,," tiffany tersenyum mendengar gumaman jimin. Jimin hanya bersikap biasa saja namun tak bisa ia pungkiri bau dari Wine begitu menyengat di tubuh Tiffany. Dan gerakan selanjutnya sungguh jimin tak mengharapkannya sama sekali.

Tiffany mencium bibirnya dengan cukup kasar hingga mendorong Jimin ke belakang menabrak meja miliknya. Tiffany sangat aggresif dalam ciuman ini hingga membuat manis Wine itu dirasakan juga oleh Jimin. Untuk sesaat pikiran jimin menjadi kosong. Namun, karena manisnya wine itu membuat Jimin menjadi terbuai.

Jimin dengan berani membalas ciuman itu. Hanya sesaat saja hingga dirinya sadar kalau yang ia lakukan ini salah. Dengan kasar Jimin mendorong tubuh Tiffany.

"Keluar dari ruanganku!" tegas jimin sambil mengelap bibirnya menggunakan punggung tangannya.

"Munafik. Aku tahu kau menyukainya Jimin~ah,," tiffany berucap dengan nada yang menggoda. Namun, tak berhasil menggoda Jimin. Karena dengan perintah tiffany tak ingin keluar maka tinggal satu cara lagi.

Menyeretnya keluar dengan paksa. Jimin melakukannya hingga mereka sampai didepan pintu kamar. Jimin membuka pintunya dan mendorong Tiffany keluar. Setelahnya ia kembali menutup pintu tak kalah kasar.

"Yeoja gila. Aku harus memulangkannya malam ini juga. Masa bodoh dengan  ocehan pria tua itu. Toh, ini bukan duniaku." ujarnya. Jimin mengeluarkan ponsel miliknya dan menekan nomor disana. 

📞------📞

"Selamat malam tuan---"

"Singkirkan tiffany dari mansionku. Malam ini juga."

"Tapi, nona tiffany adalah tunangan anda. Dan nyonya sudah memerintahkan untuk---"
"Singkirkan yeoja itu atau aku sendiri yang akan menyeretnya pulang!"

"Ba--baiklah tuan! Akan kami laksanakan!"

📞------📞

Jimin membanting ponselnya dengan kasar di atas kasur. Ia melepas baju miliknya menjadi setengah naked. Jimin membaringkan dirinya dan menatap langit-langit kamarnya. Sekelebat dirinya memikirkan tentang yoongi lagi. Jimin mengusap wajahnya dengan kasar hingga rambutnya sedikit berantakan.

I am Stuck [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang